Sepeninggalan Aurel dan Revan, Erza, Dhafin, Yoseph, Echa dan Renata memutuskan untuk ke kantin bareng. Dulu Echa dan Dhafin sempat dekat bahkan dulu sering sekali pulang bahkan jalan bareng, tapi Dhafin tidak mau berpacaran dengan Echa, Dhafin juga suka mengekang Echa agar tidak dekat dengan cowok lain, itu yang buat Echa menyerah dan hubungan mereka pun merenggang bahkan seperti sekarang, kayak orang asing."Diem-diem bae lu Cha, Fin... dulu aja nempel mulu" sindir Renata, Dhafin duduk disamping Echa, sedangkan Renata dan Erza didepan mereka, Yoseph tadi pamit untuk mengumpulkan tugas agamanya.
"Hahaha bener Ren, lucu banget gak sih mereka kayak kita?" sahut Erza lalu menoleh kearah Renata.
Renata yang mendengar itu menggeplak kepala mantan pacarnya ketika smp dan berlanjut sampai kelas 10 sma itu.
"Ck apaansi Ren, udah ah gue mau ke kelas aja" kata Echa lalu beranjak dari tempat itu tapi langsung ditahan oleh Dhafin.
"Kalau lu gak nyaman ada gua, mending gua aja yang pergi" kata Dhafin sambil menatap Echa.
"Apaansi.." jawab Echa lalu menggempaskan tangan Dhafin yang memegang lengannya.
"Ck! Biar adil kita aja yang pergi deh... mending kalian urusin lagi cinta kalian yang belum kelar, yuk Za" kata Renata lalu menggandeng Erza pergi dari tempat itu.
Sedangkan Echa dan Dhafin masih diam.
"Cha, gue mau ngomong" kata Dhafin serius.
"Apaan si Fin? Udah deh gue .."
"Kalo lu kayak gini terus masalah kita gak bakal kelar Aresha! Stop lari dari masalah dan denger penjelasan gua dulu" sela Dhafin tegas. "Please, denger dulu penjelasan gua.. abis itu terserah lu mau gimana abis itu" kata Dhafin lembut, lalu menggenggam jemari Echa dan pergi dari sana.
Erza dan Renata sebenarnya tidak pergi begitu saja, mereka bersembunyi dibalik dinding yang membatasi cafetaria dengan toilet. Erza dan Renata sengaja melakukan itu karena gemas melihat mereka berdua.
"Echa sama Dhafin balikan, lo mau balikan lagi sama gua Ren?" Canda Erza yang mendapati pelototan dari Renata.
"Pala lo sana balikan!!" kata Renata lalu pergi meninggalkan Erza yang senyum-senyum gajelas.
"Yah kalau kayak gini gua makin jatuh sama lu Ren, hahaha" kekeh Erza lalu pandanganya berubah sendu seiring menghilangnya Renata dari pandanganya.
•••
"Lu kenapa senyam-senyum gitu Van?" Tanya Erza heran, pasalnya setelah ia pergi bersama Aurel dan kembali ketika pelajaran Fisika selesai, cowok itu terlihat sangat bahagia, bahkan dari tadi senyum-senyum sendiri.
"Iya Van, gua jadi merinding ihh" gidik Dhafin.
Revan menoleh dan menyuruh mereka mendekat dan membisikan
"Gue jadian sama Aurel" kata Revan sambil tersenyum kemenangan.
"Lah?! Kok bisa?!" Kaget Erza.
"Ho'oh kok Aurel mau?!" Dhafin juga tak kalah kagetnya, secepat itu? Memang pesona Revan tak terbantahkan.
"Terus pacar lo yang lain?" tanya Erza, gak mungkin kalau Revan memutuskan para pacarnya yang lain.
"Kenapa emang sama pacar gua yang lain?" tanya Revan balik.
"Wah Gilaaa!!! sayang-sayang Aurel lu giniin cuy!!" ujar Dhafin yang diangguki oleh Erza.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKBOY [HIATUS]
Teen Fiction/TAHAP REVISI/ apa yang terlintas dipikiran kalian kalau denger kata 'fuckboy'? Deus? Vespa Matic? Kumis tipis? Basis sekolahan? Cogan? Menghadiri XFAST mungkin suatu yang tak terlupakan bagi Aurelia Andresha, disana kehidupannya bersama Revan Alen...