🌸 8; Seolhyun

615 120 1
                                    

2 bulan kemudian…

Tidak banyak berubah setelah 2 bulan Yerin duduk di bangku SMA. Yuta juga semakin menempel padanya. Walaupun Yerin sudah terang-terangan menyampaikan ketidaksukaan padanya, Yuta tetaplah Yuta si pria keras kepala melawan Yerin yang sama keras kepalanya. Akhirnya Yerin mulai terbiasa dengan keberadaan Yuta di dekatnya. Namun ia juga tidak bisa menahan debaran jantung walau Taehyung hanya mengelus kepalanya.

Hari minggu Yerin kali ini diisi dengan membereskan kamarnya dibantu oleh salah satu Asisten Rumah Tangganya, yang biasa Yerin panggil dengan sebutan Ajjhuma. Padahal biasanya ia akan menghabiskan hari liburnya dengan berkurung di kamar sambil menonton serial drama korea kesukaanya. Tapi kali ini ia merasa kamarnya benar-benar tidak bisa di toleransi dan ia harus segera merapihkannya kembali agar kembali nyaman.

“Nona, yang ini di simpan atau dimasukan ke dalam kotak?” Yerin menoleh pada asisten rumah tangganya yang kini menyodorkan pigura kecil padanya.

“Coba biar aku lihat,” Yerin mengambil pigura tersebut dan melihat isinya. Kedua sudut bibirnya refleks terangkat melihat fotonya dan Taehyung yang diambil 5 tahun yang lalu. Saat itu usianya masih 10 tahun dan Taehyung 11 tahun.

“Yang ini tidak usah disimpan dalam kotak, Ajjhuma.” Sambung Yerin.

“Baik, nona.” Lalu Ajjhuma tersebut kembali merapikan sprei sedangkan Yerin masih duduk di sudut kasur, masih memandang foto itu sambil tersenyum.

“Yerin, ada temanmu.” Suara lembut Dara membuat atensi Yerin kini beralih pada Ibunya yang kini berdiri di ambang pintu.

Kedua alis Yerin tertaut heran.  Teman? Gadis itu tidak ada menyuruh temannya untuk datang ke rumahnya. Taehyung tidak mungkin datang, pemuda itu sudah memberitahunya kalau ia ada kerja kelompok bersama teman-temannya.

“Kenapa? Kenapa eomma menatapku seperti itu?” Ia semakin terheran-heran melihat Ibunya yang sekarang tersenyum padanya, lebih tepatnya menyeringai.

Eomma tidak pernah melihatmu punya teman namja selain Taehyung. Anaknya tampan, seperti orang Jepang.” Yerin membulatkan matanya kaget. Siapa lagi kalau bukan Yuta.

Mau apa lagi anak itu?! Batin Yerin.

Dengan cekatan ia bangkit dan segera menuju ruang tamu dan benar saja di sana ada Yuta sedang duduk manis di sofa. Sedangkan Dara hanya mengekori anak perempuannya itu dari belakang.

“Mau apa kau kemari?” Tanya Yerin dingin.

Anyeonghaseyo, Yerin, aku ke sini ingin mengajakmu jalan-jalan.” Senyum Yuta tak pernah pudar saat melihat kehadiran Yerin. Sedangkan gadis tersebut hanya menatap Yuta tak percaya dengan separuh mulut terbuka, sungguh tak percaya dengan makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini.

Sudah cukup ia mengganggunya di sekolah. Apa tak cukup membiarkan waktu sehari saja untuk bebas darinya? Bahkan di hari libur seperti ini saja pemuda itu masih ingin mengajaknya jalan. Sungguh sangat menyebalkan! Yerin tak henti-hentinya merutuk.

“Yerin, kau harus menemaninya jalan-jalan. Dia kan orang Jepang, mungkin saja ia ingin lebih mengenal Korea Selatan.” Dari belakang, Dara ikut-ikutan menimpali Yuta.

“Tapi dia sudah lama tinggal di Korea Selatan, Eomma?!”

“Ssshh, pelankan suaramu. Yuta anak baik kok, Eomma saja baru dibelikan buah-buahan darinya.” Kedua mata Yerin terbelalak. Apa? Yuta membelikan Ibunya buah-buahan? Pantas saja Ibunya jadi membela Yuta. Ternyata Yuta sudah menyogok Ibunya. Yuta benar-benar definisi dari menyebalkan.

Cherry Blossom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang