BAB 4

13 1 0
                                    

Sudah jarang sekali mereka berkomunikasi terhalang kesibukan masing - masing. Raina yang setiap bel istirahat berkumpul dengan OSIS. Rakanya yang sibuk belajar untuk mempersiapkan Cerdas Cermat Matematika antar SMA. Membuat mereka sulit untuk berbicara.

Hari itu akan ada rapat bersama OSIS saat istirahat namun Rakanya ingin sekali berbicara penting pada Raina. Rakanya menarik tangan gadis itu dengan sedikit tenaga.

"Ada apa ka? Sorry gua buru - buru" Ucapnya dengan tergesa dan hendak menarik tangannya namun ditahan oleh Rakanya.

"Gua mau ngomong"Balas Rakanya menatap gadis di hadapannya.

"Pulangnya aja deh, kita bisa pulang bareng hari ini ya, please gua sibuk banget sekarang"Terang gadis itu dengan penyatukan kedua telapak tangan memohon pada Rakanya.

Rakanya melepaskan pegangan tangannya. Raina pergi meninggalkan Rakanya menuju Ruang OSIS. 

------

Guru pada jam pelajaran terakhir tidak datang alhasil kelas sedikit ribut dan tidak teratur. Reza sang ketua murid baru saja kembali dari ruang guru membawa selembar kertas yang sepertinya berisi tugas yang harus dikerjakan.

"Ini ada tugas matematika dari Bu Vita. Tolong sekertaris tulisin"Ucap Reza di depan kelas.

"Urang?"Keisha sekertaris kelas kebingungan. Reza mengangguk mengiyakan.

"Urang deui, urang deui anu nulis teh, sekali - kali si Reza kek. Bosen tea"Gerutu Keisha.

"Kunaon kei?"Tanya Reza yang mendengar gerutuan dari Keisha. Keisha menggeleng seakan akan ia tidak berkata apa - apa tadi.

Selang beberapa menit Rakanya menepuk punggung Sheila, mengisyaratkan untuk Sheila bertukar tempat duduk dengannya. Sheila beberapa kali menggeleng tetapi Rakanya memaksa alhasil Sheila mengalah.

"Eh, Ranya kenapa? "Raina kebingungan. Pria berambut jambul itu menggeleng. Raina mengeryitkan alisnya.

"Ada apa?Kok pindah kesini"Kata Raina.

"Gapapa, takutnya lu ada kesulitan ngerjain MTK gua bantu"Senyumnya mengalihkan dunia Raina. Raina terkehkeh pelan.

"Duh, gayor.... "Sindir Fabby. Seisi kelas menengok  dan menyoraki dua sejoli tersebut,  Raina tampak malu sedangkan Rakanya tidak peduli.

"Udah - udah hey kerjain!"Tegur si bapak KM.

Sesekali Raina bertanya dengan teman di sebelahnya yang menjuarai Olimpiade Maematika tingkat Nasional. Cukup hebat sih dengan prestasi yang diraih Rakanya. Rakanya memberi cara atau rumus yang lebih mudah dan cepat untuk dikerjakan, sehingga dua sejoli ini menyelesaikan tugas lebih cepat dari yang lain.

-----

Raina sudah berjanji akan pulang bersama Rakanya, tapi sudah setengah jam Rakanya tunggu di kelas tidak mucul - muncul gadis itu. Rakanya memutuskan untuk menyusul Raina ke ruangan OSIS.

tuk tuk tuuk

Suara ketukan pintu yang diketuk Rakanya membuat seisi ruangan menoleh ke arahnya. Rakanya tersenyum.

"Ada keperluan apa ya?"Ucap Raihan.

"Maaf ka, Saya mau jemput Raina"Ucapnya sopan.

"Lu bisa liat ga?Kita lagi sibuk!"Tegas Wakil Ketua OSIS. Felia sang ketua OSIS menghampiri mereka berdua.

"Ada apa? Mau jemput Raina?"Felia menatap Rakanya.

"I.. iya ka"Balasnya gugup.

"Raina, bawa tas kamu boleh pulang"Felia memanggil Raina. Ia beranjak dari tempatnya untuk mengambil tas dan pamit hendak  meninggalkan ruangan.

Take My BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang