BAGIAN 8

62 5 0
                                    

Kenzo dan putri sedang jalan-jalan sambil menaiki motor kenzo. Putri yang tidak henti-hentinya takut akan temannya mencarinya ia menatap gusar pada jalanan. Kenzo yang daritadi menatap spion karena pergerakan putri yang berubah ia mengigiti kukunya karena cemas, mungkin.

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Lo kenapa cemas?"

"Gapapa"

Kenzo menatapnya dari spion.
"Dibalik kata gapapa ada maknanya yang tersirat."

"Nanti lisa sama ara nyariin gimana? Kalau gaada gw mereka pasti berantem mulu"

"Gampang"

"Apanya?"

"Nanti gw chat temen gw buat ngabarin temen lo"

"Hmm, kita mau kemana sih?"

"Liat aja"

Sesampainya mereka dicafe mereka duduk dengan tenang. Putri yang tadinya cemas jadi terkagum-kagum saat melihat desain dari cafe sederhana ini. Cafenya yang sederhana tapi didalamnya mewah banyak furniture gambar yang menghiasi tembok. Warna dinding yang tidak terlalu mencolok tapi membuat mata segar.

Sepertinya putri harus mengajak
Lisa dan ara berkunjung ke cafe ini. Tempat duduk yang dialasi bantal sofa, minuman yang dibeli bergambar sesuai selera. Dan juga saat diluar jendela pemandangannya sangat indah.

Kenzo tersenyum tipis melihat kebahagiaan yang terpancar terbit diwajah putri. Wajah putri yang begitu manis menambahkan pesona bagi kaum adam yang melihatnya.

Beberapa kaum adam sedang terang-terangan menatapnya dalam jauh. Mereka seperti melihat bidadari yang polos.

Kenzo menatap tak suka pada tatapan orang yang disana ia menarik tangan putri ia mengengam tangannya erat seperti tak ingin lepas.

****

"Kan udah gw duga beneran putri" gavin dengan tangan yang dimasukkan dalam saku celananya ia bersikap tegas mengatakan bahwa dia benar.

"Emangnya siapa yang ngomong lo salah?" gavin menatap wajah lisa dan begitu juga sebaliknya mereka menatap sama lain.

"Kalian ngapain sih? Gaguna."

"Lo gaguna" lisa menjawab.

"Lo lah masa gue!"

"Udah udah kalian ini berantem mulu kayak bocah!"

ara menolehkan kepalanya menatap tajam gavin. "Ulang apa yang lo kata tadi!"

"Yang mana?" lisa melipatkan tangan malas untuk meladeni mereka. Ia membuka handphonenya sekedar mencari informasi untuk ditanya-tanya.

"Yang terakhir tadi"

"Kayak bocah?" ara mengangguk. Sedetik kemudian gavin terjengkang ke bawah saat ara menendang perutnya membuat ia terbatuk-batuk.

"Lo... Gw bakal aduin sama papa"

"Ck, lo sendiri kayak bocah"

"Ketemuu" teriak lisa sembari memberikan hpnya kepada ara.
Gavin bergegas bangkit dan menghampiri mereka yang sedang sibuk dengan handphone.

"Apanya yang ketemu? Putri udah ketemu?"

Lisa menatap wajah tak bersahabat "apasih" dan kembali menatap handphone.

"Ada apaan sih kepo nih gw"

"Akhirnya kita bisa makan besar" ara tersenyum lebar dan merangkul lisa yang ditanggapi dengan senyuman juga mereka berdua bergegas melangkah. Langkahnya yang terbilang seperti berlari membuat gavin bingung dengan persahabatan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad girl rusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang