Eight

807 128 15
                                    

Kyungsoo berjalan perlahan menyusuri area pemakaman Daemun. Tempat semua itu berawal dan berakhir. Ia menghabiskan masa kecilnya hampir dua belas tahun di daerah ini. Ia pernah merasa bahagia dan aman di tempat ini,tapi ia juga harus kehilangan semuanya di tempat ini.

Ia menemukan Kai, Irene, Seulgi dan Sehun di tempat ini. Menikmati waktu demi waktu dengan tenang dan damai. Tanpa tahu apa itu kekuasaan, apa itu kekayaan dan yang terpenting tak ada yang bertanya alasan kenapa dia tiba-tiba berada di tempat ini.

Kyungsoo memutuskan untuk pergi ke panti asuhan setelah ibunya meninggal dan meninggalkan kehidupan mewahnya di Seoul juga Ayahnya.

"Do Kyungsoo ?"

Kyungsoo membalik tubuhnya dan bertemu dengan laki-laki tua yang tak asing baginya. Kyungsoo tersenyum sekilas dan membungkuk memberi hormat pada laki-laki itu.

"Kau datang? Kau pasti sedang amat merindukannya."

Kyungsoo mengangguk dan tersenyum, "Apa aku masih pantas merindukannya?"

Laki-laki itu mengangguki ucapan Kyungsoo. Ia menatap punggung kokoh Kyungsoo yang selalu rapuh setiap berkunjung ke pemakaman ini. Ia tahu alasan pemuda itu datang ke tempat ini, karena ia merasa semua penyesalannya ada disini.

"Kau masih menyalahkan dirimu?"

"Aku akan salah selamanya."

"Lupakan Irene. Putriku sudah bahagia di alam sana."

Kyungsoo menunduk ragu. Matanya basah kala nama itu disebut. Nama cinta pertamanya yang kelam. Dan semua itu karena ke- egoisannya.

"Harusnya aku membiarkan Jongin tahu perasaan Irene padanya.

🍁🍁🍁

Jennie berkali-kali membenarkan roknya yang baik-baik saja. Hari ini hari pertama ia bekerja sebagai sekretaris pribadi Baekhyun. Tapi hingga pukul sembilan, Baekhyun belum muncul ke permukaan. Bagaimana jika ada klien dan memintanya untuk bertemu Baekhyun, sedangkan ia belum mengucapkan salam perkenalan pada Baekhyun.

Kriett

Jennie hampir tercengang karena kaget setengah mati mendengar pintunya di buka tiba-tiba dan sosok Kim Suho yang menampilkan diri. Suho tak kalah kaget melihat Jennie yang ada di ruangan Baekhyun.

"Selamat Pagi, Pak Suho." sapa Jennie sembari berdiri dari duduknya dan menghormat pada Suho,

"Selamat pagi, tapi, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Suho yang lebih mengarah ke interogasi.

"Saya sekretaris pribadi Pak Baekhyun yang baru."

Suho terkekeh pelan, menatap Jennie dari atas sampai bawah, "Anak itu punya selera yang bagus, sial." ucapnya dengan terkekeh misterius, membuat Jennie sedikit tak nyaman.

"Lalu, kau tahu dimana Baekhyun sekarang? Kenapa aku tak melihatnya di ruangannya?"

Jennie menelan ludahnya dalam hening, memutar otaknya menemukan jawaban kemana sebenarnya Kim Baekhyun itu di jam kerja.

"Dia syuting kan?"

Jennie dan Suho sontak menoleh ke arah sumber suara di ambang pintu dan ada Kyungsoo yang sudah berdiri dengan kedua tangannya yang dimasukan ke celananya.

"Pak Kyungsoo."

"Kim Jennie, kau sudah menulis laporan mu?"

Jennie memelototkan matanya diam juga menautkan keningnya, mencari jawaban atas permintaan Kyungsoo yang tak ia ketahui, tanpa sepengetahuan Suho tentunya.

No Way But DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang