Chapter 1

8 3 0
                                    

Aduuhhh 2 menit lagi masuk lagi. Mana masih macet lagi. Aduh gimana nihh.

Batin Qilla sangat resah. Karena dua menit lagi akan masuk dan pasti gerbang akan ditutup. Mana dia murid baru lagi. Tidak mungkin kan kalau murid baru masak telat. Mau ditaruh dimana mukaku ini. Aduhhh.

"Pak macetnya masih panjang ya?", tanya Qilla pada Pak Ahmad-supir pribadi keluarganya. "Masih non. Katanya didepan sih ada kecelakaan.", jawab Pak Ahmad pasrah.

"Yaudah aku jalan kaki aja deh pak. Nanti jemput jam 3 sore ya pak.", sambung Qilla. Pak Ahmad hanya menganggukan kepala, pasrah. Mau gimana lagi, keadaannya memang macet seperti ini

Disatu sisi, gadis berambut sebahu itu sedang berlari kecil menyeberangi jalan. Sebentar lagi perjuangannya akan selesai. Maksudnya perjalanan menuju sekolahnya.

Yahh telat dehh! Mana nggak ada satpam lagi, gimana nih???

Qilla sangat kebingungan, bagaimana nanti kalau mamanya tau, dirinya telat. Dia tidak ingin membuat mamanya malu. Sambil melamun, dia merasakan ada yang menyenggol bahunya. Gak mungkin kan kalau pagi-pagi gini ada hantu. Ah pikiran macam apa itu. Sungguh gak berguna

"Lo anak baru ya?", tanya seorang laki-laki, yang menurut Qilla adalah penyenggol bahunya tadi. Qilla membatin, nih cowok sok kenal banget sih!

"Helllowwww???", sapa si cowok.

Qilla masih termenung. Dan akhirnya dia sadar bahwa dia sedang disapa oleh cogan.

"Ehhhh.", Qilla nampak gelagapan sendiri. Yang diliatnya mimpi apa nggak ya??

"Lo anak baru ya?? Gue tanya dari tadi malah gak ngejawab. Sekalinya jawab cuma 'ehhh'. Lo konek gak sih??", omel cowok tersebut.

"Eh maaf, gue lagi nggak konek. Soalnya gue lagi kepikiran.", jawabnya yang masih linglung.

"Emangnya apa yang lu pikirin?? Utang? Cak ilah. Masak baru berangkat udah mikirin utang.", cowok itu berkata panjang lebar.

"Nggak gitu, gue murid baru pindahan dari Bandung. Masak murid baru udah telat aja. Kan malu-maluin.", terang Qilla.

"Owhhh gituu. Yaudah kalo gitu lo ikut gue aja gimana.", ajak cowok tersebut.

Qilla kebingungan.

"Tenang gue sekolah disini kok. Gue gak bakalan macem-macem ama lu. Gak usah takut."

Qilla hanya mengangguk saja, tanda dia setuju dengan ajakan cowok tersebut. Segala pikiran buruk berkecamuk dalam hatinya. Namun dia langsung menetralkan,
Qilla tenang, dia itu cowok baik. Tenang ya. Moga aja Allah selalu ngelindungi kamu.

Setelah sampai ditujuan. Qilla terkejut. Terkejut dengan sebuah pohon besar.

"Lo manjat aja. Kalo takut nanti naik dipunggung gue. Gak usah takut. Gue gak bakalan ngintip daleman lu. Gue bukan orang jahat kok.", lagi lagi cowok itu meyakinkan Qilla. Berkata dengan kalimat panjang lebar kali tinggi.

Qilla hanya pasrah saja.

Saat sudah berhasil memanjat, dan turun kebawah, Qilla merasa lega sekali. Akhirnya dia bisa masuk ke sekolah ini. Tanpa ada yang tau. Namun bagaimana nanti kalau dia harus berurusan dengan BK. Hari pertama masuk masak sudah kena BK.

Setelah membersihkan telapak tangannya. Ada yang merasa ganjal dihatinya. Kenapa dia sendirian. Aduuh jangan-jangan tadi setan lagi. Duh gimana nih. Masak tadi gue baru diajak ngomong setan. Itulah yang dipikirkan Qilla saat ini. Mengapa cowok itu menghilang. Belum sempat juga dia berterima kasih pada cowok tersebut. Kalau misalnya dia setan, bagaimana caranya dia mencari kuburannya, hanya untuk berterima kasih

Daripada mikirin dia, mending aku langsung ke ruang kepala sekolah aja deh. Batin Qilla.

🌻🌻🌻

Qilla berjalan santai menyusuri koridor kelas yang nampak sepi. Wajarlah kalau sepi, ini kan jam 7 lebih 30 menit. Pasti udah mulai KBM nya lah.

Sesampainya di ujung koridor. Dari kejauhan, Qilla bisa melihat bahwa ada ruangan yang bertuliskan *HEADMASTER ROOM* bawahnya lagi ada terjemahan *RUANG KEPALA SEKOLAH*. Qilla merasa sangat lega. Dia berlari kecil. Sesampainya ditikungan koridor.....

Brakkkkkkk

Dia menabrak seorang cowok yan membawa beberapa tumpukan buku. Alhasil buku itu terjatuh berceceran. Qilla nampak kebingungan. Lalu dia membantu cowok tersebut untuk membereskan buku.

"Jalan pake mata!'', sinis cowok tersebut. Karena tak ingin mencari masalah dengan orang lain, Qilla hanya mengangguk saja. Lalu dia melanjutkan misinya untuk ke ruang kepala sekolah.

Setelah dari ruang kepala sekolah, Qilla diantar ke kelas IPA-2. Sesampainya didepan pintu ruang kelas tersebut, Qilla mengetuk pintu. Setelah itu dia masuk ke ruang kelas tersebut.

"Oh iya anak-anak, ini anak baru pindahan dari, dari mana nak. Ibu lupa.", ucap ibu guru yang perawakannya sangat ramping sekali seperti penggaris berjalan.

"Perkenalkan nama saya Shaquilla Wirawan. Saya pindahan dari Bandung. Semoga bisa berteman dengan saya.", ucap Qilla dengan sopan.

"Oh Bandung. Maaf tadi ibu lupa. Kursi kosong mana yaa?? Oh itu deketnya cowok itu tu.", guru tersebut menunjuk cowok yang sedang duduk sendirian. Qilla hanya mengangguk. Kakinya ia langkahkan menuju tempat duduk yang ditunjuk guru tersebut.

🌻🌻🌻

Setelah bel istirrahat berbunyi. Sebagian teman sekelas Qilla ada yang mengerubunginya. Menanyakan mengapa dirinya pindh kesini. Ada juga yang meminta nomer teleponnya. Karena merasa sangat bising. Cowok sebelah Qilla menggebrak meja dan berkata, "LO SEMUA BISA DIEM GAK!! GANGGU AJA!!". Qilla tersentak. Akhirnya kerumunan tersebut langsung bubar dan menuju ke kantin. Namun masih tertinggal satu, seorang cewek yang memakai kacamata berframe hitam.

"Tenang aja Qil. Dia emang orangnya gitu. Kayak psycopath. Seisi kelas emang takut ama dia.", Qilla hanya mengangguk, tanda bahwa dia paham. "Kenalin gue Azzallea Athaya. Gue kembaran Selena Gomez. Dulunya gue mau dijodohin sama Justin Bieber, tapi guenya gak mau. Kasian banget ya si Justin. Aduh tapi kalo gue ga suka mau gimana lagi.", ucapnya dengan pede. Gadis tersebut kelihatannya sangat riang sekali. Qilla hanya tersenyum maklum, dia harus menjaga image nya, supaya ia mendapatkan teman yang baik disini.

Tak terasa, bel pulang telah berbunyi. Qilla langsung merapikan bukunya, lalu memasukkan kedalam tasnya. Dia langsung bergegas menuju gerbang sekolah.

Sesampainya didepan gerbang, Qilla masih menunggu kehadiran Pak Ahmad. Sampai waktu menunjukan pukul 4 lebih 30 menit. Qilla berinisiatif untuk menelepon Pak Ahmad. Namun ketika ia hendak menekan tombol hijau. Tiba tiba screen handphonenya berubah warna menjadi hitam. Ingin rasanya ia memakan hapenya itu, jika tidak ingat bagaimana perjuangannya membeli handphone berlogo apel gigit tersebut.

"Gimana nih?? Udah mau petang lagi. Mana nggak ada taksi apa angkot lewat gitu. Ishhh!!", gumamnya. Dia melirik kanan kiri, sudah sepi. Yang mengikuti ekskul pasti sudah pulang semua.

Tak lama kemudian suara dentuman motor mengagetkan Qilla. Sang pemilik pun membuka helmnya dan berkata, "Naik! Cepet!". Awalnya ia sempat berpikir dan memproses kalimat cowok tersebut, namun dengan dikode lewat tatapan mata, yang mengisyaratkan Qilla untuk naik, ia akhirnya menurut. Tanpa berpikir panjang, akhirnya Qilla menaiki motor sport berwarna hitam tersebut dengan sedikit kesusahan.

Lima belas menit selama perjalanan, keduanya tidak saling tanya, atau sekedar basa-basi. Namun sedetik kemudian....

"Rumah lo dimana?", tanya cowok tersebut dengan datar tanpa ekspresi sedikitpun.

"Depan nanti belok kanan aja. Nanti lurus terus aja.", jawab Qilla enteng.

Setelah duapuluh menit perjalanan, akhirnya Qilla sampai didepan gerbang rumahnya. Baru ingin mengucapkan terima kasih, cowok tersebut langsung melenggang pergi. "Aneh banget sih.", gumam Qilla.

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang