~1~

45 9 2
                                    


~•~

     Tiupan angin yang keras, suara kendaraan yang ramai, melihat senyum yang sendu, kulit yang bersinar karena sorotan lampu kendaraan yang melintas.
Aku selalu memandang bibirnya yang terus mengoceh, hati ku selalu berdegup kencang ketika dia berada di samping ku, tapi perasaan ini terus muncul dan aku tidak tau ini perasaan seperti apa.

"Hey kamu mikirin apa?" tanya Defthan.

"Hah??,,, enggak enggak aku enggak mikirin apa apa kok hehe" jawab ku mengelak.

Aku menunduk dan terus berjalan tanpa mendengarkan ocehan Defthan. Seketika Defthan merangkulku dan disana hatiku terasa mulai berhenti berdenyut.

"Lepaskan def nanti ada yang lihat lhoo.." kataku dengan gugup.

"Enggak tenang aja !! kalau seperti ini aku merasa lebih nyaman" katanya.

     Aku tidak bisa berkata apa apa, sepanjang jalan pulang. Tangan Defthan terus merangkulku yang membuat tubuhku kaku, aku sangat gugup—malu semua perasaan itu kalang kabut.

"Kaina jalan mu kok gitu sih?" Tanyanya.

"Gimana? aneh ya?" tanyaku.

"Lucu aja gitu, gak nyaman ya aku rangkul terus?" tanya Defthan.

"hmmm...." Jawabku.

"hayoo jawabnya hemm doang, berarti aku boleh dong terus ngerangkul kamu biar aku terus bisa liat mukak mu yang lucu itu hahaha..." Katanya.

     Terus terusan Defthan menertawakan wajahku yang mulai merah ini.

"Huh... akhirnya sampai juga" gumamku.

~•~

     Setelah sampai depan rumah seperti biasa rutinnitas Defthan selalu mengucapkan selamat tinggal pada ku.

"Sudah sampai nih.." kata ku dengan penuh kegugupan.

"Hem ekspresi itu lagi?.." tanya Defthan.

"Gimana sih? apa ada salah ya?" tanyaku mengelak.

"Huh baby ku cute deh..." katanya seperti berbicara dengan anak kecil.

(Hatiku kembali berdegup kencang)

"Jangan pakek baby babyan deh, nanti pacar ku liat trus denger gimana?" kataku mengelak.

"Ah? kamu punya pacar? mustahil! jangan harap deh, jodohmu itu aku!" Katanya.

     Perasaan ku sudah tak tertahankan, rasanya sangat bahagia aku ingin melayang, walau kata kata itu yang sering terucap dari bibir Defthan dan itu cuma lelucon tapi semua itu cukup membuat aku sangat bahgia.

     Aku terlalu malu dan gugup dan langsung masuk meninggalkan Defthan sendirian.

"Heiiiii main masuk aja!!" sontaknya.

"Bilang good bye atau apa kek gitu, main tinggal tinggal aja,, keterusan deh..." teriakan Defthan.

(Defthan langsung pergi dan pulang kerumahnya)

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang