Drrtt... Drrtt... Drrtt...
Aeji yang sedang mengerjakan pekerjaannya terhenti saat merasakan handphonenya yang berada di nakas bergetar.
Kyuhyun
Nama yang tertera disana. Beberapa pasang mata sudah banyak yang mengintip. Berita dirinya menjalin hubungan dengan atasannya memang membuat heboh sekantor. Namun bagaimana lagi, benar kata Kyuhyun tidak masalah untuk mereka. Tapi Aeji tak begitu nyaman, akhirnya ia pun berjalan menuju pantry sambil membawa ponselnya.
Tak lama setelah sampai disana, ponsel Aeji bergetar kembali.
"Halo"
"Kau tidak apa-apa? Kenapa lama sekali mengangkat telfonku?"
Aeji gemas mendengar suara khawatir Kyuhyun.
"Aku sedang di kantor, aku bukan dirimu yang bersenang-senang di Taiwan," balas Aeji sengaja mengejek Kyuhyun. Ia paling senang saat melakukan ini.
"Kau ingat aku sedang bekerja nona Cho, bukan untuk bersenang-senang," Aeji tersenyum di balik senyumnya. Saat maat gadis itu tertuju pada sebungkus kopi yang baru, entah darimana ia memutuskan untuk membuatnya.
"Kau sedang apa?" tanya Kyuhyun lagi lebih santai.
"Aku sedang berbicara denganmu"
"Berhentilah bercanda," kesal Kyuhyun membuat Aeji tertawa.
"Karena mu aku harus ke pantry agar bisa mengangkat telfonmu," ujar Aeji sambil membuat kopi. Terdengar suara desahan berat disana.
"Apakah seburuk itu?" tanyanya dengan lirih membuat Aeji tidak tega, rencananya ia hanya ingin bercanda dengan Kyuhyun. Namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat.
"Kepalamu baik-baik saja?" tanya Aeji khawatir.
"Sudah lebih baik. Aku lebih mencemaskanmu sekarang," Aeji tahu kearah mana pembicaraan ini.
"Aku akan tetap tinggal di apartemenku Kyu. Tenang saja, aku akan menghubungi bila terjadi sesuatu. Bukankah kau menyewakan bodyguard yang terus mengintipku dari jauh?"
Kyuhyun terdiam. Aeji mengira kini Kyuhyun tengah terkejut karena ia menyadari keberadaan orang suruhannya itu. Sebenarnya ia sedikit kesal, namun selama maksud Kyuhyun baik, maka Aeji tak terlalu mempermasalahkannya.
"Aku... mengkhawatirkanmu," ujarnya lirih.
Aeji mendesah berat.
"Aku lebih senang jika kekasihku yang menjagaku, bukan pria lain. Kau tahu ini terasa menyebalkan"
Kyuhyun yang berada disana tertawa. Pria itu gemas dan akan luluh saat tingkah Aeji yang seperti ini.
"Tunggu aku, aku akan segera pulang"
"Baiklah tuan pengangguran, aku sedang sibuk sekarang jangan menelfonku dulu mengerti?" ujar Aeji sambil membawa segelas kopinya.
"Padahal kau bekerja juga untukmu," gumam Kyuhyun lirih. Akhirnya mereka pun berbicara sedikit lagi sebelum mengakhiri panggilan luar negeri itu.
Aeji tersenyum gemas mendengar suara Kyuhyun yang seperti tadi. Akan lebih menyenangkan saat mengganggu Kyuhyun yang berada di hadapannya.
Hollow Man
Sudah waktu jam pulang. Aeji masih terduduk di cafe biasa ia bertemu dengan Minho. Tak jauh dari kantornya. Namun pesannya sama sekali belum di balas. Handphonenya pun tidak aktif.
Aeji melirik jam nya yang sudah menunjukan pukul 8 malam. Sudah 1 jam ia menunggu Minho yang tak kunjung datang.
Sambil mengalihkan rasa bosan, Aeji pun meminum kopinya sambil membuka sosial media. Tak ada yang bagus tentunya. Entah mengapa meski besok masih bisa bertemu Minho, namun ia ingin menemui pria itu saat ini juga.
Gambar dan video di aplikasi ini cukup membuat Aeji menghilang dari dunia nyatanya. Terkadang ia tertawa dan berbicara sendiri melihat beberapa postingan disana.
"Ehem,"
Suara dehaman itu terdengar, namun entah sudah terlanjur fokus pada gadget nya Aeji tak mendengar suara itu. Dehaman berikutnya mulai terdengar dan tetap tak ada balasan.
Sret
Aeji terbelalak saat ponselnya di ambil begitu saja. Memperlihatkan seorang pria yang dengan santainya duduk dan menggenggam ponsel miliknya.
"Kau tahu kau bisa di anggap gila karena tertawa dan berbicara sendiri"
"Sehun!"
Aeji yang senang langsung memeluk sahabat lamanya yang tampan itu tanpa melihat kondisi.
"Cepat lepaskan aku. Kau membuatku malu," tegur Sehun membuat Aeji mencebik bibirnya. Perkenalkan ia Sehun sahabat lama dan jauhnya. Namun hubungan mereka cukup dekat hingga sekarang.
"Apa yang membuatmu kesini?"
"Aku tak boleh pulang ke negaraku sendiri?"
"Bukan begitu. Maksudnya disini kau adalah pengangguran. Lebih baik kau kembali ke negara barumu saja," celoteh Aeji yang membuat Sehun semakin panas.
"Jangan berdebat denganku, aku kesini sedang merindukan teman-teman ku"
Aeji mengangguk paham.
"Bagaimana kabarmu? Ku dengar adikmu tidak semakin membaik"
"Siapa yang bilang padamu?"
"Aku punya banyak uang," Aeji kembali kesal dengan sombongnya pria satu ini. Namun entah mengapa gadis itu jadi merindukan Kyuhyun.
"Berapa lama kau akan tinggal disini?"
Sehun tampak berpikir sambil meminun kopinya.
"Entahlah, aku sedang mengerjakan banyak hal di Korea"
"Sombong sekali, aku tahu kau ingin bersenang-senang bukan?"
Sehun hanya tersenyum menanggapi sahabatnya yang cantik tapi menyebalkan ini. Mereka berdua pun tampak berbincang begitu nyaman hingga Aeji melupakan satu hal. Seharusnya ia bertemu dengan Minho.
Namun waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, besok ia harus keluar kota untuk mengurus pekerjaan. Sehun yang memang baru sampai dari Inggris berniat mengantarkan Aeji hingga ke apartemennya.
Baru saja keluar dari cafe langkah gadis itu terhenti melihat sosok di hadapannya.
"Belum ku tinggal 24 jam kau sudah berduaan dengan pria lain?"