Peka dan Kepolosan🌹

134 23 9
                                    

Siang itu kelas udah selesai saatnya untuk manusia bumi itu pulang.
Namun Regi merasa masih syok dengan perkataan Rendi tadi,dan dia terus memikirkan perkataan itu.

"Duh.Harus gimana nih,"ucap Regi dalam hati.

Dia berjalan menuju luar kampus.Namun dia sama sekali tidak melihat batang hidung Gire.

"Kemana ayang Gire ni?"tanyanya.

Dia melihat Leha yang jalan bareng dengan Rendi.Terlihat mereka sedang tertawa ria.Regi menghampiri mereka berdua.

"Liat Gire nggak?"tanya Regi.

"Ini udah ke seribu kalinya lu nanya itu,"ucap Leha.

"Niat banget lu ngitungnya,"balas Regi.

"Yaiyalah,"sahut Leha.

"Terus Girenya kemana?"tanya Regi.

"Udah pergi bareng papahnyaa"ucap Leha dengan nada mengejek.

"Jangan gitu dong sama mertua gua,"ucap Regi kesal.

"Yahh..otak udang marah,"sahut Rendi.

Rendi dan Leha tertawa melihat wajah Regi yang begitu serius.

"Dasar BUCIN lu Regi."ejek Rendi.

"Bucin itu apa?"tanya Regi.

"Tanya aja sama Gire,"jawab Leha.

Terlihat wajah polos Regi yang tak mengerti apa-apa.Dia merasa bingung dengan ucapan-ucapan aneh itu.

"Ya udah gua pulang aja.Gua mau ketemu Gire,"ucapnya.

"Ya udah,"sahut Leha sambil cekikikan.

Regi langsung pergi dengan wajah cemberut.Dia merasa seperti anak-anak yang sedang dibully oleh para kurcaci itu.

"Ha..ha..ha,"Leha tertawa.

"Lucu amat si Regi,"ucap Rendi.

Mereka berdua tak henti cekikikan karena Regi yang teramat cinta mati dengan Gire.Mereka merasa percintaan itu sangat yuuunik.

"Duh Gire pakai acara harus peka segala,"ujar Regi.

Dia menyusul pergi ke rumah Gire.Namun di sana sepertinya sangat sepi,seperti tak ada orang.Dia mengetuk pintu rumah itu dan terlihat seorang wanita membuka pintu.

"Cari Gire ya?"tanya tante Gigi.

"Iya tante,"jawab Regi.

"Girenya lagi tidur syantik di kamar.Dia lagi kesurupun jadi besok aja ya kamu kesini,"jelas ibu Gire.

"Hah kesurupan.Ya ampun,sekarang keadaannya gimana?"tanyanya khawatir.

"Ya ampun.Kamu ini gak peka banget.Maksud tante itu dia lagi marah,"jelas Tante Gigi.

"Tante.Emang semua cowo di dunia itu harus peka ya?"tanya Regi.

"Ya iyalah.Kalau kamu mau deketin cewek harus jago dalam hal peka.Kalau kamu mau belajar,"ucapannya terpotong.

"Bisa sama saya."potong ayah Gire yang langsung keluar dari balik pintu.

"Ih..ngangetin aja,"lirih Tante Gigi.

Ayahnya Gire cekikikan melihat wajah Regi yang nampak serius itu.

"Ya ampun.Tu muka serius amat.Santai aja,"ucap ayahnya Gire.

"Anu pak Gibran,muka saya emang begini dari lahir,"jawab Regi.

"Oh gitu ya,"ucap pak Gibran.

"Iya pak,"sahutnya.

Regi menatap ke dalam rumah pak Gibran.Dia merasa khawatir kalau Gire marah dengannya.

"Pasti Gire marah ya sama kamu?"pancing pak Gibran.

"Ih..pak Gibran tau banget,"ucap Regi.

"Ya iyalah saya kan peka,"sahut pak Gibran dengan semangat.

"Makanya kamu belajar peka dulu sana,"ucap Tante Gigi.

"Tapi tante.Regi mau ketemu sama Gire,"pinta Regi.

"Ya udh.Belajar peka aja dulu nak Regi,"sahut pak Gibran.

"Emang harus ya pak?"tanya Regi.

"Iya.Itu wajib banget,"sahut tante Gigi.

"Oke.Lusa nanti saya bakal bisa lebih peka,"ucap Regi dengan semangat.

Regi pergi meninggalkan rumah Pak Gibran.Mereka hanya tertawa kecil melihat sifat Regi yang begitu polos dan sangat mudah dikerjain.

"Belajar peka sama siapa ya?"tanyanya dalam hati.

Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah pemikiran jenius.

"Sama Rendi aja.Dia kan jago dalam hal peka ini."pikirnya dengan mata berbinar-binar.

Regi langsung pergi menuju rumahnya tercinta,dan tak sabar untuk mendalami ilmu pekayang amat sulit itu.

Heeeyyy.
Para readeerssss. (Nada lagu si nopal).
Vote dan follow akun penulisnya ya.Bakal ada lanjutan yang lebih seru lagi. EHE "_" ♡♡

Silly Love In Campus(revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang