lima - bad news

87 11 2
                                    

"Lo bukan siapa-siapanya dia! Jadi, buat apa cemburu? Sadar dong!"
Valenzkia Bunga Rebecca

"Aluna!" panggil Aldo, Aluna pun membalikkan badannya

"Apa manggil-manggil?" sewot Aluna

"Tungguin gue dong! Cepet tua nanti kalau marah-marah terus"

"Lo yang bikin gue marah!"

"Iya-iya gue minta maaf" Aldo merasa bersalah karena telah membuat Aluna marah, tadi setelah Aluna turun dari motornya, Aldo menanyakan perihal Regan yang katanya kemarin jalan bareng cewe "Nanti pulang sekolah gue beliin cokelat deh, beneran" ucap Aldo serius

"Halah, bullshit, kemarin bilang mau makan di nasi goreng komplek depan, eh, malah main futsal"

"Kali ini beneran deh"

"Ya udah" ujar Aluna langsung menuju kelasnya

***
"Lun, lo udah denger berita kalau Regan jalan sama cewe?" tanya Bunga

"Ish, lo itu sama ya kaya Aldo! Pergi sana!" marah Aluna, sebenarnya dia sedang tidak PMS tapi dia cemburu dengar berita itu

"Lo cemburu, ya?" tebakan Bunga tepat

"Udah tahu pakai nanya segala, udah sana pergi!" usir Aluna

"Emang lo siapanya Regan?" skak

"Tuhkan! Mesti lo kaya gitu, enggak usah buat gue putus asa dong" ujar aluna, nada bicaranya mulai menelan dan pundaknya mulai bergetar

"Udah, enggak usah nangis! Maaf" ucap Bunga merasa bersalah

"Heh! Lo apain Aluna?" tanya Aldo dengan nada marah

"Dengerin dulu Var! Gue enggak ngapa-ngapain Aluna"

"Kok dia bisa nangis?" tanya Aldo

"Tadi kita bahas tentang Regan"

"Udah Lun! Enggak usah nangis!" pinta Aldo "Nanti kita beli cokelat, ya? Gue janji! Tapi jangan nangis lagi!" janji Aldo

Aluna mengangkat kepalannya, melihat wajah panik Aldo dan wajah bersalah Bunga, ia menahan tawanya tapi tetap tidak bisa akhirnya ia tertawa terpingkal-pingkal. Aldo dan Bunga saling bertatapan dan menautkan alisnya.

"Lo!? Sialan gue udah bersalah setengah mati lo nya malah nge prank, tauk ah, gue ngambek" rajuk Bunga kemudian menuju meja nya

"Gue kira lo nangis beneran" Aldo bernafas lega karena Aluna ternyata hanya pura-pura

Aluna masih tertawa terpingkal-pingkal, hingga sudut matanya mengeluarkan air mata, tawa Aluna terhenti ketika ada seorang cewe yang asing masuk ke dalam kelasnya diikuti dengan Bu Rani guru biologi yang akan mengajar di kelasnya, Aldo langsung duduk di sebelah Aluna.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Rani dengan senyuman hangatnya

"Pagi Bu!" balas anak-anak serentak

Aluna terus menatap cewe asing yang akan menjadi temannya mulai hari ini, cewe itu sepertinya blesteran Rusia menurut Aluna, ia akui bahwa dia lebih cantik dari dirinya

"Hari ini kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari Surabaya, silahkan kenalkan dirimu nak!" perintah Bu Rani, murid baru itu tersenyum hangat

"Halo! Aku Anya Caroline Vania biasa dipanggil Anya, semoga kita bisa berteman dengan baik!" ucap Anya dengan hangat

"Itu yang jalan sama Regan kemarin" ucap Aldo dengan pelan dan hati-hati

Damn! Aluna segera tarik kata-kata nya tadi, ia tidak akan menjadikan murid baru itu sebagai temannya, ia lebih cantik dari murid baru itu.

"Baik, kamu bisa duduk dengan Brian" pinta Bu Rani menunjuk kursi kosong di sebelah Brian "Brian, angkat tanganmu!" Anya pun segera melangkahkan kakinya menuju kursi kosong samping Brian, dan pelajaran pun dimulai.

***
"Udah enggak usah mewek satu kelas sama saingan" canda Bunga sembari menyeruput jus alpukatnya

"Lo sih Do! Pakai kasih tahu segala" kesal Aluna, ia memanyunkan bibirnya

Aluna memberhentikan aktivitas mengunyahnya ketika ia melihat Anya mendekati meja Regan dan duduk si samping Regan.

'Brak!'

Satu penghuni kantin melihat ke arah Aluna termasuk Regan, sang pembawa masalah hanya memasang wajah santainya, Regan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah cewe aneh tersebut.

'Dasar cewe aneh!' batin Regan

"Lo kenapa sih Lun?" tanya Raina yang masih menetralkan keadaan jantungnya

"Untung gue enggak punya penyakit jantung" ucap Aldo dengan nada kekesalan

"Kalian bisa diam enggak? Gue lagi kesal" ujar Aluna sambil memanyunkan bibirnya

"Kenapa? Gara-gara si Anya duduk di samping Regan?" tanya Bunga

"Cerdas!"

"Udah biarin aja, siapa tahu mereka cuma saudara" ujar Aldo dengan santai

"Saudara mbahmu!" Aluna kemudian menjitak kepala Aldo dengan tangannya

"Aduh! Kan bisa aja, nobody knows, right?"

"Halah, sok Inggris lo Bahrudin" ujar Aluna tambah kesal

Aluna menatap meja pojok kantin, ia mengamati setiap gerak-gerik murid baru itu, ia kesal, sebenarnya murid baru itu siapa nya Regan sih? Nanti ia akan tanyakan pada Brian.

"Udah, enggak usah dilihatin!" ujar Raina.

***
"Brian!" panggil Aluna dengan nafas yang tidak teratur "Buset, lo jalan cepat benar"

"Kenapa? Soal Anya?" Brian pengertian sekali

"Nah! Itu lo tahu"

"Dia mantannya Regan–lebih tepatnya satu-satunya mantan Regan" ucap Brian pelan serta menepuk pundak Aluna "Gue cabut dulu, good luck–gue percaya sama lo Lun" ujar Brian yang di akhiri dengan senyuman hangat, lalu ia berbalik badan menuju parkiran motor

Ucapan Brian tadi seperti tsunami yang datang begitu saja, tsunami yang menghantam ribuan orang. Hatinya hancur ketika mendengar pernyataan Brian tadi, ribuan ketakutan mulai muncul di dalam benaknya, dari sekian banyak ketakutan, hanya satu yang sangat Aluna takutkan 'Kalau mereka balikan lagi bagaimana?'

Valenzkia Bunga Rebecca

Valenzkia Bunga Rebecca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anya Caroline Vania

'Kurangin drama, banyakin karya'

Dari Aluna, Untuk ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang