08. NATURALLY

1.9K 227 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Jungkook yakin dirinya tidak mabuk, yakin seyakin-yakinnya jika dia hanya sempat meneguk segelas kecil vodka, sebelum keluar dari bar dan mengayunkan tinjunya sekuat tenaga pada masing-masing hidung milik empat pemuda yang menabrak bahunya di tengah jalan. Lebih tepatnya, sengaja menyenggol bahu Jungkook dan mencuri kesempatan meremas pantatnya. Bangsat.

Jungkook juga yakin dirinya tak sampai merogoh pisau lipat di kantong celana, sadar jika dia tak bisa lagi menyembunyikan benda tajam sejak bekas pacarnya yang seorang dokter mengancam akan memangkas jatah keripik kentang di lemari makan—dan Jungkook tak mempunyai pilihan selain mengepalkan tangan, mengangkat kaki ke udara, mengalihkan perhatian dengan sebuah tendangan kosong, kemudian mendaratkan pukulannya di perut, dada, hidung, dan mematahkan beberapa rusuk. Guru beladirinya pernah berkata jika kemampuan seperti itu tak pantas digunakan untuk hal-hal buruk. Tapi daripada babak belur, Jungkook lebih memilih menghajar pemuda-pemuda itu dan membiarkan mereka tergeletak di tanah meski akhirnya dia harus berontak brutal dalam cengkeraman sepasang petugas patroli. Termasuk meludah dan menyumpah-nyumpah ke segala arah. Terkutuklah siapapun yang menelepon polisi.

Dan sekarang, dia sungguh berminat memotret isi kantor tersebut serta menyebarkan fotonya lewat jejaring sosial, lengkap bersama kalimat dalam huruf kapital berukuran maksimal. RUANGAN KEPALA POLISI DI DAEGU PUNYA PAJANGAN BONEKA KELINCI.

"Aku cuma membela diri!!"

Polisi di depannya memainkan bolpoin di atas meja sembari berdecak dan mendengungkan sesuatu yang terdengar seperti 'anak muda jaman sekarang' dan menyuruh Jungkook menjalani tes urin. Sukses membuat pemuda bermata besar itu mengerenyit tak terima, "Aku menolak!! Tolong ya, pak polisi!! Aku cuma minum sedikit, memangnya ada yang salah? Lagipula usiaku sudah mencukupi untuk masuk kesana kan? Benar tidak?"

Polisi itu hanya mengangguk-angguk acuh dan tetap sibuk menulis.

"Aku mau pulang," Jungkook meraih kotak kecil di tepi meja kemudian mengaduk-aduk isinya sambil mengerutkan kening. Taehyung pernah membuatnya berjanji untuk berhenti merokok, kecuali saat Jungkook mulai melempar benda-benda di dapur sebagai pelampiasan stres atau ketika dirinya nyaris meremukkan permukaan dinding akibat tumpukan tugas kuliah yang tak habis-habis. Dan oke, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengaku bahwa suasana hati Jungkook sedang tidak bagus. Lagipula selama Taehyung tidak tahu, dia akan aman.

"Bisa tenang sedikit?" polisi itu menjulurkan tangan dan mengambil kotak tersebut dari jari-jari Jungkook, "Apa kau butuh sesuatu dari sini?"

"Rokok."

"Apa?"

"Rokok!"

Kerut aneh di kening polisi itu membuat Jungkook ingin melempar sepatunya sambil merutuk. Baiklah, banyak orang berkata bila dia memiliki wajah yang cantik, senyum yang manis, atau sebutan lain yang sepertinya mampu membuat cuping telinga Jungkook berdarah-darah. Tapi demi Tuhan, dia bukanlah anak perempuan atau gadis sekolah menengah dengan potongan rambut menyerupai grup idola yang sedang digandrungi. Tubuhnya tinggi menjulang, lengan kokohnya sanggup membanting meja dan sofa tanpa susah payah. Juga sekedar mengingatkan, usianya akan menginjak dua puluh satu pekan depan. Serius. Persetan dengan tes urin, pendeteksi alkohol, atau apalah itu.

KE-AI | ADORABLE (TaeKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang