Kutarik selimut hingga menutupi kepala. Brr, dingin!
Di balik selimut, aku mengecek suhu lewat ponsel. Dua derajat Celcius! Pantas saja aku kedinginan!
Sewaktu mendaftar untuk kuliah di X University, aku memang sudah tahu kalau semester pertama perkuliahan akan dimulai pada bulan Juli, tepat saat musim dingin dimulai. Sebetulnya perkuliahan di Australia dimulai pada dua periode - Juli atau Februari, tetapi jurusanku hanya tersedia pada perkuliahan Juli. Makanya karena musim dingin di Australia tak bersalju, semula kukira cuacanya nggak dingin-dingin amat. Jadi waktu berangkat dari Jakarta, aku nggak bawa cukup banyak pakaian hangat.
Ternyata aku salah.
Angin kencang yang mematikan itu berhembus keras, menggetarkan kaca-kaca jendela. Ya Tuhan, ternyata yang namanya musim dingin nggak seromantis di film-film percintaan. Pelan-pelan kusibak gorden yang masih tertutup rapat. Di luar masih gelap. Padahal ini sudah jam delapan pagi. Di musim dingin, matahari memang terbit lebih lama dan tenggelam lebih cepat.
Aku jadi kasihan pada orang-orang kantoran yang sudah harus berangkat kerja.
Aku kembali masuk ke balik selimut. Untungnya aku memang nggak ada rencana apa-apa hari ini. Selama dua hari berturut-turut, Ningsih sudah mengajakku berkeliling Melbourne dan itu cukup bikin aku pegal-pegal. Meski transportasi umum tersedia di mana-mana dan tepat waktu, kami tetap harus jalan kaki untuk mencapai beberapa lokasi karena Chesire letaknya di suburb, daerah pinggiran Melbourne. Dan seperti yang kuceritakan waktu itu, aku bukan cewek yang berprestasi soal urusan jalan kaki.
Yep, sudah kuputuskan. Rencana hari ini: hibernasi di bawah selimut.
Tapi... ooh, tunggu sebentar.
Sialan! Aku kebelet pipis!
Oke. Mari kita lakukan ini secepat mungkin. Lari ke toilet, pipis, dan balik lagi ke selimut. Estimasi waktu: tiga puluh detik. Jika bisa melakukannya kurang dari tiga puluh detik, berarti aku hebat. Hehehe...
Kutendang selimut hingga terbuka. Dingiiin! Kubuka pintu kamar dengan terburu-buru dan bergegas lari menuju toilet yang letaknya tepat di samping kamarku.
Pintu kamar mandi terbuka. Pas.
Eh.
"AAARRRRGGGHHHH!"
Ada sosok jangkung yang sedang pipis di depan kloset. Orang itu berbalik. Aku langsung meloncat keluar dan merapat ke arah dinding, tanganku terangkat menutup mata.
Astaga. Astaga. AS-TA-GA!
Apa-apaan itu?
Ternyata betul! Cowok pipis sambil berdiri!
Terdengar bunyi air yang mengguyur kloset. Lalu orang tak dikenal itu keluar. Tanpa memandangnya, aku lari ke toilet, membanting pintu dan menguncinya rapat-rapat. Aku nyaris ngompol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Kos Dari Neraka [TAMAT]
Teen FictionAulia senang sekali karena dapat beasiswa untuk kuliah di Melbourne. Apalagi tempat kosnya murah, nyaman, dan ibu kosnya baik. Tapi kesenangan itu menguap setelah Aulia tahu dia harus berbagi rumah dengan Jovan, cowok ketus yang tanpa sengaja pernah...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi