Chapter 5

5 3 0
                                    

Sepanjang berjalan dikoridor, Qilla merasa ditatap aneh oleh banyak pasang mata. Qilla merasa dia tidak berdandan terlalu tebal, hanya memakai bedak bayi dan lipbalm tidak berwarna, supaya bibirnya tidak kering. Seragamnya juga tidak kotor, lantas apa yang membuat dirinya ditatap aneh oleh banyak siswa-siswi.

"Dasar ganjen!!"

"Bitch!!!"

"Kegatelan banget sih jadi cewek!!!"

"Gak tau malu!!!!"

"Sok cantik banget sih, haduhhh!!!"

"Anak baru sok cantik!!"

Begitulah rentetan cercaan siswi-siswi yang menghina Qilla. Qilla masih belum tau apa kesalahan dirinya sehingga dia dicaci oleh orang-orang yang berpapasan dengannya.

Tepat ditikungan koridor, dia berpapasan dengan Kenneth.

"Gue mau ngomong sama lu!", katanya dingin seraya menarik jemari Qilla erat.

Langkah kaki keduanya sampai pada rooftop sekolah.

"Gue mau bicarain hubungan ini!", Kenneth mengawali pembicaraan keduanya.

Qilla hanya diam.

"Gue minta maaf.", tangannya menggenggam erat jemari Qilla, namun lebih halus daripada yang dikoridor.

"Buat?", tanya Qilla

"Yang kemaren. Gue minta maaf ya Qil. Gue ngerasa gak pecus jadi cowok lu. Gue cuma ngerasa cemburu aja. Didekat Zaky lu bisa ketawa bebas, sedangkan didekat gue lu malah kayak jadi orang pendiem.", katanya panjang lebar.

"Sebenernya lu itu beneran gak sih sama hubungan kita ini.", tanya Qilla lagi.

"Jujur gue awalnya cuma mau bales dendam sama lu karena lu udah caci maki gue didepan Athaya.", jujur Kenneth.

"Terus kalo sekarang lu juga tetep bales dendam sama gue??", cecar Qilla.

"Kayaknya enggak deh. Soalnya pas lu ketawa bareng Zaky, hati gue rasanya kayak enek gitu. Cemburu kali hehe.", kekeh Kenneth pelan.

"Kayaknya kan.", ucap Qilla membeo.

"Gue beneran serius Qil.", ucap Kenneth dengan senyum mengembang dan jarinya yang berbentuk peace.

"Ini hubungan Ken, bukan candaan.", ucap Qilla pelan.

"Gue serius Qil."

"Terserah lu deh.", Qilla hanya pasrah saja dengan paksaan Kenneth.

Dia merasa bahwa dia dan Kenneth bukan seperti orang pacaran, melainkan seperti majikan dan pembantu, bukan soal fisik yang dimaksud, namun lebih tepatnya sikap. Sikap Kenneth yang pemaksa dan Qilla yang hanya bisa tunduk dan tak bisa menolak.

----
Setelah dari rooftop, keduanya kini menuju kekantin. Untuk permintaan maaf Kenneth, dirinya mentraktir Qilla makan sepuasnya. Sebenarnya ini kesempatan bagi Qilla untuk makan sepuasnya, untung-untung menghemat uang. Namun Qilla harus jaim alias jaga image didepan Kenneth. Alhasil Qilla hanya memesan batagor dan es jeruk manis.

"Itu aja Qil? Gak mau tambah lagi?", tanya Kenneth halus.

"Enggak Ken."

"Yaudah."

Selama makan batagor, Qilla merasa ditatap aneh oleh Kenneth. Seperti tatapan yang tidak seperti biasanya. Biasanya Kenneth memainkan game dihandphonenya tapi kali ini dia hanya menatap Qilla. Aneh sekali.

"Kenn? Kenapa sih liatin gue?", tanya Qilla heran.

"Enggak kenapa-kenapa."

"Yaudah jangan liatin. Nanti kalo gue kesedak gimana!", cecar Qilla.

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang