~2~

41 5 0
                                    

~~*~~
What is this feeling What should I do? if indeed this feeling hurts me I will obey and change it into happiness
~~*~~

Jalan yang kulihat sama saja, menunduk dan melihat jalan itu, terhempas pepohonan yang sejuk, entah diriku ada dimana Defthan membonceng ku.

"Kai ngapain diem aja terus sih..?" tanyanya.

"Aku sedikit enggak enak badan aja kok.." sahutku mengelak.

"Tunggu sebentar kita hampir sampai rumah" katanya.

Aku hanya diam dan berfikir apakah aku pantas untuk Defthan, apakah Defthan akan menjadi milik orang lain, apakah dia milik wanita kemarin.

Sepanjang jalan Defthan tidak ada membahas masalah kemarin, ekspresinya sama seperti biasanya, perhatiannya pun sama seperti biasanya.

Akupun menarik narik sedikit baju Defthan dan memanggilnya."Def kamu marah ya sama aku?" tanya ku ketakutan.

"Enggak kok" jawab Defthan pelan.

Merasa tak enak akupun diam saja, walau aku tak mengerti apa yang aku rasa, dan perasaan ku terhadap Defthan.

~~•~~

Serasa sepi—hampa, pesan yang ku kirim tidak di lihat oleh Defthan. Sekarang sudah pukul 15.00 p.m dan aku mengirimkan pesan tepat pukul 13.23 p.m.

"Naa..angkat jemuran mau hujan nih..." teriak mama dari arah dapur.
"apa??" sahutku tidak mendengar perkataan mama dengan jelas.
"Angkat jemuran!!" Bentakan mama dengan sangat jelas.

Aku lari menuju balkon tempat menjemur pakaian belakang rumah dan langsung mengangkat jemuran. Angin terlalu kencang sewaktu aku melepaskan jepitan , bajunya terbang dan jatuh tepat di depan gerbang, akupun turun dan mengambilnya.
"hei ada orang, siapa ya?" gumamku sambil membuka pintu. Dan itu ternyata Defthan.

"Defthan? ada keperluan apa kamu datang kesini?" kataku dengan kebingungan.

"Aku mau menjelaskan sesuatu, dan aku tidak mau menjelaskan melalui telephone" jawabnya.

"Tapi sekarang mendung dan aku masih perlu ngangkat jemuran" sahutku.

"Gapapa kita ngobrolnya di balkon aja" kata Defthan dengan santai.

"Ya sudah,,ayo sini masuk" aku mengajak Defthan masuk kedalam rumah.

"Eh nak Defthan tumben tumben main kesini" tanya mama.

"Enggk tan cuma mau belajar bareng Kaina" sahutnya mengelak.

"Iya sana belajar, kalau mau minum ambil aja di dapur ya nak Def" perhatian mama.

"Iya tan makasi" sahut Deftan.

Duduk di balkon berduaan, dengan desiran angin yang sejuk, langit yang mendung, membuat aku sedikit merasakan kenyamanan yang sesaat. Aku lupa kejadian kemarin dan menikmati waktuku bersama Defthan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang