[Sorry for the typo]
•
•
•
•
•
•
•
•"YAK! NICKO LOZANO ESTRELLADO!!" Nicko yang tengah bersantai di ruang tengah seketika menutup kedua telinganya begitu mendengar suara menggelegar milik Noona-nya.
"Yak! Sudah kami katakan, jangan dekat dekat dengan kami. Tapi masih saja. Aku sudah menduga kejadian tadi. Karena itu kami menyuruhmu untuk jangan terlalu dekat kami. Apakah telinga dan daya ingatmu tidak berguna lagi hah?!?" Nicko mengusap dadanya begitu mendengar bederet omelan Ara padanya.
"Noona, Noona.. Tarik nafasmu, buang perlahan, ayo lakukan terus. Tenangkan dirimu dulu, atau kau akan—" belum selesai Nicko berbicara, Ara jatuh terduduk dengan gemetaran.
"Noona!" Nicko segera berlari memeluk Ara, teman teman Ara pun seketika langsung menghampiri Ara.
Nadya menyodorkan segelas air kepada Ara untuk diminum.
"Ra, tenang. Gapapa, tidak akan ada yang terjadi. Kami disini, bersama mu." Angel berujar meyakinkan.
"Jangan dipikirkan. Aku yakin mereka tidak akan melakukan hal yang sama seperti para jalang dan bajingan itu lakukan."
Perlahan, Ara dapat menenangkan dirinya dan mendapat kesadarannya kembali.
Sebenarnya gejala panik ini jarang terjadi. Hanya terjadi ketika Ara mengalami ketakutan akan suatu hal. Ara hanya terlalu takut akan kejadian masa lalu.
"Sebaiknya kau segera naik ke atas dan merilekskan otakmu. Okay?" Ara mengangguk.
"Maafkan aku Noona." Ara sempat tersenyum kecil pada Nicko, tidak apa apa.
Mereka hanya memperhatikan Ara yang berlalu dan mulai memasuki kamarnya.
"Ya! Imma!" Reva mendepak kepala Nicko hingga pemuda itu mengaduh.
"Perhatikan tingkahmu itu bocil, jika kau tidak ingin Noona mu itu terkurung dalam kegelapan."
Mereka semua berlalu meninggalkan Nicko yang mengusap wajahnya kasar kemudian ikut masuk ke kamarnya sendiri.
Tok tok..
"Ra? Gue boleh masuk?"
Reva membuka pintu kamar itu dan memasukinya sesaat setelah diberi izin oleh sang pemilik kamar.
"Ra? Lu okay?" tanya nya pada Ara yang tengah rebahan dan membaca novel. Gadis itu bergumam sebagai jawabannya.
Reva mendekat dan ikut merebahkan diri dikasur dan menatap langit langit kamar.
"Mau ngomong apa?" Ara tentu tahu maksud kedatangan Reva ke kamarnya.
Terdengar helaan nafas pelan dari gadis satu itu.
"Menurutmu.. Bisakah kita gak pake cara gini? Jadi murid biasa aja, tanpa jadi nerd? Bukan karena aku malu, tapi aku gak suka kita diperlakuin kek gitu seolah olah kita lemah dan rendahan."
Ara bergumam menyuruh gadis itu melanjutkan.
"Kita gak perlu tunjukin identitas asli kita, tapi kita tunjukin bahwa gadis biasa yang mereka anggep lemah dan rendahan bisa kalahin mereka."
"Lagi pula, bukankah seru kalo kita bisa main sama para tikus itu?"
Ara mengangkat sudut bibirnya tertarik. Ia melupakan novel yang sedang ia baca untuk sejenak.
"Kau tau? Aku memang ingin mengatakan hal yang sama denganmu dan telah merancang sebuah ide. Tapi ku pikir, kalian mungkin tidak akan setuju."
"Hey, ayolah. Sejak kapan kami tidak setuju dengan semua ide mu?" Ara tersenyum kecil.
"Jadi.. Bisa kita lakukan itu?" Reva bangkit dan berjalan menuju pintu.
"Sure." Reva mengulas senyum kecilnya dan membuka pintu.
"Kalau begitu, aku akan memberitahu yang lainnya." Dan berlalu pergi setelah kembali menutup pintu.
"Hah.. Sepertinya akan lebih menarik."
Warga sekolah cukup terkejut melihat penampilan Ara-dkk hari ini. Mereka tak menyangka kalau para siswa yang mereka anggap nerd bisa secantik itu walau terkesan sederhana.
Yah. Hari ini ketujuh perempuan itu mengubah beberapa style mereka. Mereka tidak menggunakan kaus kaki panjang lagi, juga rambut kepangan culun mereka. Hanya sederhana, namun bisa membuat para siswa laki laki terpana akan kecantikan sederhana mereka.
"Oh wow.. Walau sederhana, mereka cantik alami." komentar Tan melihat Ara-dkk.
"Bener, cantik mereka itu sederhana." ujar Jeremy.
"Gue jadi penasaran sama penampilan mereka kalo style mereka berubah."
"Gue yakin, mereka cantik berkali lipat!"
Yang lainnya menghela nafas mendengarkan percakapan dua orang yaitu Tan dan Jeremy. Kompak sekali kalau membahas gadis gadis cantik.
"Weh, tumben dateng telat lu, Nick." sapa Hobi pada Nicko yang baru bergabung dengan mereka.
"Macet lho kak."
"Lah emang iya?"
"Iya."
"Yaudahlah, ayo ke kelas aja." ujar Jun yang sepertinya sudah risih karena tatapan para gadis yang menatap mereka memuja sedari tadi.
Mereka menyetujui ajakan Jun untuk ke kelas.
"Lu pada liat kagak reaksi anak anak waktu liat kita? Anjir, berasa artis aku tuh." Ujar Shassa.
"Iyalah, mereka pasti terpana sama kecantikan gue." Ucap Angel percaya diri.
"Mana ada, mereka tuh terpana sama ke imutan gue tauk."
"Dih kemana mana juga gue lebih cantik dan imut daripada lo." Aura membalas perkataan Vannesh.
"Ish, gak ada ya. Mereka itu terpana sama kecantikan aku!" Nadya ikut berbicara.
Ara dan Reva hanya diam mendengarkan sebelum,
"Udah deh, mereka kagum sama gue. Done." Ara menatap tak percaya pada Reva yang malah ikut ikutan.Seketika mereka tidak setuju dengan perkataan Reva dan kembali unjuk diri sebagai siapa yang paling cantik dan imut.
Ara menghela nafas jengah, walau dalam batin,
"Jelas jelas mereka itu terpana pada ku, pesona Adora memang tidak bisa dikalahkan, ck ck. Mereka saja yang tidak mau menerima kenyataan."Sudahlah kita tinggalkan saja mereka.
TBC!
Hallo?
Sudah lama sekali kan, Ra tidak up story ini?Pertama, Ra ingin minta maaf karena buat kalian menunggu.
Yang kedua, mungkin ada yang belum tau kalau Ra itu update kalau sudah merasa stroy chapter itu cukup memuaska. Jadi, tidak ada jadwal pasti, apalagi fast update.
Sebagaimana karena daring. Ra juga merasa kurang waktu untuk berpikir tentang story story yang telah Ra buat. Tapi kalau sempat tetap akan Ra selesaikan, walau dengan waktu yang sangat lama.
Ra minta maaf sekali, menyesal membuat kalian menunggu. Ra tidak memaksa kalian tetap menunggu dan stay dengan story ini. Kalau kalian ingin ya silahkan, jika tidak ya tidak apa apa.
Ra katakan sekali lagi, maaf sekali belum hisa update cepat cepat seperti biasa. Karena Ra sudah berada ditingkat akhir, Ra juga harus memastikan nilai sekolah tetap baik.
Ra harap kalian mengerti setidaknya. Terima kasih.
–Ra

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Secret
Diversos7 perempuan kaya juga memiliki otak yang cerdas. Mereka mencoba untuk hidup dan berpura pura sebagai perempuan dari kalangan biasa. Mencoba menikmati masa masa sekolah yang belum mereka rasakan sebelumnya. [Edit vers.] Ra first story book. Hope you...