Review Cerpen Terlambat [R.A]

11 5 6
                                    

Judul: Terlambat
Penulis: KimGomdori
Reviewer: rizu

Cerpen ini mengisahkan seorang Ayu. Gelisah dan tidak setuju atas 'rencana pernikahan ayahnya dengan ibu dari seorang yang pernah disukainya sewaktu SMP'. Namun, ternyata bukan itu yang terjadi ....

Pandangan reviewer:

-Teknis penulisan
Perhatikan penggalan berikut:

Seperti biasa, Rizu sok rajin jadi mau juga sok perbaiki kalimatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, Rizu sok rajin jadi mau juga sok perbaiki kalimatnya.

"DOR!"

"AYAAAMMMMM."

Aku tersentak, kaget luar biasa. Kulihat Anya terbahak setelah berhasil membuyarkan lamunanku. Ah sialan.

"Bahahaha ... komuk lo ..... Pftt ... aduuhh harusnya tadi gue rekam tuh ... ahahhaha." Anya masih saja tertawa sesekali memegangi perutnya yang kuyakini terasa kram. Rasain.

"Puas banget lo," ucapku setelah Anya memdaratkan pantatnya pada bangku tepat di sebelahku. Anya hanya mengangguk dan mengusap sedikit air mata di sudut matanya yang runcing. Sebegitu senangnyakah dia melihatku kaget karena ulahnya?

"Lagian pagi-pagi dah ngelamun aja. Gak takut doi di patok ayam?"

"Bodo."

"Ciee ngambek."

Oke. Sudah tahu perbedaannya? Mari kita sama-sama renungkan.

1. Penggunaan elipsis yang keliru. Harusnya pakai tiga titik (...) dan empat titik (....) di akhir kalimat.

2. Dialog tag.
"Puas banget lo." Ucapku setelah Anya bla bla bla .... Ini salah. Harusnya, "Puas banget lo," ucapku setelah Anya bla bla bla .... Paham? Kalau belum, nanti tanyakan di saat diskusi.

3. Tanda baca.
Hmm ... jangan lupa titik di tiap akhir kalimat. Bedakan kalimat yang perlu pakai koma, titik, tanda seru dan atau tanda tanya.

4. Selain contoh penggalan di atas, di paragraf lain juga ada dialog yang Tanda Petik Dua (")-nya ketinggalan. Please, jangan memisahkan mereka. Mereka tak akan sanggup hidup terpisah.
(Ss)

5. Ada juga huruf kapital setelah tanda koma yang bukan nama. Hukumnya haram!
(Ss)

6. Ku- dan -Ku, yang harusnya disambung, tapi penulis memisahkan mereka.

Di dan Di- juga masih keliru.

Kenapa, sih penulis ini suka banget menceraikan kata? KENAPA?!

7. Sapaan.
"Serah deh Ay"

"Serah deh, Ay."

Mana yang benar?

8. Typo masih ada beberapa.

-Karakter dan Penokohan
Masing-masing tokoh kuat dari segi penyampaian penulis saat menyajikan karakter dalam cerita ini. Namun, mereka juga  lemah dari segi ... ngambangnya kita (pembaca) dalam mengimajinasikan sosok tokohnya seperti apa. Dengan kata lain, tidak ada deskripsi yang jelas mengenai rupa atau wujud fisik dari tiap-tiap tokohnya.

-Alur/Plot
Jujur, Rizu kaget dengan alurnya. Kirain ngegantung, ternyata kita dikerjain sama penulisnya.

Oke, twisnya lumayan. Ada dua juga ternyata. Pertama, awalnya Rizu mengira kalau ceritanya hanya sampai di pertemuan keluarga di restoran yang Ayu mendapati kenyataan kalau Ayah dan Ibu dari Juna, cinta pertamanya akan menikah. Kedua, ternyata pembicaraan orangtua mereka bukan mengenai rencana pernikahan Ayah Ayu dan Ibu Juna, melainkan rencana perjodohan Ayu dan Juna, yang sayangnya sampai akhir Ayu masih salah paham. Wkwkwk.

Hhmm ... menurut Rizu, tidak ada plot hole di sini. Namun, alurnya ... entah mengapa tidak bisa dikatakan mulus juga. Rizu gak bisa jelasin detail soal ini. Maaf.

Dan ada satu hal yang agak mengganggu. Setelah penulis penipu pembaca dengan kata END, tiba-tiba POV berubah, yang awalnya dari POV1 Ayu menjadi POV3 multiple Juna dan Ayu. Ya, memang bagus karena menceritakan sisi yang tidak diketahui dari Ayu. Namun, saran dari Rizu, lebih baik gunakan POV3 multiple Ayu-Juna. Itu lebih pas daripada mengubah POV1 ke POV3.

-Kelebihan dan Kekurangan
Nilai plus dalam cerita ini adalah penulis mampu menyajikan cerita yang manis, segar, dan unik. Penulis memang selalu fokus pada tema cerita yang sederhana, tapi tiap pemilihan kata, diksi, dan cara penyampaiannya yang membuat pembaca bisa suka dengan tulisannya. Rizu yakin, gak ada pembaca yang gak suka dengan tulisan penulis ini.

Minusnya hanya dari segi teknis.

-Saran
Rizu saranin, penulis banyak-banyak baca dan nulis biar kemampuannya meningkat.

-Amanat
JANGAN SIBUK DENGAN PIKIRAN SENDIRI HINGGA BERASUMSI MACAM-MACAM.

Sekian dari Rizu, penulis yang hingga detik ini masih menjadi butiran debu. Ngaku penulis tapi lebih suka baca.

genOser's NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang