"Bahkan kalian tidak mendengarkan perkataanku saat itu dan hanya menganggap diriku hanya trauma karena kecelakaan." Dapat kulihat ayah yang kelagapan mendengarkan perkataanku.
"Maaf, ayah dan ibu membiarkan dirimu berdiri sendirian menghadapi kejadian itu." Aku mendengar perkataan ayah di sampingku.
Lama kami terdiam di ruang tengah hingga suara ayah kembali mengisi kekosongan di antara kami berdua.
"Tadi siang, ayah bertemu seorang nenek-nenek di tepi jalan." Aku mulai mendengarkan ceritanya dengan tubuhku yang menghadap penuh ke arahnya.
"Ia mengatakan jika-"
Perasaanku mulai memburuk menunggu kalimat ayah selanjutnya. Aku yakin ini pasti bukan sesuatu yang baik melihat aura gelap di sekeliling ayah saat ini.
"Separuh jiwamu masih terkurung di dalam dunia 'mereka'."
Indigo Girl
"Olivia!" Aku tersentak dari tempat dudukku mendengar seseorang meneriakkan namaku.
Aku menolehkan kepalaku ke samping dan melihat Choerry dan Mina yang berdiri di ujung lapangan sambil melambaikan tangannya kearah ku.
"Tidak ke kelas?" Tanya Mina yang sudah di sampingku dengan Choerry.
"Nanti." Jawabku singkat. Mereka berdua bertanya pasti karena melihatku belum meletakkan tasku dalam kelas.
"Jam berapa kau sampai tadi?" Tanya Choerry.
"Kurang lebih 7 menit yang lalu aku sudah berada di sini." Jawabku setelah melirik sekilas jam tanganku.
Lama kami bertiga duduk di pinggir lapangan hingga tak terasa bel sekolah berbunyi nyaring menandakan pelajaran pertama akan dimulai.
"Ayo kita ke kelas!" Ajak Mina.
Kami mulai berjalan melewati lorong yang masih terlihat ramai dengan murid-murid yang masih berkeliaran di luar kelas.
"Kalian duluan saja, aku mau mengambil paket sastra di loker" ucapku membuat Mina dan Choerry berhenti berjalan sambil menatapku.
"Kau yakin sendiri?" Tanya Choerry dengan raut wajah ketakutan.
"Kalau begitu, kami juga akan ikut denganmu." Aku menggelengkan kepalaku menolak perkataan Mina dan mengatakan aku tidak apa-apa.
Aku mulai berpisah dengan Choerry dan Mina di lorong. Aku berjalan pelan sambil melihat sekeliling yang sangat sepi. 'Apa semua ruangan di sini tidak dipakai?' Batinku melihat lorong di sini benar-benar sepi begitupun dengan ruangan di sepanjang lorong ini.
Aku langsung membuka loker milikku dan mengambil paket sastra, setelah itu aku langsung menutup lokerku kembali.
Tuk tuk tuk
Deg
Aku mulai melihat sekelilingku untuk melihat apakah ada orang lain di sini selain diriku.
Brak brak
Aku tersentak mendengar suara gebrakan dari salah satu loker di sana seolah-olah ada sesuatu yang memaksa ingin keluar dari dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Girl
رعب"Separuh jiwamu masih terkurung didalam dunia 'mereka', kau harus mengambil separuh jiwamu kembali secepatnya jika kau masih ingin melihat dunia lebih lama lagi." Indigo Girl~