Review Cerpen Hati Merah Muda [R.A]

28 5 12
                                    

Judul: Hati Merah Muda

Penulis: MimiDabelyu


Hati Merah Muda bercerita tentang Nina yang menyesali kematian teman sekelasnya, Leila. Leila adalah gadis cantik berparas bagai putri Tiongkok, menjadi sasaran bulan-bulanan dari Julia dan geng-nya yang cemburu dan menuduh Leila yang mengganggu gebetannya. Nina yang juga berada di bilik toilet di saat Julia dkk melancarkan aksi mem-bully Leila tidak memiliki kesempatan untuk menghentikannya.

Pandangan reviewer:

Tema cerita ini menurut Rizu bagus. Penulis mengangkat isu yang marak dan rentan terjadi di kalangan pelajar, yaitu pem-bully­-an. Kadang, hal sepele bisa jadi pemicu konflik dan berujung pada kasus yang pelik. Seperti dalam cerita ini, hanya karena masalah cowok, Julia dkk tega meracuni Leila hingga menyebabkan gadis itu meninggal dunia.

●Penyampaian cerita:
Alurnya mengalir dengan baik. Hanya saja masih banyak kekurangan dalam hal teknis. Seperti di dan ke yang harus dipisah dan yang disambung masih keliru, misalnya dibilik yang harusnya di bilik, kedalam yang harusnya ke dalam. Juga ada kata yang harusnya pisah tapi disambung, seperti salahsatu yang seharusnya salah satu. Selain itu, ada beberapa kalimat yang tidak efektif.

Selanjutnya, mengenai tanda baca ....

Hmmm ... ini masalah yang sangat serius pemirsaahhh. Tampaknya penulis waktu menulis cerita ini masih belum paham tentang fungsi tanda baca titik dan koma. Hampir semua kalimat pada tiap-tiap paragraf salah menempatkan tanda baca itu. Perhatikan kutipan berikut:

Lalu coba perhatikan perbaikan versi Rizu ini:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu coba perhatikan perbaikan versi Rizu ini:

Namanya Leila. Kulitnya putih bersih. Berparas cantik bagai putri kerajaan dari negeri Tiongkok. Rambut hitamnya yang panjang hingga punggung berkilau jika diterpa sinar matahari. Netra hitamnya yang bening menyiratkan kesedihan yang seolah tersimpan rapat jauh di lubuk hatinya. Dia gadis pendiam teman sekelasku, di XI IPA-1. Sedangkan aku adalah Nina. Hanya salah satu siswi biasa dengan kemampuan rata-rata.

Mungkin karena sifat pendiamnya, Leila jadi jarang tersenyum. Hanya pada segelintir orang saja ia melakukan hal itu, guru-guru, kepala sekolah, dan beberapa teman yang biasa menyapanya, termasuk aku.

Aku selalu menyapa dan tersenyum padanya saat aku datang lebih pagi ke sekolah ketika kelas masih sepi. Namun, kami tidak pernah banyak bicara. Interaksi kami hanya sebatas sapaan, melempar senyum, dan kadang kupinjamkan pulpenku padanya ketika dia membutuhkannya.

Nah, di atas adalah kutipan paragraf pertama yang Rizu 'mekarkan' jadi tiga paragraf. Alasannya? Karena paragraf pertama (versi Rizu) menjelaskan tentang siapa itu Leila dan Nina. Paragraf kedua menjelaskan tentang Leila yang pendiam. Lalu, pada paragraf ketiga menjelaskan tentang bentuk interaksi Nina dan Leila itu seperti apa. Jadi intinya, tiap paragraf memiliki 'pikiran pokok' atau 'ide utama'. Makanya Rizu memisahkan paragraf (versi penulis) sebelumnya, karena memiliki tiga pikiran pokok dalam satu paragraf.

Sebenarnya, hampir tiap paragraf mengalami hal seperti paragraf pertama di atas.

●Penokohan dan karakter:
1. NINA
Mari kita mulai dari Nina dulu .... Baiklah, di dalam cerita ini, Nina adalah naratornya. Dia menceritakan tentang Leila. Di awal cerita, Nina sekilas menggambarkan saat mengenang Leila, berkata bahwa Leila adalah gadis cantik tapi pendiam. Nina yang tidak dekat dengan Leila tapi bisa mengartikan sinar mata Leila yang menyiratkan bahwa gadis itu menyimpan kesedihan jauh di dalam lubuk hatinya.

Oke, mari kita asumsikan bahwa Nina ini meski dia tahu dan paham kondisi Leila, tapi saat itu lebih memilih tak acuh.

2. LEILA
Selain deskripsi tentang fisik, sifat pendiam, dan jarang senyum yang digambarkan berdasarkan pandangan Nina, Leila tidak memiliki penjelasan apa pun mengenai karakternya lebih lanjut. Mungkin karena cerita ini memakai POV 1 Nina, jadi semua informasi berdasarkan pandangan Nina yang terbatas.

Hal-hal seperti mengapa Leila menjadi gadis pendiam, tampak selalu sedih, menjaga jarak dari yang lain itu tidak terjawab dalam cerita ini.

3. JULIA dkk
Well ... si Julia and the genk kebagian peran sebagai pem-bully. Dari main fisik hingga meracuni mereka lakukan kepada Leila. Apa ya? Mereka ini menunjukkan sikap 'tidak takut terhadap apa pun' karena berani melakukan tindak penganiayaan di lingkungan dan di jam sekolah. Seolah mereka tak akan dapat masalah jika ketahuan nantinya. Tapi ternyata gak gitu, mereka di keluarkan dari sekolah.

Jadi ... menurut Rizu, agak timpang aja gitu sikap mereka dengan kenyataan yang terjadi dalam cerita. Apalagi masalahnya cuma karena cowok sampai harus meracuni anak orang segala.

●Plot:
Menurut Rizu, adegan di toilet yang paling absurd. Kenapa? Karena saat Nina juga masuk ke toilet dan buang air di bilik, Julia dkk malah menghantam Leila secara fisik pakai benda tumpul. Apakah Julia dkk gak mikir Nina bakalan jadi saksi nanti?

Lah iya, Nina beneran ngelaporin kejadian penganiayaan itu bahkan laporannya membuat mereka dikeluarkan dari sekolah. Tapi harusnya itu jadi kasus pembunuhan, karena Julia meracuni Leila dan menyebabkan gadis itu meninggal. Jadi gak cukup hanya mengeluarkan dari sekolah, aparat kepolisian harus bertindak.

●Amanat:

Stop bullying!

JANGAN MENUTUP MATA ATAU PURA-PURA BUTA TERHADAP HAL YANG TERJADI DI SEKITAR. Jangan sampai kita semua menyesal seperti Nina karena sebelumnya tak mampu berbuat apa-apa untuk Leila.


Cukup sekian dari Rizu, maaf atas kekurangannya dalam menyampaikan review ini.


genOser's NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang