12

63.9K 1.6K 218
                                    

Aeji langsung berlari dan menghamburkan pelukannya pada Kyuhyun. Pria itu menerimanya dengan baik. Namun tidak dengan pandangannya yang menusuk tajam pada Sehun.

"Kenapa cepat sekali ke Korea?"

"Dan membiarkanmu berduaan di malam hari dengan pria lain?" lanjut Kyuhyun. "Sial pria ini sepertinya tampak lebih muda dariku," gerutu Kyuhyun pelan pada dirinya sendiri. Hal itu sukses membuat Aeji menahan tawanya di lengan kekasihnya itu.

"Kyu, dia sahabat lama ku Sehun dari Inggris. Dia seperti saudaraku sendiri. Dia berniat mengantarku pulang karena sudah malam," ujar Aeji jujur namun Kyuhyun masih menunjukkan wajah selidik pada sosok pria muda dihadapannya.

"Baiklah, senang ada yang mengantarmu. Aku akan pulang sekarang," kata Sehun yang di balas dengan Aeji begitu ramah.

Kyuhyun langsung menajamkan mata pada kekasih cantiknya ini. Aeji yang merasa terintimidasi langsung kesal melihat tatapan semacam itu.

"Kau menyiapkan bodyguard untuk memata matai ku dengan pria lain?"

"Bukan, aku sengaja ingin memberikanmu kejutan. Namun terasa menyebalkan setelah melihatmu berdua dengan pria itu"

"Sehun"

"Terserah apa namanya," balas Kyuhyun lagi yang membuat Aeji tersenyum. Dengan manja gadis itu mengapit lengan Kyuhyun dan mulai berjalan menuju halte  merasakan dinginnya malam.


Hollow Man

Kini Aeji sudah berada di salah satu gedung perusahaan terbesar di Kota Mokpo. Pekerjaan menuntut nya berada disini dan mengabaikan rasa canggung karena seluruh karyawan menatap Aeji dengan tatapan aneh. Bagaimana tidak? CEO yang tidak di undang tiba-tiba saja ikut untuk kegiatan pameran kali ini. Semua orang menduga pasti karena Aeji dan dugaan itu sama sekali tidak salah.

"Apa yang kalian tunggu?" tanya Kyuhyun bingung membuat yang lain terbirit-birit memasuki gedung itu.

Aeji hanya bisa mendesah pasrah. Sesuai dugaannya hubungan Aeji bersama karyawan lain menjadi tidak terlalu dekat karena mereka takut gadis itu tersinggung saat membicarakan Kyuhyun dari belakang. Menyebalkan, padahal ia juga senang saat melakukan itu dulu bersama temannya.

"Kau tidak masuk?" tanya Kyuhyun lembut. Aeji hanya mendesah pasrah dan memasuki gedung itu.

Semua orang telah berkumpul dan melakukan pekerjaannya masing-masing. Aeji juga demikian. Mata gadis itu sedikit melirik ke arah Kyuhyun, tamu yang tidak di undang berhasil membuat pemilik gedung ini sangat senang. Mereka tampak akrab saat mengobrol. Aeji tersenyum tipis melihatnya. Di tengah 4 jam pekerjaannya Aeji tiba-tiba ingin ke kamar mandi. Tentu saja tidak perlu di tanya lagi untuk apa. Membuang sesuatu yang kau tahan begitu lama dan bisa berakhir memalukan bila tidak segera di lepaskan. Dengan sedikit gelisah gadis itu berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari posisinya.

"Hah..." Aeji lega setelah berhasil melepaskannya.

Gadis itu langsung berjalan menuju westafel untuk membersihkan tangannya. Namun sesuatu di saku mengganggunya.

Ada sebuah pesan.

Aeji mengerutkan dahinya saat tidak mengenal nomor handphone itu.

Klik

XXX
Simpan nomorku. Sehun

Aeji terkejut saat melihat sebuah nama disana. Bagaimana pria ini bisa mengetahui nomornya?

Me
Darimana kau tahu nomorku?

XXX
Aku cukup kaya kau tahu?

Me
Tetap menyebalkan seperti biasanya. Aku masih meragukan kenapa kau tiba-tiba ke Korea. Kau bukan tipe manusia yang suka membuang waktu hanya untuk bertemu dengan teman.

XXX
Kalau kau ku beri tahu tujuan utamanya pasti kau tak kan percaya

Me
Apa? Katakan

Tak sadar meninggalkan acara terlalu lama aeji langsung memasukan ponselnya kembali dan berjalan keluar bergabung pada pekerja yang lain.

"Aeji," panggil salah satu teman kantornya. Saat ingin membalas panggilan dari temannya itu, mata Aeji berubah fokus pada seorang pria yang berdiri di belakang Kyuhyun. Bukan itu yang ia permasalahkan. Namun apa yang di pegang pria itu... Pisau?!

Tanpa sadar Aeji berjalan begitu cepat membuat beberapa mata mengarah padanya. Termasuk Kyuhyun yang baru menyadari kekasihnya itu hendak menghampirinya. Senyum tampan terbingkai di wajah seorang Cho Kyuhyun.

Namun gadis itu tak bisa mengaguminya. Pandangannya terjatuh pada pria berpakaian hitam itu yang mulai mengayunkan tangannya ke arah perut Kyuhyun.

"KYU!!!"

Aeji menarik Kyuhyun dengan keras membuat pria itu terhuyung, hingga bodohnya pisau itu justru mengarah padanya. Gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat siap merasakan besi tajam itu. Namun sesuatu tak terduga membuat semua terasa hening.

PRANG

Suara besi itu terdengar begitu kentara.

Aeji mengintip di balik bulu matanya. Gadis itu langsung terbelalak mendapati sosok di depannya. Orang yang tengah dengan mudahnya mencekik pria berpakaian hitam itu hingga pisaunya pun sudah terjatuh.

Security pun langsung berkumpul dan menarik sosok pengacau acara itu.

Aeji masih membeku dengan matanya yang tak berkedip sama sekali. Shock.

"Sayang kau tidak apa-apa?" tanya Kyuhyun yang langsung menangkup wajah Aeji. Gadis itu dengan kaku hanya menggelengkan kepalanya. Ia baru saja melewati maut. Astaga.

Sosok yang berada dihadapannya itu langsung ikut menghampiri Aeji.

"Gadis bodoh, jangan melakukan hal itu sendiri," ujar Minho dengan senyum manisnya. Ia tahu bahwa Aeji akan sangat terkejut. Sahabatnya ini sangat mudah di tebak.

Kyuhyun juga mengucapkan terimakasih pada Minho dan mulai meminta anak buahnya mengurus pria misterius tadi. Suasana acara sudah sangat tidak kondusif.  Hingga sisa waktu yang tersisa dilanjutkan oleh pemilik gedung. Kyuhyun dan karyawan lainnya mulai beristirahat di penginapan yang akan mereka tinggali.

Sedari tadi Kyuhyun menggenggam tangan Aeji. Namun gadis itu tampak tak bergeming. Ia masih sangat shock dengan apa yang terjadi. Minho akhirnya angkat bicara dan meminta Kyuhyun membiarkan Aeji bersamanya.

Karena Kyuhyun sudah mengetahui latar belakang Minho yang merupakan sahabat Aeji di tambah pria itu sudah menikah, ia pun tak mempermasalahkannya. Lagipula ia juga harus mengurus masalah keributan tadi. Awak  media tengah berlomba-lomba mencarinya.


Di sinilah ia berdua.

Di danau belakang penginapan Mokpo. Aeji tengah duduk disana. Dan tak lama Minho pun sudah datang membawa dua kaleng soda untuk mereka. Aejipun langsung meminumnya membuat Minho terkekeh.

"Apanya yang lucu?"

"Siapa lagi?"

"Jangan membuatku semakin kesal, kau sudah mengabaikanku kemarin," ujar Aeji membuat Minho mendesah berat.

"Aku tidak benar-benar mengabaikanmu"

"Buktinya kemarin kau-"

"Kalau bukan karena ku terserempet motor pasti aku sudah menemanimu malam itu," gadis itu langsung menoleh dan menatap Minho yang tersenyum padanya. Mata Aeji terjatuh pada kaki kanan Minho yang dibalut perban.

"Kau tidak apa-apa? Kenapa kemari? Kakimu sakit kau-"



"Aku memimpikan mu"



Aeji terdiam. Suara Minho benar-benar serius kali ini. Entah hilangnya kemana ocehan tengil dari sahabatnya ini. Namun sepertinya ada yang tak beres.





"Ceritakan padaku... semuanya, Aeji"

Hollow ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang