1

354K 3.2K 193
                                    


BRAKK

Suara hantaman keras membuat Aeji yang tengah menunggu taksi terkejut. Dihadapannya terdapat sebuah mobil yang baru saja tertabrak. Jalan begitu sepi karena waktu telah menunjukkan tengah malam. Tak ada satupun orang yang datang.

Dengan tangan yang gemetar Aeji mengambil handphonenya dan langsung menghubungi polisi terdekat.

"Selamat malam pak ada kecelakaan mobil di Itaewon tepatnya perempatan menuju KY Corp. Bisakah anda kesini sekarang?"

"Terimakasih pak"

Setelah berhasil menghubungi polisi. Aeji kembali menatap ke jalan itu. Asap dari mobil pun masih terus menguap. Mata gadis itu terbelalak mendapati adanya percikan api disana. Gadis itu tengah dilanda kebingungan.

"Bagaimana jika masih ada orang hidup disana?"

"Apa yang harus ku lakukan tapi aku takut sekali?"

Aeji menggenggam kedua tangannya yang bergetar. Ia menatap mobil itu berkali-kali. Kakinya juga bergetar.

"Akh!" Mata gadis itu terbelalak saat mendengar geraman yang tak salah lagi berasal dari mobil itu.

"Ada orang hidup," bisik Aeji dalam hati

Ia menggigit bibirnya berkali-kali karena ketakutan. Tapi ia tidak tega dengan orang di dalam sana. Bagaimana jika mobilnya meledak.

Gadis itu memejamkan matanya sejenak. Akhirnya ia mrmbuat keputusan bulat. Dengan langkah bergetar gadis itu berlari menghampiri mobil itu. Ia melihat percikan api yang masih muncul dengan ketakutan.

Tuhan selamatkan aku juga

Aeji memutari mobil mencari penumpang di dalam mobil itu. Ia melihat ada seorang laki-laki yang tengah terkapar di bagian pengemudi. Namun Aeji di landa bingung lagi karena posisi mobil yang terbalik membuat ia bingung caranya mengeluarkan pria itu disana.

Di tariknya kenop pintu itu dengan susah payah namun gagal. Mata coklatnya mrnemukan sebuah batu besar tak jauh dari mobil.

"Tuan, maaf agak mundur sedikit aku takut mengenai tuan," teriak Aeji yang entah di dengar pria itu atau tidak.

Pyarr!

Kaca bagian samping pecah. Aeji langsung membuka kunci pintu itu dengan mudah hingga pintu itu berhasil terbuka. Kepala Aeji masuk ke dalan mendapati pria itu yang sepertinya masih setengah sadar wajahnya yang penuh darah membuat Aeji ketakutan. Dengan sekuat tenaga, Aeji menarik pria itu hingga menjauh dari mobil.

Bunyi sirine ambulan dan polisi terdengar. Polisi yang melihat Aeji menggendong korban langsung membantunya dan membawa pria itu kedalam mobil ambulans. Pak polisi tersebut meminta bantuan Aeji untuk menemani korban ke rumah sakit di temani oleh rekan polisi disana. Disamping itu Aeji merupakan saksi mata sehingga ia akan mengatakan kesaksiannya.

Di dalam mobil Aeji melihat banyak sekali darah yang keluar di kepala pria itu. Perawat disana sedang berusaha membersihkan darahnya dan memasang transfusi darah untuk nya. Gadis itu menggenggam tangan pria itu berkali-kali.

"Tuan bertahanlah, kita akan segera sampai di rumah sakit," ujarnya berkali-kali. Sebab mata pria itu sangat tak fokus dan seperti hampir kehilangan kesadaran.

Pria itu yang masih merasakan kehangatan di tangannya langsung menatap sosok itu. Aeji tertegun melihat senyuman lemah dari orang ini.

"Sepertinya aku sudah di surga, malaikatnya cantik sekali," ujarnya melantur dengan suara lirih.

"T-tuan sadarlah," panggil Aeji lagi dengan menggenggam erat tangannya.

"Senangnya di surga," lanturan orang itu lagi hingga matanya terpejam sontak Aeji yang disana terkejut dan takut.

Mobil ambulans sudah berhenti, pria itu di bawa ke UGD. Aeji yang masih disana hanya dapat duduk dan menatap pintu itu.


"Tuhan, selamatkan dia"




Hollow Man

Cuaca hari ini sedang tidak baik. Hujan terus mengguyur kota Seoul pagi itu. Seperti hatinya saat ini. Entah mengapa dirinya tak bisa berhenti menangis.

"Sudah jangan menangis lagi," bisik seorang yang kini tengah merangkulnya dengan hangat.

Aeji masih menatap kosong pada nisan yang berada dihadapannya. Padahal ia sangat berharap agar pria itu bisa selamat dari maut. Namun Tuhan sudah berkehendak. Pria itu telah tenang di alam sana.

"Park Chanyeol," ujarnya lirih membaca nisan yang tertera disana.

Meski belum kenal tapi Aeji cukup terpukul dan sedih menerima kenyataan ini.

"Selamat pagi tuan," panggil seseorang saat mereka berdua menjauh dari pemakaman.

"Saya dari kantor kepolisian ingin mengabarkan bahwa kasus kecelakaan kemarin adalah kecelakaan tunggal akibat mabuk. Jadi diharapkan tuan dan nona tidak perlu khawatir"

"Terimakasih atas bantuannya pak," balas pria itu ramah.

Polisi itupun undur diri.

"Kyu," suara lembut yang langsung membuat orang itu menatapnya.

"Hm? Kau baik-baik saja?"

Aeji hanya mengangguk, "Pulang"

Kyuhyun pun mengerti dan langsung membawa Aeji ke mobilnya hingga menuju salah satu apartemen di daerah Yongsandong.

30 menit kemudian mereka telah sampai di tujuan.

Kyuhyun yang masih merangkul Aeji hingga membawa gadis itu duduk di sofanya. Disampirkannya jas hitam itu di tubuhnya. Kyuhyun ke dapur membuatkan teh hangat.

"Minumlah," ujarnya yang langsung di turuti Aeji.

"Sudah lebih baik?"

Aeji mengangguk. Kyuhyun mengusap kedua pipi Aeji dengan lembut.

"Sudah jangan bersedih, pria itu pasti telah berada di tempat yang tenang"

Aeji mendesah berat. Ia menatap Kyuhyun yang masih memberikan senyum hangat dan engusap rambutnya dengan lembut.

"Entah mengapa aku begitu sedih. Padahal aku tidak mengenalnya"

"Karena kau yang menyelamatkannya," balas Kyuhyun tenang.

Gadis itu jadi mengingat senyum pria itu saat di ambulan. Sangat di sayangkan pria setampan itu harus mengalami hal tragis seperti ini di akhir hidupnya.


"Semoga ia tenang di surga"

Benar bener genre banget ni coba buat cerita kayak gini. Semoga suka :)

Hollow ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang