Chapter 7
(Tears)
“Kau yakin akan pulang ke rumahmu? Bagaimana dengan member Snsd? mereka pasti mengkhawatirkanmu,” ucap Kyu Hyun sambil melirik sekilas ke arah Yong Sang yang tengah duduk di sampingnya. Lalu, kembali memfokuskan pandangannya ke arah jalan.
“Aku sudah meminta izin dan mengabari Tae Yeon eonni, dan dia mengizinkanku. Jadi, tidak ada masalah,”
“Itu bagus, itu artinya Tae Yeon tidak akan membunuhmu. Apa kau tahu? Tae Yeon itu terkadang bisa berubah dari seorang ratu yang baik hati menjadi nenek sihir yang menyeramkan, eerrr~ dan aku pernah mengalami hal itu,” ujar Kyu Hyun sambil bergidik ngeri.
“Hahaha! Benarkah? Aku tidak tahu soal itu. Dan, sepertinya kau sangat mengenal Tae Yeon eonni, begitupun sebaliknya. Apa kalian pernah mempunyai hubungan khusus?” tanya Yong Sang sembari menyipitkan matanya ke arah Kyu Hyun.
“Tentu saja tidak. Aku memang mempunyai hubungan yang lumayan dekat dengan Tae Yeon, kau juga pasti tahu, bukan? Dia itu merupakan teman bicara yang menyenangkan,”
“Oh. Lalu, bagaimana dengan Yoona eonni?” ucap Yong Sang yang ingin tahu apa yang akan Kyu Hyun katakan mengenai mantan kekasihnya itu. Kyu Hyun tampak gugup untuk beberapa saat, tak lama kemudian, ia pun berkata.
“Yoona? Dia… cantik, dan juga baik. Aku tidak terlalu dekat dengannya,” ucap Kyu Hyun berbohong. Yong Sang menangkap ada sesuatu yang aneh saat menyebutkan nama Yoona.
“Ckk~ kau tidak perlu berbohong seperti itu padaku, Kyu Hyun-ah. Aku tahu kau mengenal Yoona eonni dengan sangat baik, bahkan sangat mengenalnya. Aku juga tahu Yoona eonni itu adalah salah satu dari mantan kekasihmu,” ucap Yong Sang yang membuat Kyu Hyun terdiam. Tidak menjawab ucapan Yong Sang sedikitpun.
Tampaknya apa yang Yoona katakan memang benar, Kyu Hyun membenci gadis itu. Tapi, Yong Sang tahu, sebesar apapun kebencian Kyu Hyun pada Yoona. Pasti disana masih ada cinta untuk gadis cantik itu, meskipun hanya sedikit. Terlihat jelas dari mata Kyu Hyun saat mengucapkan nama Yoona. Dan, Kyu Hyun membenci Yoona pun bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan tuntutan dari hatinya yang merasa telah tersakiti. Tapi, itu tidak akan menjadi masalah untuk Yong Sang, karena ia tahu bahwa Yoona dan Kyu Hyun tidak akan bersatu lagi. Meskipun Yong Sang berharap, jika Kyu Hyun dan Yoona dapat berbaikan. Dan nama Yoona pun dapat bersih kembali di mata Kyu Hyun, karena memang Yoona adalah gadis yang baik, sangat jauh dari apa yang Kyu Hyun kira. Yong Sang juga berharap agar ia bisa membuat semua itu terjadi, membuat Kyu Hyun dan Yoona berteman baik.
“Tampaknya kita tidak harus membicarakan soal masalah ini. Maafkan aku, Kyu Hyun-ah.”
“Tidak apa-apa, seharusnya aku yang meminta maaf. Tapi, aku yakin sekali jika kau juga sudah tahu tentang masalah ini sampai detail yang paling terkecil, bukan? Jadi, aku tidak harus menjelaskannya lagi padamu, benar bukan?”
“Hahaha! Kau benar sekali, dari mana kau tahu? Apa setan di kepalamu itu yang memberitahu mu?” ucap Yong Sang yang membuat Kyu Hyun mendengus.
“Ngomong-ngomong, kita sudah sampai di rumahmu, nona Han! Jadi, cepatlah turun dan segera tidur. Aku sudah lelah karena seharian ini kau kerjai, cepatlah masuk dan berhenti menggodaku,”
“Hahaha! Baiklah. Tampaknya kekasihku yang tampan ini sedang dalam keadaan tidak baik,” ucap Yong Sang yang segera turun dari mobil Kyu Hyun sebelum pria itu mendaratkan jitakan keras di kepalanya.
“Kenapa masih berdiri disana? Cepatlah masuk agar aku bisa segera pulang sebelum Lee Teuk hyung mengamuk lagi,” ucap Kyu Hyun yang melihat Yong Sang masih berdiri didepan pintu mobil. Tidak langsung masuk dan malah menatap wajah Kyu Hyun yang Yong Sang rasa sangat manis jika sedang dalam keadaan kesal seperti itu.
“Anni, anni,” ucap Yong Sang sambil menggelengkan kepalanya, lalu melipat kedua tangannya dan menaruhnya di jendela pintu mobil yang kaca nya sudah diturunkan terlebih dahulu. “Aku akan masuk setelah memastikan kau pulang dengan selamat,”
“Issh, apa yang kau bicarakan? Cepatlah masuk!” ucap Kyu Hyun sedikit keras. Yong Sang menggelengkan kepalanya –lagi.
“Aku tetap akan berdiri disini sampai kau benar-benar pergi. jadi, cepat pergilah agar aku bisa segera tidur,”
“Yak, kau mengusirku? Kenapa kau keras kepala sekali,”
“Sepertinya begitu,” ledek Yong Sang sambil tersenyum lebar.
“Iish kau ini, baiklah aku segera pergi. Tapi, kau harus berjanji satu hal padaku,”
“Apa?”
“Kau harus segera masuk saat aku sudah pergi,”
Yong Sang tampak berfikir sejenak, lalu berkata “Aku berjanji,”
“Baiklah, aku pergi. Awas jika sampai kau tidak menepati janjimu, selamat malam, gadis bodoh!” ucap Kyu Hyun yang kemudian segera melajukan mobilnya yang di iringi dengan lambaian dan senyuman Yong Sang.
“Selamat malam,” ucap Yong Sang saat mobil Kyu Hyun sudah berada jauh darinya. Yong Sang pun membalikkan tubuhnya, bermaksud untuk segera masuk dan lekas tidur. Tapi tiba-tiba ada seorang pria yang sudah berdiri tak jauh darinya, pria yang sangat Yong Sang kenal. Yong Sang pun menghela nafas sejenak dan menempatkan tangannya di atas dada, berusaha menormalkan jantungnya yang sempat berdetak sangat cepat akibat kaget.
“Sedang apa kau disana? Berusaha membunuhku? Dan, untuk apa kau menemuiku kemari? Bagaimana jika Kyu Hyun melihat,” pekik Yong Sang yang sudah bisa menormalkan detak jantungnya sambil memperhatikan sekeliling, memastikan jika tidak ada siapapun yang melihat.
“Aku hanya memastikan jika kau baik-baik saja dan rahasia itu masih aman di tanganmu,” ucap pria itu yang membuat Yong Sang mendecak kesal.
“Itu sama sekali tidak perlu. Lagipula, Kyu Hyun menjagaku dengan baik, jadi kau tak perlu khawatir. Dan, rahasia itu akan tetap aman selama tidak ada orang yang memberitahu Kyu Hyun soal ini. Dan jika sampai itu terjadi, sudah bisa kupastikan jika orang itu adalah kau, Kevin-ah! Jadi tolong, simpanlah rahasia itu dengan baik,”
“Aku tidak janji. Tapi, bagaimana jika rahasia itu terbongkar karena ulahmu sendiri? Ya, mengingat karena kau sangat ceroboh dan terkadang mulut besarmu itu tidak bisa dikontrol,” ucap Kevin sambil menyunggingkan senyuman sinis. Yong Sang mendecak dan mengumpat dalam hati, menyumpahi Kevin dengan semua hal-hal buruk yang ada di dunia ini.
“Itu tidak akan pernah terjadi! Sebaiknya kau cepatlah pergi dari sini, dan alangkah baiknya jika kau tidak perlu menemuimu lagi! Dan juga, tutuplah mulutmu itu rapat-rapat,”
“Aku akan menyimpan rahasia itu dengan baik. Tapi kau harus ingat, Yong Sang-ah. Cepat atau lambat, Kyu Hyun pasti akan mengetahui tentang ini. Tentang kau yang menjadi penyebab kematian Hyo Jin, meskipun itu bukan berasal dari mulutku,” ucap Kevin yang membuat Yong Sang menegang. Dan ketakutan itu muncul kembali di otaknya.
“Sampai kapanpun Kyu Hyun tidak akan pernah tahu jika kau dapat menjaga rahasia itu dengan baik. Aku akui, memang akulah penyebab kematian Hyo Jin. Tapi itu semua terjadi bukan karena kesalahanku sepenuhnya, melainkan karena kau dan Hyo Jin juga!” ucap Yong Sang berapi-api.
“Yong Sang-ah,” ucap Kevin pelan.
“Apalagi? Sebaiknya kau cepatlah pergi, dan jangan menemuiku lagi!”
“Yong Sang-ah,” ucap Kevin lagi yang membuat Yong Sang kehabisan kesabaran. Yong Sang berniat untuk berbicara lagi, tapi niatnya itu segera terhenti saat melihat ekspresi Kevin yang aneh, seperti ekspresi panik dan ketakutan. Lalu, Kevin pun menggerakkan dagunya ke arah belakang Yong Sang, memberikan isyarat agar Yong Sang segera berbalik.
Yong Sang mengerti akan isyarat Kevin dan segera berbalik. Seketika, mata Yong Sang membulat dengan sempurna, tubuhnya menegang, lututnya terasa lemas, dan mulutnya terkatup rapat. Ia melihat pria itu berdiri tak jauh darinya, dia… Cho Kyu Hyun.
“Kyu…”
Kyu Hyun menatap Yong Sang dengan matanya yang tajam. Tatapan yang syarat akan kebencian dan juga kekecewaan, tatapan tajam yang menusuk hati Yong Sang. Beberapa detik mereka terdiam dan hanya membiarkan mata mereka yang berkomunikasi, hingga tiba-tiba… Kyu Hyun tumbang. Kyu Hyun terjatuh dengan lemas di atas lututnya yang menjadi penopang tubuhnya.
“Kyu Hyun!” teriak Yong Sang kaget dan segera menghambur ke arah Kyu Hyun. Yong Sang menghampiri pria itu dan memegang wajahnya.
“Kyu Hyun-ah. Kau kenapa? Kau baik-baik saja?” tanya Yong Sang khawatir dengan suara yang bergetar. Tapi Kyu Hyun tidak menjawab, ia hanya menatap kosong ke arah depan, tempat dimana Kevin berada. Tapi bukan itu yang ditatap Kyu Hyun, Kyu Hyun tidak menatap ke arah manapun. Tatapannya benar-benar kosong.
“Kyu Hyun-ah, kenapa kau diam saja? Apa kau baik-baik saja?” tanya Yong Sang lagi. Ia benar-benar khawatir pada Kyu Hyun yang tetap diam dengan tatapan kosongnya dan tidak menjawab pertanyaannya sedikitpun.
“Apa itu benar?” ucap Kyu Hyun pelan, sangat pelan. Tapi terdengar begitu jelas di telinga Yong Sang.
“Kyu,,,” desis Yong Sang lirih. Perasaannya benar-benar tidak enak sekarang.
“Katakan padaku! Apa semua itu benar?!” teriak Kyu Hyun yang membuat Yong Sang tersentak. Kyu Hyun menatap Yong Sang dengan tatapan yang sangat mengerikan. Matanya memerah dan tampak menahan air mata.
“Kyu Hyun-ah, dengarkan aku. Aku bisa menjelaskan semuanya,”
“Penjelasan apa?! Semuanya sudah jelas!” bentak Kyu Hyun sambil menepis tangan Yong Sang dan segera berdiri. Menatap Yong Sang yang tengah terduduk dengan tatapan tajamnya.
“Kau pembohong! Kau bilang kau tidak kenal Hyo Jin, tapi apa? Bahkan lebih dari itu! Kau sangat mengenalnya, bahkan kau lah yang menyebabkan Hyo Jin meninggal. Pergi meninggalkanku untuk selamanya! Kau benar-benar kejam, Yong Sang-ah. Kau kejam!” teriak Kyu Hyun dengan emosi yang sudah tak tertahankan. Pria itu benar-benar di kuasai amarah, dan itu semua ia tumpahkan pada kekasihnya, Han Yong Sang.
Sementara Yong Sang hanya mampu terduduk lemas sambil menatap wajah Kyu Hyun yang kini tampak merah padam. Tubuh Yong Sang bergetar hebat, tampak ketakutan. Pandangan matanya kabur karena air mata yang telah terjun bebas mengenai pipinya. Bibirnya bergetar, sangat sakit saat Kyu Hyun berbicara seperti itu padanya. Seolah-olah dirinya benar-benar manusia kejam yang pantas untuk di musnahkan.
“Kyu,,,” desis nya dengan bibir yang bergetar. Kyu Hyun menatap Yong Sang dengan penuh kebencian, lantas segera berbalik dan berjalan menjauhi Yong Sang. Meninggalkan tempat yang membuatnya kecewa.
“Kyu Hyun-ah! tunggu!” teriak Yong Sang yang segera berlari mengejar Kyu Hyun dan memeluk Kyu Hyun dari belakang. Berusaha menahan pria itu agar tidak pergi.
“Kyu Hyun-ah, kumohon dengarkan aku. Itu semua tidak seperti yang kau fikirkan, aku bisa menjelaskannya,” desis Yong Sang tepat di punggung Kyu Hyun.
“Lepaskan,” ucap Kyu Hyun pelan.
“Kyu,,,”
“Kubilang lepaskan!” teriak Kyu Hyun yang langsung melepaskan tangan Yong Sang yang memeluknya dan segera membalikkan tubuhnya, menghadap Yong Sang.
“Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi! Semuanya sudah jelas kudengar dari mulutmu sendiri! Dan dengarkan aku baik-baik,” ucap Kyu Hyun sambil menunjuk wajah Yong Sang dengan jari telunjuknya. “Mulai saat ini, hubungan kita berakhir! Dan jangan pernah menemui atau muncul di hadapanku lagi, aku membencimu! Kau dengar itu Han Yong Sang! Aku membencimu!” ucap Kyu Hyun sambil menepis keras tangan Yong Sang hingga Yong Sang tersungkur ke tanah. Kyu Hyun pun berlalu dan segera melajukan mobilnya dengan cepat. Meninggalkan Yong Sang yang hanya mampu meratapi kepergian Kyu Hyun.
“Kyu Hyun-ah, jangan pergi! Jangan tinggalkan aku….! Cho Kyu Hyun!” teriak Yong Sang tak terkendali. Wajahnya sangat kacau oleh air mata yang membanjir. Tangannya meremas tanah dengan kuat, berusaha mencari pegangan.
“Jangan pergi. Kumohon jangan pernah membenciku,,,, jangan,,,” ucap Yong Sang pelan, rasanya ia sudah kehabisan tenaga hanya untuk sekedar berteriak memanggil Kyu Hyun.
“Cho Kyu Hyun!!”
***
Salah satu gedung apartemen yang bertempat di kawasan Seoul, tampak menjulang tinggi dengan puluhan lantai yang di milikinya. Dan juga dengan puluhan apartemen mewah terdapat di dalamnya. Bisa dipastikan jika orang-orang yang tinggal di apartemen itu bukanlah orang yang berkantong tipis. Jam menunjukan pukul 11:45 pm. Pantas saja jika ‘hampir’ semua kamar yang terdapat di apartemen itu tampak gelap, ini sudah hampir tengah malam dan semua orang pasti sudah mematikan lampu dan telah terlelap dalam tidurnya. Tapi, ada satu kamar yang mencolok perhatian, satu-satunya kamar yang lampunya belum di matikan.
Kamar bernuansa putih dan bergaya minimalis itu tampak remang-remang dengan cahaya lampu redup. Kamar itu di tempati oleh seorang pria tampan berumur 23 tahun, ia adalah satu-satunya orang yang belum mematikan lampu kamarnya dan tetap terjaga dengan tenang.
Pria itu duduk di tepian ranjang king size yang empuk, menghadap ke arah meja kayu yang terdapat disisi ranjang. Pria itu menggerakkan tangannya untuk meraih gelas yang berada di meja kayu itu dan menuangkan air mineral kedalamnya hingga terisi setengah. Lalu, ia mengangkat gelas itu hingga berada tepat di depan wajahnya. Menatap air putih yang jernih itu dengan seksama, matanya mengikuti setiap gerakan ombak kecil yang di ciptakan oleh air itu.
“Apa benar... Ini semua salahku?” gumam pria itu sambil tetap memfokuskan matanya pada air yang kini tampak tenang.
Pria itu menegakkan tubuhnya untuk berdiri, lalu melangkahkan kakinya menuju jendela kaca yang tertutup tirai tipis. Tangan kirinya tetap memegang gelas dengan air yang belum ia minum sama sekali, sementara tangan kanannya bergerak untuk mengangkat tirai tipis yang menghalangi pandangannya. Mata tajam pria itu menari-nari menatap pemandangan kota Seoul yang indah dengan kerlap kerlip lampu malam. Ia tertegun sejenak, hingga akhirnya menghembuskan nafas panjang, membuat kaca bening itu tampak ber uap.
“Jika kedatanganku hanya mendatangkan tangisan untukmu, seharusnya sejak awal aku tidak perlu datang. Benarkan… Yong Sang-ah?” ucap Kevin yang di tujukan pada seorang gadis yang sedari tadi berkeliaran di fikirannya. Tak mau hilang meskipun Kevin sudah berusaha keras untuk melenyapkan bayangan gadis itu, seolah-elah tak mau enyah dan terus menghantui fikiran Kevin. Membuat Kevin gusar dan tidak bisa tenang. Bahkan hanya untuk tertidur pun bayangan gadis itu sama sekali tidak mengijinkannya dan tetap bersemayam di fikiran Kevin.
“Cho Kyu Hyun!!”
Jeritan gadis itu bahkan masih ternging dengan jelas di telinganya. Jeritan menyayat hati yang amat sangat memilukan hati siapa saja yang mendengarnya, terutama Kevin. Hatinya sungguh remuk saat melihat gadis yang ia cintai menangis dan menjerit untuk pria lain bernama ‘Cho Kyu Hyun’, bukan untuk dirinya. Saat itu, rasanya ia ingin berlari dan meraup gadis itu kepelukannya. Menenangkan gadis itu dan mengatakan jika masih ada dirinya yang akan selalu ada untuk gadis itu. Tapi, dengan segera ia menepis fikiran bodoh itu. Ia tidak mungkin melakukan semua itu di saat Yong Sang menangis histeris sambil terus menyebut nama pria yang di cintainya. Dan Kevin tahu, itu semua terjadi karena nya.
Kevin merasa, ialah yang menyebabkan Yong Sang seperti itu. Seandainya saja malam itu ia tidak menemui Yong Sang, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Dan, rahasia itu masih aman di tempatnya. Ia tidak mungkin memeluk gadis itu dengan resiko jika Yong Sang akan semakin membencinya. Yah, gadis itu, Han Yong Sang. Sekarang… begitu membencinya. Itulah isi dari otak Kevin.
“Apakah ini akhirnya?” desis Kevin sambil terus menatap lurus keluar jendela. Ucapan pria itu benar-benar pelan dan tenang, tapi syarat akan penyesalan dan keputusasaan. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini, memutar otak pun tak kunjung menemukan cara untuk mengembalikan keadaan menjadi seperti semula. Baik-baik saja, dan tak ada masalah apapun.
Kevin sengaja kembali ke Seoul karena satu tujuan. Yaitu… menemui Yong Sang dan mengulang semuanya dari awal, persis seperti tiga tahun yang lalu saat gadis itu masih berstatus sebagai kekasihnya. Tapi, tampaknya tujuan itu tidak akan pernah ia capai. Berbicara dengannya saja tidak sudi, apalagi jika harus menjadi kekasihnya lagi, apakah itu masih mungkin akan terjadi? Untuk berharap pun ia merasa tidak pantas. Harapannya seakan sirna, hilang entah kemana, tergantikan oleh air mata gadis itu akibat perbuatannya sendiri. Tapi, ia tidak mungkin dapat meninggalkan Yong Sang dan kembali ke America, terlebih disaat keadaan Yong Sang sedang dalam keadaan seperti ini. Itu sama saja dengan melemparkan batu besar ke arah kaca kecil, kemudian berlari sekencang mungkin untuk melarikan diri. Meninggalkan kaca yang kini telah hancur tanpa bisa menyatukannya lagi. Tidak! Kevin tidak akan mungkin bisa melakukan itu, itu akan membuatnya terlihat seperti pecundang yang tidak bertanggung jawab. Dan Kevin tidak mau jika itu sampai terjadi.
“Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan, Yong Sang-ah! Katakan…” jerit tertahan Kevin yang terdengar seperti lolongan kesedihan yang terluka. Tangan kanannya yang mengangkat tirai tipis itu terjatuh seketika, terkulai lemah tak berdaya. Kepalanya menunduk dan pandangannya mulai kabur, ia mengangkat wajahnya dan meneguk air yang sedari tadi dipegangnya. Bersamaan dengan itu, setetes air meluncur bebas dari sudut mata pria berambut pirang itu.
Perlahan, ia mulai berbalik dan berjalan pelan ke arah ranjang. Rasa kantuk itu mulai datang, lalu ia merebahkan tubuhnya yang terasa lelah itu. Matanya menerawang ke langit-langit kamar yang tampak sangat jauh dari pandangannya. Sedetik kemudian, matanya telah terpejam dan berusaha untuk jatuh ke alam mimpi.
“Selamat malam, Yong Sang-ah.”
***
Yesung tampak baru saja turun dari mobilnya dan segera berjalan cepat memasuki diskotik yang sangat berisik itu. Dengan penyamaran lengkap, mata sipit Yesung menyapu seluruh penjuru diskotik, mencari seorang bartender yang menelponnya tadi dan mengatakan jika adiknya sedang berada di diskotik itu dan tidak bisa pulang karena mabuk berat. Yesung yang sangat tahu siapa sebenarnya yang dimaksud bartender itu segera melesat pergi hingga ia harus berbohong pada Lee Teuk jika ia akan pergi membeli makanan di luar saat leader Super Junior itu menanyakan kemana Yesung akan pergi.
Tak lama kemudian, mata Yesung menangkap seorang bartender yang tengah melambai-lambaikan tangannya ke arah Yesung. Yesung pun segera menghampiri bartendet itu.
“Mian, apa anda yang menelponku tadi?” tanya Yesung yang kini telah berada tepat di hadapan bartender muda itu.
“Ne, mian telah merepotkan, apa benar pria itu adalah adik anda? Dia mabuk berat dan tidak mungkin pulang sendiri dalam keadaan seperti itu,” ucap bartender itu seraya menunjuk ke arah seorang pria yang tengah terduduk dan menjatuhkan kepalanya di atas meja.
Yesung menyipitkan matanya ke arah pria itu, berusaha mengamati wajah pria itu yang tampak terlelap dengan seksama. Seketika mata sipit Yesung membulat dengan sempurna, ia mengerjap-ngerjapkan matanya dengan cepat, merasa tidak percaya dengan apa yang kini di lihatnya. Bagaimana tidak? Pria yang terkulai dengan kepalanya yang berada di atas meja yang tampak sangat menyedihkan itu, sangatlah ia kenal. Dia adalah adik kesayangannya, adik yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri. Dia adalah… Cho Kyu Hyun.
“Mianhae, tuan. Apa benar pria itu adalah adik anda?” tanya bartender itu lagi yang membuat Yesung tersentak dan segera menoleh.
“Ne, dia adik saya. Kalau begitu, aku akan segera membawanya pulang, kamshahamnida.” Ucap Yesung sambil membungkukkan tubuhnya yang dibalas segera oleh bartender muda itu.
Dengan cepat, Yesung segera menghampiri meja dimana Kyu Hyun berada. Tak perlu waktu lama untuk Yesung, kini ia sudah berdiri tepat di samping Kyu Hyun. Pria bermata sipit itu berdiri sambil menatap dongsaeng kesayangannya itu dengan tatapan getir, matanya menatap lekat wajah Kyu Hyun yang tampak berkeringat.
“Pasti ada sesuatu yang telah terjadi padamu,” ucap Yesung pelan.
Yesung sangat hafal bagaimana sifat dongsaeng kesayangannya itu dengan baik. Kyu Hyun bukanlah pria yang suka minum, Kyu Hyun hanya akan minum hingga mabuk seperti ini jika ia sedang bermasalah dengan cinta. Bagaimana Yesung bisa tahu? Tentu saja pria bersuara emas itu tahu. Karena Kyu Hyun tidak akan mungkin mabuk seperti ini hanya karena masalah besar atau masalah yang mengganggu fikirannya, ia hanya akan seperti ini jika sudah mengalami sesuatu yang buruk yang melibatkan perasaannya. Lebih tepatnya… hatinya. Mungkin terdengar sangat konyol, tapi itulah kenyataannya. Kyu Hyun selalu bisa baik-baik saja dan tidak peduli jika mempunyai masalah yang hanya bersangkutan dengan fikirannya, tapi jika masalah itu sudah bersangkutan dengan hatinya, ia tidak akan baik-baik saja dan berpura-pura tidak peduli.
YOU ARE READING
Way Back Into Love (KyuHyun Fanfiction)
FanfictionTakdir yang membawaku pada cintamu...