My Story

PROLOG

"Qillaaaaa bangunnnn!!!!", teriakan itu mampu membuat gendang telinga siapapun mendadak pecah. Yupss itu suara Gizza Wirawan-pemilik suara beroktaf lebih dari 8. Akhirnya dengan malas , sang pemilik nama pun bangun. Setelah mengucek mata, gadis itu langsung bergegas ke kamar mandi. Mengingat hari ini dia resmi menyandang sebagai siswa baru di SMA Harapan Jaya.

Awalnya dia bersekolah diBandung, namun karena sesuatu hal dia dan keluarga harus pindah ke Jakarta.
Shaquilla Wirawan, anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya perempuan, bernama Queenenza Wirawan. Keduanya memang kakak beradik, namun Nenza-sang kakak tak pernah menganggap Qilla sebagai adek. Hal itu karena, Nenza berfikir kalau kedua orang tuanya selalu memprioritaskan Qilla lebih dari apapun.

Setelah memakai seragam barunya, Qilla langsung turun kebawah untuk sarapan bersama. "Qilla makan dulu nak. Mamah udah nyiapin nasi goreng telor setengah mateng kesukaanmu. Makan yang banyak. Biar nanti bisa ngikutin pelajaran disekolah barumu nak.", ucap Gizza panjang lebar.

Namun disatu sisi, masih ditempat yang sama. Terdapat anak, yang berusia satu tahun lebih tua diatas Qilla. Dia Queenenza Wirawan-akrab disapa Nenza. Nenza merasa semakin hari sikap kedua orang tuanya semakin berlebihan kepada Qilla.

Brakkkkk

Meja makan itu berhasil digebrak oleh Nenza. Dia semakin hari semakin tidak kuat. Nenza berpikir, mungkin pindahnya keluarga ini ke Jakarta akan mengubah sikap Gizza. Namun itu semua hanya mimpi bagi Nenza.

"NENNZAA!!", sentak Gizza. Ternyata si empu tidak mengindahkan sentakan mamahnya. Alhasil Nenza langsung melesat pergi meninggalkan rumah. Dengan membanting keras pintu rumahnya.

"Qilla gak papa nak?", tanya Gizza dengan nada khawatir. Qilla hanya mengangguk saja, tanda bahwa dia baik-baik saja. Padahal kenyataannya tidak, Qilla merasa tidak enak pada kakaknya, meskipun sikap Nenza tidak pernah baik padanya.

Setelah itu, dirinya pun berpamitan pada Gizza, untuk langsung pergi ke sekolah.