Chapter 9

3.1K 157 5
                                    

#Khristian POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#Khristian POV

Ketika aku pulang, hal pertama yang ku jumpai adalah papa, apa lagi ini? Tak melihatkah anaknya sedang tidak mood? Dia sedang duduk manis di sana sambil menikmati kopi d temani TV yang menyala, aku tak melihat mama di manapun, berarti papa datang sendirian, aku menghampirinya dan duduk di sofa tepat di depannya.

"Kau sudah kembali?" Tanyanya, aku memutar bola mataku malas, dia sudah melihatku di depan matanya, mengapa dia harus menanyaknnya lagi?

"Manurut papa?" Tanyaku, dia menghela nafas dan mematikan siaran TV-nya.

"Kau tau, papa sudah memberikanmu banyak pilihan." Aku tahu arah pembicaraan ini, kenapa semakin lama aku semakin dingin padanya, semenjak dia menjodohkan ku dengan wanita pilihannya. itulah mengapa hubunganku yang awalnya baik-baik saja sekarang menjadi sedikit dingin.

"Dan aku tak mau di jodohkan, bahkan sampai kapanpun kau berusaha aku tak akan menyerah." Aku berpaling darinya dan pergi menuju garasi, berkali-kali papa meneriaki namaku namun aku tak menggubrisnya.

"Kurasa aku akan mengganti rumahku." Ujar ku bermonolog, aku memasuki garasi, aku mengambil mobilku dan mengeluarkannya. Ku kendarai mobil ku itu dengan kecepatan sedang.

Sekarang aku bingung ingin ke mana, apa yang aku lakukan sekarang? Entah ke mana aku mengendarai mobilku sampai aku tiba di sebuah club. Entah mengapa aku ingin sekali minum, tetapi aku harus menahan nafsuku. Aku tak ingin mabuk saat mengendarai mobil, bisa-bisa aku kehilangan nyawa berhargaku.

Aku keluar dari area club dan langsung pergi. Huft sekarang aku tak tahu ingin kemana lagi? Apakah sudah tertidur? Tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk ketempat 'dia'. Ku kendarai mobilku dengan kecepatan tinggi. Sesampainya aku di pekarangan rumah Mark. Rumahnya terasa sunyi, kurasa dia sedang tertidur pulas di atas ranjangnya.

Dengan mengendap-endap aku memasuki rumah Mark, seperti seorang pencuri. Tetapi, aku memang sedang ingin mencuri. Aku memarkirkan mobilku tepat di depan garasinya dengan hati-hati. Aku memasuki rumah dengan keadaan pintu yang terkunci. Aku masih mempunyai kunci rumah Mark, jadi aku masih bisa masuk, karena pada saat itu aku meminta seorang pengganda kunci.

Dengan perlahan aku masuk ke rumahnya, aku menutup pintu dan kembali menguncinya, dengan perlahan aku menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamar Mark, aku berhenti di depan pintu kamarnya, ku buka perlahan pintu kamarnya.

Ketika aku membuka pintu kamar, perasaanku menghangat melihatnya sedang tertidur pulas di atas kasur, Apa dia sedang memimpikan aku? Dengan perlahan aku menuju ke arahnya. Dia memang sangat manis ketika sedang tertidur, dia hanya menggunakan boxer ketika sedang tidur.

Aku duduk di pinggir kasur, melihatnya lebih dekat, entah apa yang merasukiku saat ini, yah berhubungan udara panas, aku melepaskan pakaianku dan menggantungnya di lemari milik Mark. Kini aku hanya memakai celana pendek. Aku menyelinap dari selimutnya itu, dan memeluk Mark. Dia sedikit merasa risih sehingga aku bergerak perlahan. Aku terkejut ketika Mark berbalik menghadap ke arahku dan memelukku dengan erat seperti bantal guling, tapi itu membuatku tersenyum.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang