CERITA 1

58 8 2
                                    

Siang ini, kelas XII MIPA 2 sangat ramai sekali daripada kelas lainnya. Entah karena sedang jamkos atau memang perempuan paling ramai di kelas sedang bertingkah. Perempuan itu adalah kamu, Wina. Siang itu tawamu kencang sekali. Lain daripada yang lain. Meski sejak satu jam yang lalu, dadamu diliputi gelisah. Entah karena apa. Semakin keras tawamu, perasaanmu semakin tidak membaik. Kau bingung bukan main tentang hatimu. Perlahan, suasana kelasmu reda tatkala kamu duduk dan mengambil ponselmu. Tak sempat mengaktifkan ponsel, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.

Tok tok tok.

Assalamualaikum.
Sebuah salam terucap. Semua mata menuju ke laki-laki itu. Hatimu benar-benar naik turun sekarang.

"Permisi, Mbak, Mas, ada panggilan dari tatib untuk Kak Wina. Ini suratnya." Surat itu diberi ke Mira, temanmu paling pojok. Kawan-kawanmu yang lain sibuk membercandaimu. Meski kau sudah terbiasa menerima surat panggilan, tetapi kali ini, rasanya berbeda sekali.

"Halah, Wina. Pasti itu rapat lagi. HUT lagi. OSIS lagi," begitulah yang terdengar sekilas. Kau mengambil suratnya, membacanya perlahan. Kau tahu, itu bukan panggilan rapat atau panggilan kepala sekolah. Ini sesuatu yang lain. Sesuatu yang tak pernah kau duga. Batinmu.

Nama : Wina
Kelas : XII MIPA 2
Pada jam : 8 s.d. selesai
Keterangan : Dijemput saudara.

Kau buru-buru merapikan buku-buku di meja dan bergegas ke tatib. Lapangan yang kau lewati sepi sunyi. Tidak ada satu orang pun yang berada di sana. Hanya kau saja, berjalan terburu-buru. Sejak menerima surat dari tatib, kau mengerti, ada hal yang terjadi. Entah apa.

Assalamualaikum.
Salammu memasuki ruangan tatib. Kau lihat, ada Bu Dina, Bu Dhea, Bu Novi, Pak Tri dan seorang perempuan yang tak asing bagimu, Tante Yeni. Tidak banyak kata, Tante Yeni membawamu ke parkiran ketika selesai izin. Kau disuruh masuk mobilnya, dan Om Arif mengendarai sepedamu.

"Ada apa, Te?" akhirnya kau berani bertanya.

MENULISLAH KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang