•Rain

2.5K 303 42
                                    

Guanlin memasuki kelas dengan tergesa gesa. Dia lupa, jam ke tiga diisi sama guru killer. Mampus aja kalo telat.

Cklekk

"Telat 10 menit. Habis darimana saja kamu, Lai Guanlin."

Guanlin meneguk savilanya kasar. Sial sekali, beneran udah datang gurunya. Kalo udah kayak gini tinggal terima nasib.

"Habis dari Uks Bu, kepala saya pusing. Tadi pagi belom sempet sarapan." ujarnya berbohong.

Ya mau tidak mau dia harus berbohong, walaupun tidak sepenuhnya berbohong sih. Soalnya dia emang belom sarapan. Yang bohong itu soal Uks, mana ada dia dari Uks. Orang dari markas, ga mungkin kan dia ngaku dari markas nak biang onar. Bisa dihukum entar.

Gurunya menatap intens Guanlin. Sambil menurunkan kacamatanya, membuat Guanlin terintimidasi.

"Yaudah. Cepat masuk."

Akhirnya Guanlin bisa bernafas lega. Kali ini dia masih selamat dari hukuman. Tumben baik tuh guru, ah bodo bukan urusan Guanlin dia lagi baik atau engga. Yang penting sekarang selamat dulu.



▪▪▪▪▪

Bell istirahat terakhir baru saja berbunyi. Membuat Guanlin langsung melengos ke kantin. Dia mau beli nasgor sih rencananya, laper cuk. Orang belom sarapan.

Setelah memesan makanannya, Guanlin mengambil tempat duduk di dekat di pojok. Tangannya bergerak ke arah saku untuk mengambil Smartphone, lalu memainkannya.

Sreet

Seseorang menarik kursi di sebelahnya, membuat Guanlin menoleh sekilas. Lalu lanjut memainkan Smartphone nya.

"Lo ngapain disini?" tanyanya tanpa menatap seseorang di sebelahnya.

"Suka suka gue lah, ini kan tempat umum."

Guanlin hanya mendengus. Sepertinya dia akan terbiasa dengan sifat manusia yang satu ini. Suka semaunya ckck.

"Ini nasi gorengnya, pedes kan?" pesanan Guanlin di antar sama Bibi penjual nya. Membuat Guanlin mendongak lalu mengangguk sekilas.

Bibi itu kembali kedalam dapur, sedangkan Guanlin mulai menikmati makanannya.

"Lo ga jajan?" tanya Guanlin disela makannya.

"Nggak ah. Udah kenyang ngeliat lo makan."

"Uhuk--" Guanlin cepat cepat meraih air minum yang sudah dia bawa. Lalu meneguknya.

"Makan yang bener. Kek bocah aja sih lo pake acara keselek segala."

Guanlin menyeka bekas air di mulutnya, lalu mendelik. "Ya lagian lo ga jelas. Gue kaget bego!"

Bae Jinyoung--orang yang sedari tadi merecoki Guanlin-- hanya mengangkat bahunya acuh. Membuat Guanlin mendengus malas.

"Ya ya serah lo. Balik kek, ganggu orang makan aja."

Baejin mengangkat alisnya, "Lo merasa keganggu? Gue biasa aja tuh."

"Berisik Bae."

Baejin melotot. "Panggil gue Jinyoung! Jijik banget goblok!"

"Ah, Jinyoung kepanjangan. Baejin aja gimana?"

"Ya. Itu lebih baik dari pada lo manggil gue Bae."

"Kalo salting bilang aja kali. Ngaku lo"

Baejin mendelik ga suka. Apa apaan sih anjir, ga jelas banget.

"Bacot."

Guanlin lebih memilih melanjutkan makannya yang terjeda. Sedangkan Baejin melihat lihat area kantin.

tiang berjalan✔ ‹woolin›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang