Three

789 126 6
                                    

Kyungsoo membenarkan letak duduknya yang kaku setelah seharian berbaring di kasur seperti orang sakit. Tidak salah sih, dia memang sakit dan sekarang tengah terbaring di ranjang rumah sakit.

"Makan, jangan menolak. "

Kyungsoo menatap Chanyeol yang dengan ketusnya menyuruh Kyungsoo makan seperti bayi. Kyungsoo mengernyit melihat nasi putih yang dihaluskan juga sayuran hijau yang tak disukainya.

Ia mengeluarkan ponselnya berniat mencari aplikasi jasa pengiriman makanan sebelum handphone nya direbut Chanyeol paksa.

"Kau mau pizza, mie instan? Atau kau pesan wine? Aku tidak peduli sedikitpun, tapi aku mempedulikan lambungmu yang rusak. "

"Kau percaya dengan omong kosong dokter itu? "

"Aku lebih percaya padanya daripada dengan mu! "

Chanyeol menatap tegas Kyungsoo yang memalingkan wajah kerasnya. Kyungsoo selalu seperti ini, keras dan tak ingin diatur. Bertingkah semaunya, keras kepala, sedikit kasar, pemarah dan egois. Untung saja Chanyeol sudah kebal dengan semua sikap yang sialnya adalah sahabat nya yang paling ingin ia lindungi.

Chanyeol berusaha menghubungi Kyungsoo berulang kali sejak pagi, tapi tak ada jawaban. Setelah sekian kalinya, yang ia dapatkan suara tergagap dari seorang gadis, "Halo, Kyungsoo sajang nim demam di ruangannya, "

Tanpa langsung pikir panjang ia membatalkan rapat yang akan segera dimulai dan memilih berlari ke ruangan Kyungsoo dan menemukan Kyungsoo merangkul erat seorang gadis. Chanyeol tak berkata apa-apa dan dia langsung menghubungi ambulance. Sampai Chanyeol tahu, gadis itu pegawai baru bernama Jennie.

"Oh ya, Chanyeol, kau bilang ada seorang gadis di ruangan ku? Siapa? Ku pikir tidak ada yang berani masuk ke ruanganku kecuali orang-orang yang kupercaya. "

Chanyeol menggeleng, "Iya, tapi aku tak sempat berbicara lebih lanjut dengannya dan menanyakan bagaimana ia bisa masuk ke ruangan mu. "

"Kau mengingat wajahnya? "

"Kau tahu karena kurasa pada awalnnya kau ingin mengeluarkannya. "

"Kim Jennie! "

"Kau bahkan ingat namanya. "

Kyungsoo mendengus. Pikirannya berkelana, apa benar pelukan hangat seperti pelukan ibunya itu milik Kim Jennie? Gadis yang menabrak dan mengumpat padanya.

"Aku tidak ingat jika aku memanggilnya ke ruangan ku. Tapi.... "

Chanyeol menunggu ucapan Kyungsoo yang menggantung,

"Kau bisa memintaku mengintrogasinya jika mau. " jeda Chanyeol.

"Minseok, iya, aku meminta Minseok untuk membuatkan teh untuk ku karena aku demam. "

"Aku akan melakukannya sendiri. "

Kyungsoo meregangkan ototnya lagi, dia menarik selimutnya dan turun dari ranjang.

"Apa yang kau lakukan, "

"Ayolah Chanyeol, aku benci rumah sakit, kau tahu itu! "

Kyungsoo mengambil jas nya yang tersampir lalu pergi meninggalkan kamarnya. Chanyeol hanya mendesah dan tak bisa melakukan apa-apa karena ia tahu Kyungsoo memiliki trauma dengan rumah sakit. Dan ia tak ingin sahabatnya semakin terluka.

"Aku akan menutup telingaku, karena aku tak bisa membungkam mulut semua orang, "

.....

Jennie mendudukan badannya di ruangan istirahat, yang lelah seharian berkutat dengan pekerjaan baru dan suasana baru. Ia satu divisi dengan Nayeon, gadis yang ditemuinya saat pertama melamar.

No Way But DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang