BTS – Big Hit Entertainment.
Penulis tidak mengklaim apapun selain jalan cerita.
Catatan: AU. Sudah janji menghadiri pertandingan penting, Jungkook harus berusaha supaya diijinkan pergi dari rapat senat yang diadakan tiba-tiba. Demi seseorang yang istimewa, tentu. Bukan sekedar teman, apalagi tamu.
.
.
.
Pemuda itu memutar-mutar bolpoin di tangannya, mengetuk-ketukkan benda tersebut di atas meja, lalu kembali dimainkan dengan tak nyaman. Bukan, dia bukan menyalahkan kenapa harus ada rapat badan eksekutif mendadak di siang bolong, terutama saat jadwal kuliah sedang sangat kosong. Jungkook paham pentingnya persiapan pihak kampus tiap masa penerimaan mahasiswa baru dimulai dan sebagai anggota tingkat dua sekaligus perwakilan jurusan, pendapatnya jelas diperlukan sebagai bahan pertimbangan. Jungkook bersedia berpartisipasi, sangat, tapi waktunya sedang kurang tepat.
Lututnya bergerak-gerak gelisah, sesekali menggigiti ujung bolpoin, hampir dikunyah. Bagian penutup benda malang itu pecah pada gigitan ketujuh, menimbulkan bunyi retak nyaring yang cukup untuk membuat satu ruangan menoleh.
"Dari tadi bergoyang terus," ketuanya mengurungkan niat membalik lembar laporan, sarkastis, "Ada apa sih?"
"Tak ada apa-apa, hyung. Maaf," Jungkook menggeleng datar, pura-pura memperbaiki letak kancing kemeja, tetap tak menatap ke papan petunjuk. Seniornya menghela napas, mematikan layar presentasi lalu melipat tangan dengan dagu tertunduk menyelidik. Tingkah bingungnya terlalu kentara, siapapun pasti curiga.
"Aku tak suka ada yang tidak serius meski ini hanya pengayaan," suara berat mahasiswa ilmu fisika itu tiba-tiba sudah mampir dekat telinganya. Jungkook nyaris terlonjak, tapi Namjoon lebih cepat menekan bahunya agar tetap stabil, "Kalau tak berniat mendengarkan, lebih baik segera keluar. Tak ada paksaan untuk hadir di pertemuan pertama, apalagi di minggu tenang. Aku sudah mengantisipasi soal banyaknya anggota yang lebih memilih tiduran di rumah."
"Aku mendengarkan, hyung."
"Bohong," Namjoon melipat tangan, "Dari tadi kau terus menerus melihat ponselmu dan tidak menoleh sama sekali. Kusarankan kau keluar, sebelum kutendang pergi. Posisimu bisa diganti."
"Tapi hyung........"
"Pacarnya sedang ikut kejuaraan di kampus lain, Pak Ketua!" mulut ember wakil jurusan seni terbuka tanpa diminta. Badan boleh kecil, tapi nyali sebesar jagat. Cengir jahilnya seolah menantang Jungkook jika Jimin tak gentar dengan perbedaan besar badan dan perbandingan otot mereka, "Guk-Guk ingin pergi menonton, tapi karena tahu-tahu disuruh berkumpul, jadi dia tak bisa fokus mengikuti rapat."
"AKU FOKUS!" sentak Jungkook tak terima, "Dan jangan panggil aku Guk-Guk!"
"Oh, namanya Guk-Guk."
"Lucu ya, anak fakultas mana?"
"Adik Pak Ketua ya? Hidungnya mirip."
"Kita belum hapal nama-nama anggota lho? Kenapa tidak kenalan dulu?"
"Namaku Hoseok, Hoseok de La Hoya."
"Hai, aku Seungcheol. Maaf Pak, boleh ijin pipis?"
"Kunpimook dari fakultas ilmu politik! Cita-cita, jadi presiden!"
"AKU! Aku! Aku! Namaku Mingyu!"
"Namaku Daniel! Kaya dan masih sendiri!"
"Oi, oi! Hentikan!" Namjoon memukul-mukul gulungan kertas ke tepi meja, cukup keras untuk menenangkan seisi ruangan, "Masih persiapan tapi sudah ribut! Penyebutan nama bisa dimulai nanti, jangan saling sambar, ini bukan pasar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KE-AI | ADORABLE (TaeKook)
Fiksi Penggemar[BTS - TaeKook / Vkook] Taehyung terbentuk dari komposisi ketampanan tak terbatas, pikiran yang lugas, berikut feromon yang ganas. Kehadirannya membuat langit dipenuhi pelangi dan mengubah warna senja menjadi merah ceri. Jungkook, berdiri sebagai p...