***
“Kau dari mana saja, Kyu?” tanya Yesung saat melihat Kyu Hyun muncul dari balik pintu.
“Menyelesaikan urusanku, hyung,” ucap Kyu Hyun pelan.
“Urusan?” tanya Yesung tidak mengerti. Kyu Hyun mengangguk.
“Oh, kau sudah makan?” tanya Yesung lagi yang berusaha mengalihkan pembicaraan. Raut wajah Kyu Hyun tampak muram saat Yesung menanyakan dari mana ia sebenarnya, dan Yesung tahu, sebaiknya ia tidak bertanya lebih jauh lagi. Sudah cukup dengan memukul Kyu Hyun tadi, Yesung tidak mau membuat dongsaengnya itu semakin terpuruk karenanya.
Kyu Hyun menggeleng pelan dan duduk di samping Yesung yang tengah membaca majalah sendirian. Sepertinya semua member Super Junior sudah tidur di kamarnya masing-masing, karena memang ini sudah hampir tengah malam, hanya Yesung yang masih terjaga dan duduk di ruang utama dorm. Membaca majalah tanpa minat, hanya untuk mengusir kebosanannya yang sedari menunggu Kyu Hyun, ia sangat mengkhawatirkan Kyu Hyun yang pergi tanpa pamit. Ia takut jika Kyu Hyun akan melakukan hal-hal yang buruk, mengingat jika akhir-akhir ini keadaannya sedang tidak baik, di tambah lagi dengan Yesung yang telah memukulnya. Tapi beruntung, sepertinya dugaan Yesung salah. Kyu Hyun kembali dalam keadaan baik-baik saja tanpa kurang suatu apapun, hanya wajahnya saja yang tampak muram.
“Kalau begitu, kau harus makan sekarang. Tunggulah sebentar,” ucap Yesung yang kemudian berjalan menuju dapur. Tak lama kemudian, ia pun kembali dengan membawa sepiring makanan yang kemudian di letakkan di depan Kyu Hyun.
“Bulgogi buatan Rye Wook, bukankah ini makanan kesukaanmu? Maaf karena bulgogi ini sudah dingin, sebenarnya aku sudah menghangatkannya tadi. Hanya saja, kau pulang terlalu larut dan akhirnya Bulgogi ini kembali dingin,” ucap Yesung yang membuat Kyu Hyun tertegun. Kyu Hyun menatap Yesung sayu, matanya mulai berkaca-kaca seperti hendak menangis. Yesung tidak mengerti, kenapa Kyu Hyun menatapnya seperti itu? Apa ada yang salah dengannya?
“Kyu, ada apa? Kau tidak mau makan? Ayolah Kyu, kau harus makan sekarang juga, apa kau ingin aku menghangatkannya dulu? Baiklah jika itu maumu,” ucap Yesung sambil hendak berdiri, ia berniat pergi ke dapur untuk menghangatkan makanan yang sudah dingin itu. Tapi tiba-tiba, Kyu Hyun menahan tangannya, membuat gerakannya terhenti dan menoleh ke arah Kyu Hyun.
“Tidak usah, hyung. Aku akan makan sekarang, berikan makanan itu padaku,” ucap Kyu Hyun sambil merebut piring berisi makanan yang berada di tangan Yesung. Kyu Hyun langsung memakan makanan itu dengan cepat. Seperti orang kelaparan, ia juga menangis, membuatnya terlihat seperti orang yang terlewat bahagia karena menemukan makanan yang bisa ia makan.
Yesung menatap Kyu Hyun dengan pandangan getir. Sebenarnya apa lagi yang terjadi pada dongsaeng kesayangannya itu?
“Kyu, pelan-pelan. Kau bisa tersedak,” ucap Yesung yang kini telah kembali duduk dan menatap kegiatan Kyu Hyun yang benar-benar tampak menyedihkan. Entah memang sangat lapar atau tidak, Kyu Hyun makan dengan sangat cepat. Tapi wajar saja jika memang ia lapar, karena memang akhir-akhir ini ia sangat jarang terlihat makan.
“Kau kenapa lagi, Kyu?” tanya Yesung pelan.
“Aku tidak apa-apa, hyung. Aku baik-baik saja, kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Terimakasih hyung, terimakasih atas semua yang telah kau lakukan selama ini. Mianhae karena telah banyak menyusahkanmu dan juga hyung yang lainnya, aku memang dongsaeng yang tidak berguna. Tapi tenang saja, hyung. Ini akan menjadi yang terakhir, karena setelah ini aku tidak akan seperti ini lagi, aku tidak akan menyusahkan kalian lagi,” ucap Kyu Hyun panjang lebar sambil terus memakan makanannya. Sesekali terdengar isakan di sela-sela kegiatannya itu.
“Kyu,,,”
“Aku berjanji padamu, hyung. Kau tidak akan melihatku seperti ini lagi, aku akan berusaha untuk tetap baik-baik saja apapun yang terjadi. Meskipun kedepannya, masalah yang sama akan datang menghampiriku kembali. Tapi aku akan berusaha untuk tetap kuat dan kau akan melihatku baik-baik saja, hyung.”
“Aku pegang janjimu itu, Kyu.”
***
07:00 am
Yong Sang mengerjapkan matanya yang terasa berat. Ia menggeliat beberapa kali untuk membuat tubuhnya yang terasa sangat pegal menjadi sedikit lebih baik. Perlahan, ia mulai membuka matanya dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar. Benarkah ia berada di kamarnya? Fikirnya dalam hati. Yong Sang pun bangun dan mendudukkan dirinya di tempat tidur, mulutnya mengecap perlahan. Terasa asam dan masih tercium bau alkohol, sepertinya semalam ia minum terlalu banyak.
Tangannya bergerak memijat kepalanya yang terasa pusing, rupanya efek minuman beralkohol itu belum hilang sepenuhnya. Yong Sang juga bukan seorang peminum yang baik, bahkan semalam adalah pertama kalinya ia memasuki Bar, itu sebabnya ia merasa sangat ragu. Beruntung tidak ada yang terjadi padanya, mengingat jika orang-orang yang ada di tempat itu bukanlah orang-orang yang baik.
Tiba-tiba, ia teringat sesuatu. Siapa yang telah mengantarkannya pulang? Seingatnya, semalam ia minum sangat banyak dan pada akhirnya tidak sadarkan diri. Dan setelah itu, ia tidak ingat apapun lagi. Yong Sang menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat, berusaha menggali ingatannya tentang kejadian semalam. Tapi nihil, ia sama sekali tidak mengingat apapun lagi. Bahkan bagaimana ceritanya ia bisa berada di kamarnya pun tidak tahu, tidak mungkin jika ia pulang dalam keadaan mabuk dan bisa selamat sampai rumah.
Yong Sang pun beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Yong Sang berfikir, dengan mandi mungkin akan membuat fikirannya sedikit lebih jernih dan juga bisa menghilangkan bau alkohol yang begitu menyengat dari dirinya. Ia tidak mau jika eommanya sampai tahu bahwa semalam ia mabuk, karena jika sampai itu terjadi, Yong Sang bisa menebak, apa yang akan terjadi padanya selanjutnya. Eommanya pasti akan memarahinya habis-habisan. Meskipun saat ini Yong Sang tidak tahu, apakah eommanya tahu atau tidak, karena Yong Sang sama sekali tidak mengingat apapun tentang kejadian semalam. Ia hanya berharap jika eommanya tidak tahu, atau lebih tepatnya… belum tahu.
Tak lama kemudian, Yong Sang pun telah selesai mandi. Ia berdiri di hadapan cermin besar yang terdapat di kamar mandinya. Memakai lotion pelembab sambil menatap pantulan dirinya di cermin itu. Tiba-tiba kilasan tentang kejadian semalam datang silih berganti kedalam fikirannya. Seperti kaset rusak. Yong Sang menghentikan gerakan tangannya yang tengah mengoleskan pelembab di sekitar wajahnya saat di dalam kilasan-kilasan itu terdapat seseorang yang begitu di rindukannya. Ia melihat… Kyu Hyun.
Yong Sang menekan-nekan keningnya, berusaha untuk mencari tahu lebih banyak tentang bayangan itu. Tapi percuma saja, ia tidak menemukannya lagi. Apa mungkin Kyu Hyun yang telah mengantarkannya pulang? Fikir Yong Sang. Tapi kemudian, ia menggeleng sambil tersenyum getir. Tidak mungkin jika Kyu Hyun yang telah mengantarnya pulang, mungkin itu bukan bayangan tentang kejadian semalam, melainkan hanya mimpi. Mimpi karena ia begitu merindukan pria itu, karena memang hampir setiap dalam tidurnya, Kyu Hyun selalu hadir dalam mimpinya. Membuat Yong Sang merasa seolah-olah Kyu Hyun benar-benar berada disekitarnya.
Yong Sang segera keluar dari kamar mandi dan mengambil sisir untuk menyisir rambutnya yang basah. Ia berjalan mengitari tempat tidurnya yang tampak sangat berantakan. Tiba-tiba, ekor matanya menangkap sesuatu yang tergeletak di dekat pintu kamarnya, sesuatu yang begitu menarik perhatiannya, sesuatu yang sangat di kenalnya. Yong Sang pun segera mendekati benda itu, dan mengambilnya dengan gerakan cepat.
Di tatapnya benda itu dengan cermat. Yong Sang sangat tahu dengan jelas, siapa pemilik jam tangan hitam ini. Ia adalah… Cho Kyu Hyun. Tidak terasa, air matanya jatuh begitu saja, membasahi jam tangan itu yang kini di pegangnya dengan kuat. Apa benar? Apa benar jika yang mengantarnya semalam itu adalah Kyu Hyun? Apakah itu benar dan bukan hanya mimpi Yong Sang semata?
“Kyu Hyun,,,” ucap Yong Sang parau. Di peluknya jam tangan itu seolah-olah ia tengah memeluk pemiliknya. Sungguh, ia benar-benar merindukan pria itu.
Yong Sang menghentikan tangisnya dan dengan gerakan cepat, ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Yong Ra yang berada tak jauh dari kamarnya.
“Yong Ra-ya, apa kau ada di dalam? Cepat buka pintunya!” ucap Yong Sang sambil mengetuk pintu kamar Yong Ra dengan kasar.
“Yak eonni, ada apa?!” teriak Yong Ra dari dalam kamar.
“Cepat buka pintunya!” ucap Yong Sang tak sabar. Tak lama kemudian, pintu kamar Yong Ra pun terbuka.
“Yak eonni, ada apa? Kenapa mengetuk pintu kamarku seperti itu?!” pekik Yong Ra kesal.
“Yong Ra-ya, cepat katakan padaku. Siapa yang telah mengantarku pulang semalam? Apa Kyu Hyun? Apa Kyu Hyun yang telah mengantarku?” tanya Yong Sang yang membuat Yong Ra terdiam. Yong Ra menelan ludahnya dengan susah payah, ternyata Yong Sang benar-benar menanyakan hal itu padanya. Apa yang sebaiknya ia lakukan? Apa ia harus menuruti perkataan Kyu Hyun semalam?
“Yong Ra-ya, kenapa kau diam saja? Cepat katakan sesuatu!” ucap Yong Sang kesal, tampak sangat gelisah.
“Eeerr itu,,, bukan, bukan Kyu Hyun oppa yang mengantar eonni semalam. Tapi,,, pelayan Bar lah yang mengantar eonni, yah begitu,” ucap Yong Ra gugup. Entah berhasil membuat Yong Sang percaya atau tidak, tapi hanya itulah yang mampu Yong Ra lakukan.
“Ah, eonni. Aku harus pergi sekarang, aku tidak mau terlambat. Sampai jumpa, eonni,” ucap Yong Ra cepat yang kemudian berlalu dari hadapan Yong Sang. Yong Ra tidak mau jika Yong Sang bertanya lagi padanya, karena ia bukanlah pembohong yang baik dan ia takut jika kebohongannya itu terungkap. Jadi, lebih baik ia segera pergi sebelum Yong Sang bertanya lagi.
Yong Sang terdiam di tempatnya. Matanya menatap kosong ke arah depan dan butiran kristal itu pun jatuh membasahi pipinya. Apakah benar semua yang di katakan Yong Ra? Bukan Kyu Hyun yang mengantarnya, melainkan pelayan Bar lah yang mengantarnya pulang. Tapi, bagaimana dengan jam tangan itu? Bagaimana jam tangan itu bisa berada di kamar Yong Sang? Tidak mungkin jika jam tangan itu berjalan sendiri kemari.
Yong Sang berjalan pelan menuju kamarnya, ia memeluk jam tangan itu sambil menangis dalam diam. Sepertinya ia tahu apa yang sebenarnya terjadi disini.
“Apa kau benar-benar membenciku, Kyu Hyun-ah? Sampai-sampai kau merahasiakan kedatanganmu dan membuat Yong Ra berbohong. Sebesar itu kah kebencianmu padaku?”
***One week later…
“Yong Sang-ah, apa kau ada di dalam?!”
“Ne eomma, waeyo?”
“Cepatlah turun, ada seseorang yang mencarimu,”
“Seseorang? Siapa?!”
“Cepat keluar dan temui saja dia,”
Yong Sang meletakkan bingkai foto yang sedari tadi ia pegang dan segera berjalan keluar. Mencari tahu siapa sebenarnya yang eomma nya maksud. Yong Sang telah sampai di lantai dasar rumahnya itu, tepatnya di dasar tangga. Yong Sang menyipitkan matanya, menatap seseorang yang tengah duduk di kursi ruang tamu. Tampaknya itu seorang pria, tapi pria itu duduk membelakangi Yong Sang, membuat Yong Sang tidak bisa melihat wajah pria itu.
“Siapa?” tanya Yong Sang yang di tujukan pada pria yang tengah membelakanginya itu. Merasa ada yang berbicara padanya, pria itu pun segera menoleh ke arah Yong Sang yang berdiri di dekat tangga. Pria itu tersenyum manis saat melihat gadis yang tengah berada tak jauh darinya, lain halnya dengan Yong Sang, gadis itu tampak tersentak kaget saat melihat siapa sebenarnya pria itu.
“Ke,,, Kevin?”***
YOU ARE READING
Way Back Into Love (KyuHyun Fanfiction)
FanficTakdir yang membawaku pada cintamu...