BAB X

205 14 0
                                    

Aku susah payah menahan senyuman gegara tingkah namja di sampingku. Terlihat sekali kalau dia ingin kabur dari tempat ia duduk. Entah pergi kemana Cho Kyuhyun yang penuh percaya diri, yang di sampingku kini justru namja yang terliha kikuk, dan tersenyum kaku. Tak masalah, dia terlihat cute dengan ketidak nyamanannya.
Aku menghembuskan nafas berat, membuat orang- orang di sekitar memandangiku. Tanganku menggenggam jemari besar yang kini terasa dingin di tangan mungilku.

"Yak... kenapa kalian memandangiku seperti itu?" tanyaku tersenyum pada orang- orang yang aku sayangi.

"Kalian tidak merindukanku? Eoh... dan kau Kangin- ah mana oleh- oleh untukku? bukannya kau bilang baru pulang dari Thailand? cck.... ternyata kau tak ingat padaku sama sekali" cerocosku tanpa henti.

Kangin mengerutkan kening dan mengurut pelipisnya perlahan. Mungkin dia mendadak terserang migrain mendengar ucapanku.

"Yesungie, kau tidak memanggil kami karena ingin meminta oleh- olehkan?" gerutunya sambil mengambil makanan yang tersaji di meja.

"Memang...aku memanggilmu hanya demi oleh- oleh apalagi yang kau harapkan?" tanyaku padanya bingung. Kangin mendecak pasrah. Terlihat sekali ia ingin mengumpatiku panjang pendek, namun tidak ia lakukan. Ia hanya mendengus sambil melempar pandangan ke arah Wookie yang entah mengapa lebih memilih sibuk di dapur.

"Maknae apa yang kau lakukan? Tidak bisakah kau duduk saja? apa kau tidak merindukan Hyungmu ini?" Wookie menoleh memandang Kangin sengit.

"Ani..." jawaban singkat itu membuat Kibum yang sedari tadi diam menyemburkan tawanya seketika.

"Yesung- ya kau lihat tingkah saeng kesayanganmu itu? kau terlalu memanjakannya, dia jadi seperti itu" keluh Kangin lagi.

"Haish...dia seperti itu hanya padamu jadi tak masalah" jawabku masih dengan main- main.

"Hish... kalian berdua sama saja " keluh Kangin mengusap wajahnya sesaat.

"Ryu-nggu kemarilah " panggilku pada namja mungil itu. Wookie menurut dan langsung menempatkan dirinya di samping kananku.

"Hish lihatlah dia, penurut sekali" aku tersenyum mendengar gerutuan itu

"Tentu saja, dia kan saeng kesayanganku" aku usak kapala Wookie gemas. Membuat yang punya kepala meggerutu kecil.

"Kalian bertiga sudah seperti keluarga bagiku, khususnya kau Wookie, dan juga Siwon yang tidak ada di sini. Kalian berdualah yang selalu bersamaku" Wookie langsung menggelayut manja.

"Maka dari itu, aku ingin memperkenalkan Kyuhyun pada kalian, ah tapi Wookie kau lebih mengenalnya daripada aku kan? "celotehku pada si bungsu.

Wookie mengangguk- angguk di bahuku. Kibum dan Kangin memandang Kyu lekat- lekat. yang di pandang hanya menganggukkan kepala canggung.

"Aih kalian berdua, hentikan tatapan itu" celetukku sambil melemparkan serbet yang ada di tanganku "kalian seperti akan menelannya"

"Kyuhyun?" panggil Kangin. Yang punya nama langsung memandang Kangin gugup.

"Yesung sudah seperti adikku sendiri, aku menjaganya sedari ia kecil" Kyuhyun semakin tegang mendengar ucapan Kangin. Aku hanya menggenggam tangan Kyu, sementara Wookie semakin erat memeluk perutku.

"Apa kau benar- benar mencintainya?"

"Ne.."

"Selamanya?"

"Ne"

"Kau akan menjaganya?"

"Ne..."

Mataku sudah berkaca- kaca, tak ku sangka Hyung yang selalu adu mulut denganku ini begitu menyayangiku. Aku akan memperlakukannya lebih baik lagi mulai sekarang.

"Semoga kau tidak menyesalinya" ucap Kangin dengan tangan ia katupkan dan memdongak, seolah sedang memohon pada Tuhan.

"Neee...?!" Kyu menjawab dengan nada tanya. Sementara aku yang tahu maksud Kangin. Langsung melempar sumpit yang ada di dekatku. Hilang sudah semua niat baikku. Aku pelototi Hyung- dari Kim Kibum.

"Apa maksudmu?"

"Lihatlah dia galak sekali kan? Aish Jinjja aku benar- benar tak paham kenapa ada saja orang yang bisa jatuh cinta pada namja galak seperti dia" ucapan Kangin ini membuatnya harus merasakan dua pasang sumpit mendarat di jidatnya. Kibum dan juga Wookie dengan kompak melemparkan sumpit mereka.

"Aigooo, bahkan ia bisa membuat orang lain menjadi sangat galak padaku"

"Itu akibatnya jika kau berani mengataiku" ujarku sambil menahan tawa.

Kyuhyun hanya tersenyum samar melihat interaksi kami.

"Kau harus membuatnya bahagia" ucap Kangin sambil terus mengusapi jidatnya.

"Jika tidak kau akan mendapatkan perlakuan mengerikan dari mereka berdu...Auuw..auwww" belum sampai Kangin menyelesaikan ucapannya kini dua sendok terbang ke arah dirinya.

"Hentikan ucapanmu sebelum ada pisau yang terbang menghampirimu" ucapku sambil menahan tawa.

Careless Fate (FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang