BAB 3

17 5 0
                                    

Kembali ke kelas dengan membawa dua buah roti goreng dan menghapiri Raina.

"Raina, coba lu liat"Menunjukan kertas yang seseorang berikan tadi di kantin.

"Apaan ini?"Balasnya dengan membaca tulisan  pada kertas yang Rakanya berikan.

"Jadi tadi itu, ada kakel yang ngajakin gua ke suatu komunitas gitu. Namanya.....  Semut Merah"Jelasnya pada Raina.

"Apa? Semut Merah? Itu kan salah satu komunitas yang dilarang di sekolah ini"Jawabnya terkejut. Rakanya hanya mengangkat kedua pundaknya.

"Gua tau nama ketuanya,  kalo ga salah King Razza? anak XI IPA-1. Gua ga suka."Terang Raina.

"Tapi-"Belum Rakanya selesai berbicara Raina sudah memotong.

"Kalo lu masuk komunitas itu, gua ga mau temenan sama lu lagi!"Tegas Raina dengan pergi meninggalkan Rakanya di kelas sendirian.

Di dalam kelas Rakanya merenung sendirian, ia berfikir haruskah ia masuk komunitas itu untuk menambah teman atau mengikuti lebih dari satu ekstrakurikuler, dan satu alasan lagi jika ia mengikuti komunitas itu pertemanan antara ia dan Raina akan hancur. Raina kembali masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya.

"Gimana Rai bisa pulang sekolah bareng?"Tanya Rakanya berusaha melupakan permasalahan tadi.

"Pake apa?"Tanya Raina.

"Pake motorlah"Jawab Rakanya sedikit sombong.

"Lah emang lu udah punya SIM?"Raina terkejut mendengar perkataan Rakanya.

"Nyantai aja, yang penting ada helm"Balas Rakanya dengan cengengesan.

"Yaudah bentar gua telepon ojek gua, biar gausah jemput." Ucap Raina dilanjut mengeluarkan handphone dari dalam tasnya, dan menelepon ojeknya untuk tidak menjemput. Rakanya menguping percakapan Raina di telepon tidak berbicara. Hingga saat bel istirahat selesai Rakanya kembali ke tempat duduknya.

Sebab belum ada informasi mengenai kegiatan, alhasil Rakanya mengajak ngobrol teman sebangkunya Tryo Wijaya,  membahas prestasi, kisah cinta masa SMP atau cinta monyet kata orang - orang.

"Gimana cerita cinta lu?"Ucap Tryo.

"Ya, waktu gua SMP ngga mau pacaran tuh, gua lebih mentingin prestasi. Dulu gua ikut Basket, sama Math Club. Jadi kalo misalnya disini ada Math Club gua mau ikut."Terangnya.

"Orang kaya lu ikut Math Club? " Tryo heran.

Rakanya menggeleng dan terkehkeh mendengar pertanyaan dari Tryo yang seolah - olah tidak bercaya tentang dia yang pernah mengikuti Math Club.

-----

Dua insan berjalan menuju tempat parkir motor yang berada tidak jauh dari sekolah. Mereka berjalan bersama layaknya sepasang kekasih.Setibanya di tempat parkir terdapat beberapa siswa laki - laki yang sedang meroko juga di temani pacarnya. Raina meminta untuk cepat - cepat keluar dari tempat itu.

Seorang lelaki berusia setahun lebih tua menghampiri mereka, wajahnya sedikit songong sepertinya lelaki itu ketua komunitas yang tadi bertemu dengan Rakanya di kantin. Rakanya pura - pura tidak melihat lelaki itu, namun lelaki itu tetap menghampiri Rakanya.

"Gimana? Tertarik"Tanya lelaki itu dengan lagak songong.

"Nan.. nti ka di fikir dulu"Jawab Rakanya dengan sedikit gugup.

Lelaki itu mengangguk dan pergi meninggalkan mereka berdua lalu kembali ke tempat ia berkumpul.

Rakanya membawa dua helm, entah kebetulan atau ia sudah merencanakan untuk mengajak pulang Raina entahlah tapi, Rakanya memasang helm ke kepala Raina. Mungkin bagi beberapa orang itu sweet.

Take My BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang