enam - hari buruk

86 11 0
                                    

"Hidup lo itu isinya nama dia semua deh! Setiap hari difikirin, emang dia siapa lo? Pacar juga bukan"
-Matthew Alexander Alden

Aluna menuruni anak tangga dengan tidak semangat hari ini, sejak kemarin dia mendengar bahwa murid baru di kelasnya itu adalah satu-satunya mantan Regan, mood Aluna menurun drastis.

Alden–kakaknya, heran dengan sikap Aluna hari ini, biasanya dia akan selalu menagih cokelat kepadanya ketika ia pulang kuliah dari Australia.

"Napa dek?" suara lembut milik Alden membuat Aluna yang baru duduk menengok ke arahnya, Alden tersenyum hangat menatapnya.

"Huhu, abang mantan pacar doi satu kelas sama gue" Aluna sedikit terisak ketika menceritakannya pada Alden

"Yaelah, cowo itu lagi itu lagi, hidup lo kayanya penuh banget sama yang namanya Regan, benarkan pa?" ujar Alden sembari menggelengkan kepalanya kemudian melanjutkan aktivitas mengunyahnya

"Bener tuh kata kakak kamu, harusnya kamu juga pikirkan diri kamu!" balas Richard–papa Aluna

"Ish" kesal Aluna "tambah badmood nih Aluna" Aluna langsung melahap semua rotinya dengan cepat

"Adek pelan-pelan!" peringat Vanya–mamanya "Alden, hari ini Aluna berangkat diantar kamu, ya? Kasihan papa" pinta sang mama

"Siap laksanakan tugas!" jawab Alden dengan tangan yang membentuk hormat

Aluna mencibir kakaknya, bisa-bisanya Alden mengkelabui papanya untuk menyetujui ucapan tidak benarnya tadi, Alden yang merasa dicibir pun hanya memasang wajah watadosnya dan menyengir ke arah Aluna.

Alden mengeluarkan cokelat merk Australia kepada Aluna "Gue baik nih" ujar Alden.

Aluna hanya melihat cokelat itu, lalu pergi berpamitan kepada mama dan papanya, dan melangkah menuju pintu depan. Alden segera menyusul Aluna. Sebelum itu ia berpamitan kepada mama dan papanya.

"Ngambek mulu kerjaan lo" cibir Alden "cepat tua baru tahu rasa lo" Alden memang sengaja membuat Aluna tambah kesal, habisnya Aluna lucu ketika marah.

"Buruan anterin gue ke sekolah!" perintah Aluna dengan garang.

"Siap bosque!" balas Alden dengan semangat 45

***
"Udah, enggak usah cemberut!" ujar Alden, sebenarnya sedari tadi ia menahan tawa melihat wajah lucu Aluna "Nanti gue kasih cokelat"

"Hm" Aluna mencium tangan Alden dan berbalik, bergegas menuju kelasnya

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya Aluna nampak tak bersemangat, siswa-siswi yang berada di koridor menatap Aluna bingung, biasanya Aluna akan menyapa mereka dan melakukan hal yang gila, tapi hari ini tidak.

Aluna berhenti tepat di depan kelas yang bertuliskan '11 IPA 3' dan kemudian masuk ke dalam kelas tersebut, Raina dan Bunga sudah duduk menunggunya di meja pojok kelas tempat biasanya ia duduk.

"Sedih nya udah kali" canda Raina, jujur Aluna sedang tak ingin bercanda apapun dan dengan siapapun

Aluna menjatuhkan tasnya di atas meja diikuti oleh dirinya yang duduk di kursi, ia segera menelusupkan kepalanya di atas meja ditumpu oleh kedua tangannya.

"Cantiknya hilang lho nanti" goda Bunga sok memuji Aluna

Tidak ada jawaban dari Aluna, hingga suara Aldo dari pintu kelas terdengar bersama suara asing yang tidak Aluna

"Siaga 1, Varo udah sama saingan" ujar Bunga dengan nada pelan

Mendengar perkataan Bunga, Aluna segera mendongakkan kepala dan menatap ke arah pintu, dan benar saja di sana Aldo dan murid baru itu tengah berbincang, Aluna marah pada Aldo. Aluna segera menelusupkan kepalanya kembali, ia malas.

Dari Aluna, Untuk ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang