Aku membuka mataku perlahan. Rasanya sudah lama sekali aku tidak merasakan tidur senyaman ini. Berasa benar- benar cukup. Biasanya aku akan terbangun di atas
lantai dengan tablet nettbook dan juga handphone yang pasti berserakan di sampingku."Mereka berdua sudah bangun?" pikirku heran. Biasanya Kyu tidak akan bangun dan terus menempel padaku sampai aku harus mendorongnya jauh- jauh. Dan Wookie apakah dia sudah berangkat?
Rasa haus memaksaku untuk cepat- cepat beranjak dari kasur nyamanku dan langsung beranjak menuju dapur."Kyu-nie ada yang ingin aku tanyakan" suara Wookie memasuki gendang telingaku.
" Oh ternyata dia masih di sini? " pikirku sambil meneruskan langkahku."Kapan kau akan bicara jujur pada Yesung- hyung?" Suara Wookie yang menyebut- nyebut namaku membuatku refleks menghentikan langkah
Apa maksudnya? Apa yang Kyu sembunyikan?
"Maksudmu?'
"Yak tuan Cho kau tau apa yang aku bicarakan" kali ini Wookie terdengar sangat sebal.
"Aku mencintainya" lirih Kyu, membuat wajahku sedikit memerah mendengarnya. Untung saja mereka berdua tidak melihatnya.
"Aku tahu. Dia juga sangat mencintaimu. Jika tidak, untuk apa dia memanggil Kangin'ssi dan juga Kim Kibum" ucap Wookie lagi.
"Aku butuh waktu Wookie- ah "
"Aku tidak bisa jika harus membohonginya terus- terusan" gumam Wookie.
"Kau tidak membohongi siapapun" Ujar Kyu lirih.
Setelah itu Wookie mendesah, tak setuju dengan ucapan Kyu.
"Kau sudah meminum obatmu?" kali ini suara Wookie terdengar melembut "Kau sudah ke rumah sakit?"
Aku mengerutkan kening mendengar pertanyaan itu, tak tahan tidak bertanya aku melangkah memasuki dapur.
"Kau sakit Kyuhyuna?" tanyaku dengan suara yang aku buat sebiasa mungkin. Berusaha tidak terpengaruh dengan perbincangan mereka.
Yesung kau harus bersikap dewasa, begitulah mantra yang terus ku rapalkan dalam hati.
Kedua namja itu langsung memandangku kaget.
"Hyung- kau sejak kapan ada di sana?" tanya Wookie syok. Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaannya.
" Yak...ini rumahku. Tentu saja aku ada di sini" ujarku sambil menempelkan tanganku di kening Kyuhyun yang masih memandangku kaget.
"Kau sakit?" tanyaku mengecek suhu dahinya membandingkan dengan dahiku sendiri " tidak panas" gumamku.
"Aniyo...aku tidak sakit" ucap Kyu sambil menarik tanganku dari dahinya.
"Tapi Wookie bertanya kau kerumah sakit dan soal minum obat? Apa aku salah dengar? " tanyaku sambil meninggalkan Kyu menuju lemari es untuk mengambil air mineral dari sana.
"Ah... Hyungie...kau mendengar perbincangan kami?" tanya Wookie terlihat gugup.
" Hmmm tentu saja aku mendengarnya, kalian bicara di sini" Ujarku santai sambil menuangkan air mineral ke dalam gelas.
Wajah kedua namja itu terlihat menegang."Aku dengar Kau menanyainya soal obat dan rumah sakit" Aku menunjuk Wookie dan Kyuhyun bergantian. Berbohong.
Setelah mendengar ucapanku mereka berdua terlihat menghembuskan nafas lega."Yak kalian kenapa terlihat begitu tegang? Ada yang kalian rahasiakan dariku? " tanyaku penuh selidik.
"Ani...." ucap mereka serempak. Aku terkekeh melihat tingkah mereka.
Wookie langsung berbalik menghadap kompor, sepertinya dia memang membuatkan sarapan untuk kami.
"Kyu, kau sakit?" tanyaku sekali lagi. Kyuhyun menggeleng, lalu bangkit dari duduknya memelukku dari belakang.
"Yak...Cho apa yang kau lakukan? " jeritku mulai risih. Pasalnya namja itu kini tidak hanya memeluk pinggangku, dengan tenang. Bibirnya mulai mengecup tengkuk dan leherku dengan ciuman kecil, yang membuatku terkekeh geli.
"Hei jangan lakukan ini di depan Wookie" ujarku masih berusaha menjauhkan kepalanya dari leherku. Mendengar ucapanku, iapun menghentikan tingkahnya.
Membuatku sedikit kecewa."Jadi kalau tidak di depan Wookie boleh?" tanyanya polos. Tanpa melepaskan pelukannya Kyu menoleh ke arah Wookie yang masih entah sedang apa di dapur.
"Wookie- ah... kau mengganggu jadi cepatlah pulang" Usir Kyu seenak jidatnya.
"Yak, kau saeng kurang ajar" ucap Wookie saat memasuki ruang makan. Tangannya terlihat membawa masakan yang masih mengepul "Kau pikir demi siapa aku memasakan sarapan seperti ini?" omelnya sambil meletakkan pancinya di meja.
" Demi aku?" Tanya Kyu sambil tersenyum lebar. Tangannya sudah terlepas dari pinggangku dan beralih ia sematkan diantara jemariku. Ia menuntunku untuk duduk di sampingnya.
"Tentu saja bukan bodoh" jawab Wookie sadis. "Ini kulakan demi Yesung- hyung" Mendengarnya aku hanya tersenyum kecil. Jika di biarkan keributan seperti ini tidak akan ada habisnya.
" Wookie-ah kau tidak ada jadwal hari ini?"tanyaku berusaha melerai.
"Kau juga ingin aku cepat- cepat pergi hyung?" tanya Wookie sambil cemberut. Aku menggelengkan kepalaku sambil tertawa. Wookie semakin manja sekarang.
"Baiklah...baiklah...baiklah...pengganggu ini akan segera pergi" gerutunya sambil melepas sarung tangan dan apron yang ia kenakan untuk memasak.
"Huft...aku harus cepat- cepat cari pacar agar tidak kesepian" imbuhnya sambil mengenakan syalnya. Aku hanya tersenyum mendengar gerutuannya.
"Wookie ah..." Aku merentangkan tanganku memberi isyarat agar saengku memberikan pelukan padaku. Dan Wookie pun langsung memelukku erat
"Kau tahu? Apapun yang kau lakukan aku pasti akan memaafkanmu?" bisikku perlahan. Aku rasakan tubuh Wookie sedikit menegang, aku lalu menepuk sayang panggungnya. Sebelum akhirnya aku tarik bahunya agar aku bisa memandang wajah Saeng kesayanganku itu.
"Hyuung...."
"Itu janjiku" setelah itu aku tepuk kedua pipinya sayang."Yak Baby Kau berani sekali bermesraan dengan pria lain di depanku" ujar Kyu merajuk. Ia lalu mengalungkan lengan besarnya di bahuku.
"Yak Cho kau mengganggu" ucap Wookie sebal. Ia lalu berdiri dan mencium pipiku sekilas.
"Hyung aku pergi, sebelum namja evilmu itu mulai merajuk seperti bayi di hadapanmu"
"Yak Kim Ryeeowook" seru Kyuhyun. Sementara itu Wookie sudah menghilang di balik pintu.
"Yesungie kenapa dia seperti itu?" keluh Kyuhyun sambil duduk di kursinya.
" Bukannya itu manis? " ujarku sambil menyesap kopi yag dibuatkan Wookie.
" Yak,,,kau mau membuatku cemburu ny. Cho? "
Uhhk...uhkkk...uhkkk
"Kau...hati- hati" ucap Kyu panik. Ia menepuk punggungku lembut.
" Siapa yang kau sebut dengan Ny. Cho?" tanyaku saat batukku sudah reda.
"Tentu saja kau... memangnya siapa lagi?" ucapnya tanpa merasa salah.
"Kyuhyunaaaa...aku ini namja bagaimana mungkin? "
" Jadi kau tak mau?" Pertanyaan Kyu langsung membuatku terdiam " Kalau begitu apa boleh buat..."ucapnya perlahan ia seperti sedang memikirkan sesuatu."Kalau begitu aku yang akan jadi Ny. Kim" ujarnya enteng.
"Nyonya Kim Kyuhyun... Sedikit aneh, tapi tak apalah" ceracaunya tanpa memperhatikanku yang sudah mengurut pelipisku pusing.Sebenarnya namjanya ini manusia produk mana, apakah orang tuanya baik- baik saja memiliki anak semacam ini.
"Yak baby, kau tidak mau makan?" tanya Kyu yang ternyata sudah sibuk menyendokkan makanannya kemulutnya.
"Masakan Wookie sangat enak, kau harus makan yang banyak" ujarnya sambil mengisi piringku dengan nasi dan beraneka macam lauk.
"Baiklah..." ujarku pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Careless Fate (FF)
FanfictionYesung tak menyangka jika pertemuannya dengan seorang cHo Kyuhyun dapat membuatnya merasakan Cinta ala remaja disela-sela kesibukannya. Tertawa, marah, merajuk, dan juga bermanja. Dan yang pasti ada seseorang di sampingnya membuatnya merasakan keba...