#9

26 4 0
                                    

Kembali lagi sama author cans:*
Mwehehe:)
Maap ya reader's kalo author jarang Update WattPad:(
Moon maap juga yang ceritanya digantungin, author tau kok digantung itu ngga enak.

Semoga Author dapet SMA yang sangat bwaik:)

Amin...

Enjoy in story guy's♡
.
.
.

"LYTAAAAA!" teriak bak toa masjid menggema di sekitar taman, ya Diana.

"Lyta kalian apain?!" tanya Diana dengan wajah sangat merah, bukan karena 2 anak itu berkelahi, tapi dia melihat sang sahabat tergeletak dan tidak segera dibawa ke UKS.

"Kalin BEGO ya?! cepetan bawa ke UKS!!!" teriak Diana yang membahana itu membuat Redgar langsung menggendong sang kekasih sementara Atha sedang dibawa oleh Diana.

.

"Tha, lo gila ya?" tanya Diana tak percaya.

"Kenapa? Aduh!" Atha tak mengerti apa yang sedang dibicarakan temannya ini.

"Lo mau punya masalah lagi sama kak Redgar?" Diana sangat hati-hati berbicara dengan Atha yang kelihatannya masih belum mood untuk bicara.

"Gua masih dendan sama dia, Naa," jawab Atha lirih.

"Gua tau, Tha. Paling ga lo harus nahan emosi lo," titah Diana dengan halus.

"Gua ngga mau hal itu terulang lagi," ucap Atha yang sepertinya menahan air matanya.

"Tha, ikhlas in Jeje dia udah bahagia disana:) dia juga ngga sengaja kali, Tha." ucap Diana dengan mengelus pundak Atha dan segera membersihkan P3K.

Atha P.O.V.
Flashback...

"Athaa! Sini in IPad gua!" teriak seorang cewe yang gua sayang, dengan gemes gua goda tiap hari.

      Jessieca Angelika Firdaus, anak yang friendly dengan semua orang dan memiliki beberapa sahabat yang udah jadi sahabat gua juga. Terutama Diana, dia temen curhat gua dan juga temen curhat Jeje.

      Sekarang gua dan Jeje lagi menikmati sunset di danau dekat rumah Jeje dan bisa dibilang ini tempat favorit kita.

"Je, besok kita jalan yuk?" ajak gua dengan menyibakkan anak rambutnya.

"Ayo! Kemana?" tanya dia excited.

"Mall? Park? Or Beach?" tanya gua.

"Hmm, semuanyaaa!" jawabnya dengan ketawa. Manis satu kata dari gua.

"Ya udah, besok aku bilang sama mama kamu." jawab gua sambil ngelus puncak kepalanya dan menciumnya.

"Ihh, aku becanda kalii. Besok kita ke mall aja, ya kali kita mau ke semuanya." jawabnya dengan persaan ngga enak, terlihat dari raut wajahnya.

"Ngga apa-apa kali, besok kan kita pulang pagi, beb," ucap gua membuat dia begidik jijik.

"Jijik kali, Tha. Ya udah sih kalo mau ke semuanya aku mah nurut sama kamu." jawabnya sambil berdiri, sepertinya dia ingin kita pulang.

"Pulang?" tanya gua.

"Ngga kita nginep sini aja!" jawabnya ketus.

"Iya-iya, yuk pulang." gua merangkul possessive seperti tak ingin kehilangan Jeje.

.

"Maa! Aku pulangg!" teriak gua seraya mencopot sepatu di ruang tamu.

"Eh, kamu udah pulang, Tha!" seru mama dan gua hanya ngangguk aja.

"Aku ke kamar dulu ya, Ma." pamit gua.

        15 menit gua mandi, ganti baju, dan sekarang gua menuju ke ruang makan.

"Tha, gimana kabar Jessie? Baikkan?" tanya mama.

"Baik kok, Ma." jawabku sambil mengambil nasi, lauk, dan sayur.

"Kapan ke rumah lagi?" tanya mama lagi.

"Ngga tau, Ma. Mungkin minggu," mama hanya mengangguk-aggukkan kepala.

.

Jeje♥
Tha, aku besok keliatannya
ngga bisa jalan, deh.

Gua
Why, by?

Jeje♥
Aku besok mau ke
Surabaya.

Gua
Ya udah, lain kali aja, by.
Sampe kapan?

Jeje♥
Ngga tau juga.

Gua
Jaga kesehatan ya, by.
Love You Babe♡.

Jeje♥
Love You too, Tha♥.

Read.

3 hari kemuadian.

Kalo lo mau dia selamat? Lo harus dateng di jalan ***. Jam 3 sore, kalo lo bawa polisi jangan harap cewe lo kembali.

      Gua mendapatkan pesan dari orang yang ga gua kenal. Dan gua bakal ke sana tanpa seorang pun.

       Gua langsung berangkat ke tempat yang dibagi melalui SMS tadi.

"Hah! Akhirnya lo dateng juga!" teriaknya.

"Jeje!" teriak gua melihat Jeje udah tak bisa menopang tubuhnya.

"Mau lo apa sekarang?!" tanya gua dengan penuh emosi.

"Hhh, mau gua lo bayar utang kakak lo yang udah numpuk di gua!" jawabnya dengan menampilkan senyumnya.

"Berapa?" tanya gua.

"400 juta!" gua kaget sekagetnya.

"Ok, gua bakal trans-" belum sampai gua ngelanjutin omongan gua, ada orang yang langsung menyelak omongan gua.

"INI BUKAN SALAH ADIK GUA! YANG SALAH GUA! LO NGAPAIN GANGGU ADIK GUA?!" ya, dia Abang gua. Redgar Angkasa Dirgara, Abang tiri yang berasal dari Dirgara Group.

"Hah! Jangan banyak bac*t lo!" teriaknya dengan lari menghampiri kita.

      Perkelahian pun terjadi, gua lawan satu orang sedangkan Abang gua melawan dua orang yang menurut gua sangar. Dan Jleb!
     
       Ternyata Abang gua salah mengenai sasaran, dia mengenai pisaunya yang mau ditusukka  ke penjahat malah terkena Jeje, karena penjahat itu tau dan dia mendorong Jeje ke depan dan mengenai pas di bagian dadanya.

"JEJE!!!" gua langsung lagi dan memeluk Jeje yang sudah mengeluarkan darah segarnya.

"Tha, ma-makasih se..mua..nya gu-gua sayang sama lo. Jaga di-diri b-baik-baik yaa:)" ucapnya dan dan akhirnya dia menutup mata selamanya.

.

      Hubungan gua dan Redgar tak baik sejak kejadian itu, gua selalu nyalahin semua ke Redgar. Gua ngga mau mau lagi kalu satu rumah sama dia. Dan akhirnya gua dicegat sama dia.

"Biar gua yang pergi dari rumah." ucapnya dengan wajah datarnya.

"Heh!" ucap gua dengan menampakkan senyum ejek gua.

"Jaga mama sama papa, gua ngga mau dia mikirin gua. Satu lagi gua minta maaf." ucapnya langsung membawa motornya keluar dari pekarangan rumah.

.
.
.
.
.

Bersambung...

*To be continued gegs*

Jangan lupa vote, coment, and share.

REDGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang