Investigasi Dimulai!

7.3K 1.4K 130
                                    

Cloudy tahu absennya Abdul di sepuluh menit terakhir sebelum kelas berarti ada sesuatu yang akan terjadiーdalam hal ini berkaitan dirinya. Abdul masuk sambil menenteng kado yang khas dari secret admirerーmenurut Abdul, tapi Cloudy menganggapnya penguntit. Ditambah dengan keberadan Letta yang membuntuti Abdul.

Berulah apa lagi sih, Dul? Rintih hati Cloudy.

"Ma Men, cewek lo datang mau ngecek kado dari penggemar misterius lo, nih," seru Abdul yang sukses menarik atensi seluruh murid di kelas.

Bagooos, Dul, sekalian infokan melalui speakers sekolah biar seluruh makhluk hidup di gedung ini tahu. Cloudy betul-betul dongkol.

"Apa tuh, Dul?" Satu siswi mendekat.

"Kado Cloudy, ya?" Segerombolan siswa merapat meja Cloudy.

Sedetik kemudian seluruh teman kelasnya mengelilingi meja Cloudy, termasuk Letta. Astaga Tatang, mesti banget Abdul merasa senang menjadi pusat perhatian selama si pengirim kado ini belum jelas motifnya apa. Cloudy terkena serangan migrain.

Ada yang bisa kasih solusi nyeburin Abdul di sebelah mana Ancol?

"Buka dong, Dul," pinta seorang siswa.

"Wah, gue nggak ada hak buat buka ini kado. Lo semua harus minta izin ke si penerima," Abdul lempar lirikan tengil pada Cloudy, "A' Dudul mah apa atuh. Mana sanggup kasih izin."

"Cloudy, kasih unjuk kita dong."

"Buka ya!"

"Ayo, dong, diliatin."

"Penasaran gue."

"Boleh dibuka?"

Dengan segala kelihaian Abdul membalikan serangan murid sekelas ke arah Cloudy, sungguh, untuk kali ini Babang Kilo kita yang tercinta mau pecat Abdul dari daftar teman. Bisa nggak sih Abdul nggak merusuh satu hari saja?

Letta menatap Cloudy dalam diam, nggak masuk dalam keriuhan kelas. Pandangannya terbagi antara Cloudy dan kado. Tersirat tipis kebingungan dalam wajahnya.

"Mau tau apaan?" Sergah Cloudy. "Ini aja PR fisika buat besok."

"Wah, PR fisika lo udah kelar. Mau dong. Kebetulan belum bikin nih." Respons itu berasal dari Tanto yang kebetulan seumur hidup belum pernah mengerjakan PR kecuali dengan cara menyontek. Teman-teman yang lain hanya diam dan nggak menanggapi. Bahkan seorang Abdul yang langganan ngintip PR Cloudy pun cuma diam. Pehwliis, Abdul tahu PR fisika itu dikumpulkan besok, bukan sekarang. Yang Abdul dan seluruh teman sekelas butuh adalah BONGKAR isi kado Cloudy. Gosip wajib dinomor satukan. Gitu caranya Abdul CS sanggup melalui hari-hari berat menimba tugas dan PR di sekolah.

Cloudy kesal. Dia mau berucap bad words, tapi teringat ucapan Fatih kalau bad words itu fepori (yang sebenarnya favorite) para syaiton. Cloudy ogah nyemplung ke kolam yang isinya jenis Abdul semua (baca: setan). Sudah cukup satu Abdul dan hidup Cloudy porak-poranda.

"Buka dong," pinta seorang siswi yang lantas dibuntuti teman-teman.

Cloudy terpikir jika lebih banyak yang tahu soal kasus kado misterius, barangkali pencarian pelaku lebih mudah. Lebih banyak mata, lebih banyak pengawas, dan dengan luasnya pergaulan Abdul bisa saja pelaku cepat tertangkap. Which means, Cloudy dapat segera menghentikan aksi konyol ini.

"Oke," gumam Cloudy masih mempertahan sikap ogah-ogahan padahal dia tengah menyusun rencana. Dia membuka bungkusan itu dan mengeluarkan isinya.

Semua mata dalam ruangan itu terbelalak. Apalagi Cloudy. Letta yakin salah satu kabel di otaknya terputus begitu melihat isi kado. Orang tolol mana yang membuat benda norak itu?

WeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang