BAB VII

226 16 0
                                    

Hosh...Hosh...Hosh...
Nafasku tersengal terasa hampir putus. Sementara Namja di depanku terlihat kaget dan bingung melihatku yang tiba- tiba muncul di hadapannya.
"Yesung'ssi kenapa kau ada di sini?"
"Yaaa. kenapa HPmu mati?" tanyaku dengan suara tinggi. Tak ku pedulikan pertanyaannya itu.
Emosiku tak terbendung saat aku lihat wajah Kyuhyun yang terlihat baik- baik saja, dan innocent itu. Yah bukan berarti aku berharap dia kenapa-napa, tapi setidaknya... Aaah sudahlah.
"Ah aku lupa menyalakan hpku setelah masuk teater 4 dimensi" Ucapnya sambil menepuk jidatnya. Ia lalu cepat-cepat mengambil Hp di sakunya.
Mendengar jawaban seperti itu, ingin ku bunuh Kyuhyun saat ini. Tak peduli lagi dengan hal lainnya.

Kriiiing....

Aku mengangkat telponku cepat. Hpku dalam dua jam terakhir ini memang tak hentinya berdering. Penelponnya hanya antara lee Donghae, Hyuk-jae, dan tentu saja Hee- Oemma, mama Kyuhyun. Dan sekarang yang terdengar di telpon adalah sang Eomma.

"Ne... dia bersamaku sekarang. Tak usah khawatir. Dia hanya lupa untuk menyalakan hpnya lagi" ucapku pada Eomma Kyuhyun yang menelponku. Terdengar suara hembusan nafas di seberang sana.
"Nde...Kyu eomma tak usah khawatir.Kau ingin bicara dengan Kyu?" tanyaku.
Setelah ku dengar jawabannya aku langsung menyerahkan ponselku pada Kyu.
Kyu memandangiku bingung,
"Eomma- mu mau bicara" Kyu menerima ponselku.
Dia mungkin heran bagaimana bisa oemmanya tahu nomor telponku.
" Nyongseyong....Amma..." Baru beberapa detik ia menempelkan Hp itu, cepat-cepat Kyu menjauhkan benda itu dari telinganya.
Wajahnya terlihat takut- takut seolah Hp itu bisa meledak sewaktu- waktu jika, terlalu dekat dengan telinganya. Yah tak salah juga sih, karena omelan sang mama pasti sangat dahsyat.
Aku menghembuskan nafas lega. Ku tinggalkan anak itu, untuk mendengar ceramah dari orang tuanya. Sementara aku?
Apa yang bisa ku lakukan sementara menunggu?
Aku melihat sekeliling, mencari tempat nyaman yang bisa aku gunakan untuk istirahat. Saat aku lihat ada satu tempat yang rindang, tanpa pikir panjang aku segera melangkahkan kaki ke sana.
"Aku sudah terlalu lelah dengan kejadian hari ini" gerutuku sambil menutup mata.

Kalau bukan dia, mungkin aku sudah tidak akan ambil pusing. Setelah ku temukan langsung aku bunuh saat itu juga.
Mungkin kalian penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Jadi kita akan flash back kejadian saat aku masih bersama dengan Coi Siwon di kantorku.

Flash back On
" Ne Siwon-ssi kau masih ada waktu tidak?" tanyaku.
Entah mengapa, rasanya aku belum bisa melepasnya begitu saja.
Harus ada bayaran karena memberi tahu pernikahannya sehari sebelum hari pelaksanaan. Setidaknya dia harus membelikanku makan siang.
Traktiran yang sangat murah kan? untuk seorang Coi Siwon. Aktor terkenal, bahkan tak usah jadi aktorpun dia sudah terlalu kaya sebenarnya.
"Nde...., kau mau makan apa?" tanyanya sambil tersenyum. Dia selalu tahu dengan apa yang ada di pikiranku. Terkadang itu membuatku jengkel. Aku berpikir sejenak.
"Kali ini aku gak mau cuma makan?"
"Terus?...."
"Kita harus nge- date. Its date. Ini adalah hari terakhirmu lajang...jadi aku tak akan melepasmu hanya dengan makan siang" cerocosku tanpa ampun.
Siwon hanya menaikkan alisnya sebelah, menanggapi permintaan anehku. Tapi dia hanya mengangguk- angguk setuju saja.
"Okay... Siapa takut" Jawabnya sambil melihat jam tangannya, sambil berdiri mempersiapkan diri. Aku hanya tertawa kecil. Apa dia pikir nge date denganku sama saja dengan uji nyali?

KRiiiiiiing.....
Aku menghentikan tawaku seketika.
Jangan bilang boss memintaku kerja lembur karena ada permintaan klien yang tidak masuk akal?...
Tapi bukan, yang tertera di hpku adalah nama Wookie Senyumanku semakin lebar, jika Wookie menelpon berarti dia sedang senggang, jadi aku bisa mengajaknya pergi dengan Siwon.
" Ah...Wookie. Kau senggang? aku baru saja akan pergi dengan Siwon. Kau ikut ya. Kita ngedate bareng...." Belum selesai aku berbicara Ryeeo sudah berteriak di seberang sana.
Membuatku mengernyit heran.
" Aaaah....lupakan Coi Siwon. Dan jangan bicara apapun soal dia"
Aaah...Dia marah besar. Aku lirik Coi Siwon yang hanya mengerling dengan senyum lucunya.
Tentu saja dia tahu dengan siapa aku bicara.
"Ada yang lebih penting. Kau tahu di mana Kyu? " mendengar pertanyaan itu, aku jadi ingat pesan yang dia kirimkan beberapa jam yang lalu.
" Tidak, dia hanya bilang kalau ia ingin mengajakku ke suatu tempat. Tapi aku tak bisa, hari ini aku harus ada di kantor sampai jam makan siang"
"Ah... Pabooo....Dia tak bisa di hubungi. Sekarang Amma-nya panik menghubungi semua kawannya tapi. tak ada yang tahu"
" Haish... kau tenanglah dulu Wookie." desahku menahan jengkel. Mendengar dia panik seperti itu, tak urung aku menjadi cemas. Meski aku tahu Kyu pasti bisa menjaga diri.
"Gimana kalau dia kenapa- napa?"
"Haissh...jangan bicara aneh- aneh. Kau sekarang ada dimana?" tanyaku berusaha menenangkan.
Tapi otakku dengan cepat memperkirakan waktu, terakhir kali dia menghubungiku adalah pagi tadi, saat aku bangun tidur. Jika setelah itu, hpnya mati berarti sekitar 6 jam dia menghilang. Aishh... bukan hal yang bagus.
"Aku harus naik panggung 15 menit lagi"
"Aaah... kau masih ada konser?" tanyaku agak kaget. Tapi begitulah Wookie.
" Kau, ah, kau suruh saja Amma Kyu menelponku. Dan beri aku nomor kawan dekat Kyu. Kau fokus saja dengan apa yang harus kau lakukan" ucapku berusaha berpikir cepat. Aku langsung berdiri menyambar jasku dan menarik tangan Siwon untuk meninggalkan kantor.
Siwon hanya menurut tanpa banyak bertanya. Mengenalku bertahun-tahun, membuatnya bisa mengerti keadaan.
"Yesungie..." rengek Ryeeo dari seberang telpon.
" Haish...Wookie, aku yakin dia tak apa-apa. Akan aku cari dia sekarang. Kau lakukan apa yang harus kau lakukan. Okay...Wookie!!" Aku menuju meja resepsionis.
Dan gadis di sana tersenyum padaku ramah.
"Nanti jika boss datang, katakan aku sedang keluar" ucapku padanya. Wajah gadis itu mendadak panik.
Sepertinya boss mewanti-wanti agar aku tidak pergi meninggalkan kantor.
"Katakan saja aku pergi dengan Tuan Muda Coi Siwon" aku mengedikkan bahu ke arah Siwon yang hanya tersenyum masam. Resepsionist itu langsung mengangguk setuju. Salah satu keuntungan jika berteman dekat dengannya adalah, bisa menggunakan namanya untuk bolos dari pekerjaan. Seperti Sekarang.
"Wookie...are you okay?"
" I'm Fine"
"Nee... aku tutup telponnya ok. ingat, suruh eomma Kyu menelponku, beri aku nomor kawan dekat Kyu. Dan lakukan konsermu sebaik mungkin" jawabku memberi instruksi.
"Ok" jawabanya dengan suara yang lebih tenang.
" Good..thats my boy" sebelum aku menutup telponku, masih sempat aku dengar Ryeeo meneriakkan kata Yesung-ie dengan keras.
Setidaknya dia lebih baik.
Sekarang apa yang bisa aku lakukan?
Darimana aku harus mulai mencarinya...
"Sung-ie, are you ok?!" tanya Coi Siwon memperhatikanku. Aku hanya tersenyum dengan perhatiannya.
"I'm ok. but...Mianhe Siwon. Kita tak bisa kencan hari ini" ucapku dengan tawa yang ku paksakan.
Siwon menepuk kepalaku perlahan.
" Tapi kalau kau bisa, bisakah kau jenguk wookie? Aku khawatir dengannya"
" Tak ingin aku temani?" tanyanya khawatir. Aku menggeleng.
"Ok ... aku akan ketempat Wookie" Ia mengusap kepalaku sebelum ia menghilang, menuju mobilnya. Setelah ia pergi telponku mulai berdering dengan nomor yang tak di kenal.
"Annyonghaseyo..." sapaku sambil berlari ke arah mobilku. Setelah aku berada di belakang kemudi, segera kunyalakan mesin. Dan dengan cepat keluar dari parkiran.
" Ah...omma Kyu, Yesung hamnida" ucapku memperkenalkan diri cepat.
" Ahh... Yesungie, maaf merepotkanmu. Aku tak tahu anakku akan sebodoh ini" Aku mengernyit sejenak, memdengar amma Kyu memanggilku Yesungie.
" Aniyo amma Kyu..."
" Panggil Amma saja, Tak usah terlalu formal"
"Nde...Amma tenang saja. Biar aku yang cari Kyu. Amma tunggu saja, nanti aku kabari" ucapku sambil terus berpikir kemana Kyu pergi. Ah...ammanya pasti tahu kemana kira- kira Kyu menghabiskan waktu.
"Amma apa amma ingat dimana tempat favorite Kyu? atau tempat Kyu senang menyendiri?"
" ah nanti aku kirimkan di mana saja tempat Kyu suka kau sekarang pasti sedang menyetir"

" Ne... aku akan ke universitas dulu." Aku membelokkan mobil ke arah kiri. Untunglah hari ini jalanan tidak terlalu ramai jadi mobilku bisa berjalan mulus tanpa hambatan.
" Ah... kalau begitu amma tunggu kabarnya Yesungie"
"Nde Amma..."
Setelah itu, aku menyetir layaknya orang gila menuju kampus Kyuhyun. Berharap ada ke ajaiban di sana.

Flash Back off
Dan dari sekian banyak tempat, entah kenapa justru dia ada di taman bermain. Dan entah bagaimana caranya, aku bisa menemukannya. Setelah aku berputar- putar mengelilingi taman ini tentu saja. Jadi tak aneh kan, jika aku kehabisan stamina seperi saat ini?
" Yesung-ssi...." terdengar suara merdu dari arah samping ku.
"Ne...?!" jawabku tanpa mengangkat lenganku dari wajah. Posisikupun masih dalam keadaan terlentang di atas rumput.
"Mianhe...." ucapnya.
"Ne..., katakan itu pada Wookie, dia menelponku sambil menangis" ucapku tanpa mengubah posisi.
"Yesung-ssi...ah aku tahu kau marah. Tapi jangan seperti ini" ucap Kyu sambil duduk di sampingku.
"Ne..., 15 menit" ucapku masih dengan posisi tak bergeser.
"Ne...?" tanya Kyu tidak mengerti.
"Beri waktu aku 15 menit. Jangan bicara padaku. Diamlah. Aku hanya istirahat sebentar" Sebenarnya yang kubutuhkan adalah waktu untuk mengontrol emosiku kembali. Meski bilang baik-baik saja, nyatanya perasaanku berasa campur aduk antara, jengkel, marah, lega. Membuatku merasakan sesak tak tertahankan.
" Ne...Mianhe..." ucap Kyu dengan suara yang lebih lembut. Aku tak menanggapi. Butuh 15 menit ,untuk kembali normal.
Its Okay Sungie dia baik-baik saja, ucapku dalam hati, menenangkan diri.
Lihat, dia ada di sini.
Duduk di sampingmu.
Berbicara manis padamu,
apalagi yang kau butuhkan?
Itu sudah cukupkan?
"Yesung-ssi sudah lima belas menit" Kyu menarik lengan yang menutupi wajahku sedari tadi. Kyu menundukkan dirinya hingga jarak antara wajahnya dan wajahku berjarak hanya sejengkal. Ia mengamati wajahku lekat-lekat seolah sedang mengoreksi jikalau ada yang hilang dari wajahku.
" Apa yang kau lakukan?" tanyaku canggung dengan sikapnya.
"Hmmm... hanya ingin memastikan sesuatu"
"Apa?"
Cup
Tiba- tiba dia mendaratkan bibirnya dipipiku. Aku yang tidak menyangka akan mendapatkan serangan semanis itu hanya bisa melongo sambil memegangi pipiku yang telah menjadi korban.
"Mianhe ne..Yesungie" Ucapnya sambil memamerkan senyum angelicnya padaku
Aish... ini sungguh tak adil. Keluhku dalam hati.
Jika dia seperti ini bagaimana aku bisa marah?
" Saranghae..." Imbuhnya membuatku tak bisa berkata apa- apa.
Aish... Tuhan benar- benar tidak adil padaku.

Careless Fate (FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang