dua

25 5 0
                                    

Seperti biasa, pagi hari ini indah. Matahari sudah mulai muncul untuk menampakkan keindahannya, udara sekitar terasa hangat menyentuh kulit. Burung-burung terdengar riang bernyanyi. Kicauannya menemani aktifitas manusia di pagi itu.

Disebuah taman didepan komplek perumahan itu terlihat beberapa orang berlari kecil untuk berolahraga. Disana juga terlihat lalu lalang sedikit sepeda motor, mungkin mereka adalah orang-orang pekerja kantoran yang bekerja atau orang warungan yang pergi berbelanja ke pasar.

Dan disinilah seorang gadis duduk, disebuah warung makan kecil yang menjual pangan berupa bubur ayam sembari menatap lekat ponselnya. Memantau pemberitahuan grup whatsapp-nya tentang kegiatan perkuliahan hari ini.

Sebuah dering telpon mengagetkan gadis yang sedang melahap buburnya itu, melihat nama orang yang tidak asing menelponnya membuatnya malas-malasan untuk menerima telepon tersebut walaupun akhirnya ia tetap mengangkat telpon itu.

"hmm apaan?" Tanya nya pada gadis lain diseberang sana

"eh lo dimana? Gue kerumah lo kok kosong sih?" Tanya orang itu juga

"mau ngapain sih kerumah gue pagi-pagi? Gue lagi di taman nih, lagi nyabu" jelas gadis itu

"heh jangan ngadi-ngadi ya lo, hari masih terang gini lo udah berbuat tindak pidana aja" cerca orang itu

"emang gue ngapain si anj, orang gue lagi nyabu alias nyarap bubur nih di tempat mang ujang. Pikiran lo tuh diberesin jangan suujon terus sama orang yeeuuu" jawabnya

"yaudah deh map ya kanjeng ratu Lisaaa.. lagian lo sih pake disingkat-singkat segala, tinggal jawab aja lagi makan bubur di taman pake segala istilah nyabu nyabu" balas gadis itu

"udah ya tungguin disitu gue meluncur kesana" sambungnya

"iye dah Nana yang paling bener, sekarep mu" jawab Lisa kemudian mematikan ponselnya dan melanjutkan memakan bubur ayamnya yang sudah mulai dingin.

-----------

Dan disinilah Nana sekarang, di warung makan bubur ayam taman komplek perumahan Lisa dengan membawa seorang lelaki yang tak lain adalah sepupunya sendiri yaitu Khalis. Lisa yang berencana ingin mengomeli sahabatnya itu pun langsung terdiam melihat penampakan laki-laki yang datang bersama sahabatnya itu.

"tumbenan lu diem gue recokin pagi-pagi" kata pertama yang keluar dari Nana saat melihat Lisa terdiam sambil menggigit sendoknya kuat

Bagaimana Lisa tak terpesona melihat lelaki yang duduk dihadapannya ini, berpenampilan santai namun sangat indah untuk dipandang. Mungkin kata-kata pun tidak bisa mendeskripsikan ketampanan Khalis dimata Lisa.

Berbeda dengan penampilan Lisa saat ini yang hanya mengenakan baju tidur dan jaket rajut kesayangannya alias jaket yang tiap hari dipakainya itu membuatnya minder.

"lo kalo bawa Khalis bilang gue dulu bego, kan gue ga siap. Liat nih penampilan gue udah kaya orang ga diurus orang tua" bisik Lisa pada Nana yang duduk disebelahnya

"ga usah sok mentingin penampilan deh lo, kan lo emang ga ada yang ngurusin" jawab Nana sambil menyeruput es teh milik Lisa

"nih jaket juga g ague tebak udah ketahuan ya ga pernah dicuci, jadi ya santai aja elah kayak sama siapa aja" sambunng Nana

"ya ga usah dipeperjelas gitu juga kali, lagian ya kalo gue ketemunya sama lo doang sih ya mau make outfit apapun ga peduli gue. Ini sama cowo anjirr, mana crush gue lagi" jelas Lisa

"dih lo nge-crush in Khalis? Ga salah denger ni kuping gue?" Tanya Nana heboh yang diihadiahi geplakan di kepala oleh Lisa

"kurang kenceng suara lo bego" ucap Lisa

"ya map kelepasan. Lagian masa iya sih, baru juga ketemu sehari. Palingan entar kalo liat cowo cakep lain bakalan berpaling dari dia" ujar Nana

"ga ga ga ga, pokoknya gue mendeklarasikan bahwa gue bakalan mepetin sepupu lo mulai sekarang. Lo harus mendukung dan merestui gue" jawab Lisa

"lo mau gue dukung dan gue restuin kan?" Tanya Nana yang dibalas anggukan oleh Lisa

"oke" jawab Nana semangat

"MANG BUBUR SATU MAKAN DISINI YA, LISA YANG BAYAR" teriak Nana pada penjual bubur itu

"yee mengambil kesempatan dalam kesempitan lo" ucap Lisa dan melanjutkan makannya yang sempat tertunda

"ya memang itu fungsinya sahabat" jawab Nana

Yang mereka tak sadari dari tadi ialah kenyataan bahwa pembicaraan mereka itu di dengar oleh Khalis. Bagaimana tidak, Khalis hanya duduk di depan keduanya sedangkan suara mereka berdua itu tidak bisa dikatakan pelan untuk seorang wanita. Khalis sedari tadi memang hanya memainkan ponselnya karena merasa tak perlu ikut terlibat percakapan Lisa dan Nana yang sebagian –ah tidak, maksudnya adalah yang seluruh isinya adalah rencana Lisa untuk mendekati dirinya.

"serah kalian berdua deh, anggap aja gue ga ada disini" ucap Khalis dalam hati

------------

"lo tadi kesini naik apa?" Tanya Nana saat mereka sudah selesai dengan kegiatan sarapannya

"jalan kaki lah, orang deket gini emang lo naik apa kesini hah gue Tanya?" Tanya Lisa juga

"ya jalan kaki juga lah, ngapain pake kendaraan orang rumah gue deket" jawab Nana

"yaudah sih. Sok sok an nanya lo, padahal udah tau jawabannya" ucap Lisa sewot

"gausah sewot gitu juga kali, kan gue Cuma basa-basi doang" balas Nana

"kan emang rumah kalian berdua samping-sampingan jadi ngapain nanya sih kalo ujung-ujungnya berantem" ucap Khalis yang akhirnya jengah melihat pembicaraan dua sahabat itu

Mereka bertiga berjalan kaki menuju rumahnya, hanya masuk beberapa meter kedalam kompleks dari taman itu. Diperjalanan pun Nana dan Lisa tak henti-hentinya mengomentari apapun yang mereka lihat.

Contohnya saja saat mereka melewati rumah Bu Wati yang penuh tanaman itu, Khalis sampai harus menarik dua gadis itu untuk segera pergi dan tak menanyai Bu Wati tentang nama-nama tanaman yang di peliharanya itu lagi pasalnya wajah Bu Wati yang tengah menyirami tanamannya itu terlihat sangat frustasi mendengar pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut dua gadis itu.

Atau saat melewati rumah Pak Barto yang dihalamannya banyak sangkar yang berisi berbagai jenis burung didalamnya, lagi-lagi Khalis harus menanggung malu karena menarik dan mengancam kedua sahabat itu akan dilaporkan ke pak RT karena telah berencana untuk mencuri dan melepas burung-burung peliharaan Pak Barto ke alam liar.

Tak lama mereka sampai di depan rumah Nana, disana ada Ilham yang terlihat sedang mengelap mobil kesayangannya itu, Lisa menyapa lalu berpamitan dan segera pulang kerumahnya yang berada disebelahnya. Melihat Lisa sudah berjalan menuju rumahnya sendiri, Nana pun ikut masuk kerumahnya.

"capek ya? Sama kok aku juga" ucap Ilham menatap Khalis

Setelah mengucapkan itu Ilham membawa ember berisi air dan lap itu masuk kerumahnya meninggalkan Khalis yang duduk di kursi rumah mereka sambil melongo mengingat kejadian yang dilewatinya pagi ini.

DRAMA ✓ (lagi revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang