One

1.4K 155 9
                                    

..

Tak ada cara lain,pertemuan ini memang menjadi takdir kita,

Jennie sudah terlihat sibuk sejak pagi tadi menyiapkan segala keperluan yang ia perlukan dalam interview pertamanya dengan Next In, salah satu perusahaan IT terbesar Korea. Dia perlu kembali memperlancar bahasa Koreanya mengingat ia lama tinggal di Amerika. Dia juga membeli beberapa majalah IT untuk mengetahui dimana dan bagaimana persaingan antar berbagai perusahaan di bidang IT.

Ting

Sebuah pesan masuk,dan jennie melihat nama Jisoo tertera di ponselnya.

Jennie tersenyum melihat bagaimana Jisoo mengirim lambang tangan yang mengepal di atas ditambah tulisan Fighting yang berkelip-kelip. Sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu, yang Jennie ingat Jisoo memang gadis penuh semangat dan ceria. Banyak laki- laki yang mengidolakanya bahkan dari sekolah lain. Ia juga masih ingat bagaimana ia sering menjadi kurir bagi surat-surat untuk Jisoo. Dan tidak salah jika sekarang Jisoo menjadi seseorang dengan gambar dimana-mana.

Sudah pukul sebelas dan saat ini Jennie berada di lobi Next In. Berbeda dengan perusahaan yang dikelola ayahnya, Next In begitu mewah dengan nuansa tekhnologinya yang canggih. Menginjak lantai pertama saja kita sudah disambut dengan lantai yang transparant yang membentuk kaki kita.

"kebanyakan pelamar baru, jejak kaki mereka berwarna orange, aku tahu bagaimana mereka begitu gelisah. Apakah Bos Besar akan menerima atau tidak seperti kiamat kecil bagi mereka. Apalagi setelah melihat seperti apa bos besar kita."

Jennie sudah mendengar desas desus seperti itu. Ia sempat menjelajah berbagai situs tentang Next In,tentang bagaimana, apa dan siapa Next In. Informasi yang didapatnya adalah ini adalah generasi ke empat Next In, dimana perusahaan ini adalah perusahaan IT tertua dan tersukses di Korea dengan berbagai cabang sukses lainnya. Pemimpinnya saat ini adalah cucu dari pemilik pertama Next In yang dulu dinamai Next.

"Tampaknya Bos Besar sudah tiba."

Jennie melihat banyak orang yang sama seperti dirinya menjadi pelamar berdiri dan membungkuk memberi hormat kala beberapa orang dengan setelan jas hitam yang menawan memasuki lobi Next In. Bisa diketahui hanya dari bagaimana cara ia dating, bagaimana pakaiannya, bagaimana orang-orang menyambut dan memperlakukannya, Jennie tahu siapa laiki- laki itu.

"Astagaaa, dia Kim Baekhyun, CEO Next In!"

"Dia benar- benar seperti bukan manusia."

"Sempurna,"

"Iya, dia Kim Baekhyun."

Jennie dan juga para pelamar yang lain segera memasuki ruang aula Next In yang kembali membuat mata terpana dengan berbagai teknologi canggih yang dimiliki Next In. namun, sosok yang berdiri di atas podium lah yang lebih menyita perhatian.

"Selamat pagi, teman sukses."

Laki-laki tinggi dengan jas hitam yang sudah ditanggalkannya itu memulai pidato penyambutannya. Dari mata Jennie, sosok Baekhyun memanglah sangat berkarisma dan dia punya jiwa muda yang menarik. Wajahnya menunjukan jika ia muda, berbakat dan sukses. Terbukti, pembawaannya yang tenang tapi tetap hati - hati dalam setiap kata-katanya benar- benar berhasil membuat semua terpukau.

Termasuk, Jennie.

"Aku senang sekali melihat bagaimana banyaknya pelamar di tempat ini. Ini membuktikan bagaimana popularitas Next In diluaran sana. Dan aku dengan senang menyambut kalian semua. "

Jennie tersenyum bersamaan para pelamar yang riuh rendah bertepuk tangan mendengar sapaan menghargai dari Baekhyun. Baekhyun juga menambahkan jika ia sangat menyesal karena ia tak bisa meloloskan semua pelamar yang datang. Ia akan dengan berusaha dengan adil menyeleksi, memilih dan memutuskan siapa yang benar-benar layak dan tepat berada di Next In menjadi bagian dari Tim inti Next In yang dinamai Best Dream.

No Way But DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang