-01-

7.3K 1.2K 94
                                    

Aku memiliki kedai ice cream dan waffles di dekat taman kota, tidak terlalu besar mungkin hanya sebuah toko kecil dengan enam bangku di dalam dan dua bangku di luar toko. Aku suka ice cream dan waffle, mungkin aku sudah kecanduan dua makanan itu sejak ibu membuatkan nya untuk ku dan Taehyung semasa kecil.

Tapi, Taehyung itu tidak suka makanan yang terlalu manis. Aneh juga, kami kembar tapi kami jelas memiliki banyak perbedaan. Aku kadang berpikir, jangan-jangan kami ini sebenarnya bukan saudara kembar. Salah satu dari kami mungkin di ambil dari suatu tempat. Ibu langsung memukul kepalaku saat itu dan Taehyung hanya tertawa.

"Yoongi hyung mengajak kita makanan malam di luar nanti, pasta." aku berkata pada Taehyung yang sedang bersandar pada dinding ruangan kantor kecil ku di toko sementara aku mencicip sample ice cream terbaru.

Dia menegakan badan, berjalan ke jendela mengintip dari tirai yang tak terbuka lebar. "Aku tidak bisa ikut."

Aku mengerutkan kening, "Kenapa?"

Dia melirik ku sambil tersenyum congkak, "Aku ada kencan."

"Dengan Sola?" tiba-tiba saja lidahku terasa pahit saat menyebut nama gadis itu, Han Sola. Gadis nya.

Taehyung hanya mengedikan bahu, kemudian kembali menjauh dari jendela. Memandangku lurus memasukan tangan ke dalam dua saku celana bahan nya. "Aku pergi, ya. Selamat menikmati harimu, pak bos." dia melangkahkan tungkai ke pintu, menarik kenopnya dan pergi dari kantorku.

Mendadak kepalaku jadi sakit.

***

"Aku pikir kita hanya akan makan berdua saja, hyung?"

"Kau tidak senang bertemu denganku, Park Jimin?"

Aku terkekeh, "Bukan begitu Namjoon hyung." kataku pada lelaki yang duduk di samping Yoongi hyung sambil membolak balik buku menu.

Kim Namjoon, seorang dokter di salah satu rumah sakit di Seoul. Teman Yoongi hyung sejak masa sekolah. Setahuku hanya Namjoon hyung teman terdekatnya, mungkin hanya Namjoon hyung yang tahan dengan sikap Yoongi hyung yang terkadang menyebalkan.

"Sudah lama tidak bertemu, kan?" tanya nya, "Berapa lama ya?" Namjoon hyung menutup buku menu melepaskan kacamata nya lalu menatapku dengan senyum yang memperlihatkan lesung pipi nya. "Dua bulan, ya? Sejak kau sadar dari koma?"

Aku menyandarkan punggung ke kursi, "Iya, sepertinya." aku tidak suka Namjoon hyung mengungkit masalah itu. Peristiwa yang bahkan aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas.

"Bagaimana kabar Taehyung?" Namjoon hyung ikut menyandarkan punggung ke kursi, melipat tangan ke perutnya dan menatapku dengan raut wajah santai.

"Taehyung baik, dia sedang pergi kencan sekarang jadi tidak bisa ikut." aku melihat dari sudut mataku saat aku mengambil buku menu, kedua lelaki itu saling bersitatap dengan raut wajah yang tidak bisa aku artikan. Aneh, atmosfer di sini jadi aneh sekali sejak kedatangan Namjoon hyung.

"Bisa kita pesan sekarang, hyung? Aku sudah sangat lapar."

Ucapanku memutus kontak mata keduanya.

***

Aku dan Yoongi hyung pulang tepat pukul sembilan malam, Yoongi hyung bilang ada beberapa berkas klien yang harus dia periksa jadi dia pasti akan mengurung diri di kamar kerja nya. Aku naik ke atas, namun tidak masuk ke kamar ku melainkan ke kamar Taehyung. Pintunya penuh sticker, beda dengan pintu kamarku yang bersih.

Mendorong kenop pintu, aku tidak melihat siapapun di dalam kecuali kamar yang kosong. Tempat tidur yang masih rapi seperti tidak pernah ada yang menidurinya. Mataku beralih pada meja kerja Taehyung, di temboknya banyak tertempel desain bangunan.

Taehyung itu bisa disebut arsitek freelance, karena dia tidak bekerja pada perusahaan manapun. Taehyung memang tidak pernah suka terikat pada sesuatu, jiwa nya sungguh bebas dan itu menular padaku, pada hobi kami berdua yang sama-sama berpergian.

Mataku tertuju sedikit lama pada sebuah gambar yang berada di tengah. Gambar paling besar, sebuah desain rumah di atas bukit. Rumah impian kami berdua.

Aku menutup kembali kamar Taehyung, beranjak ke kamarku sendiri. Saat aku membuka pintu kamar Taehyung ternyata ada di sana, tertidur di ranjangku dengan lengan menutupi bagian mata nya.

"Kenapa kau tidur di kamarku?" aku bertanya, "kau tidak jadi kencan dengan Sola?"

Aku melihatnya memindahkan tangan yang menutupi mata nya, duduk tegap di kasurku seraya tersenyum.

"Tahu tidak, kau itu kakak paling hebat sedunia."

Dan aku benci saat Taehyung tiba-tiba mengatakan hal itu, karena aku bukan saudara yang baik untuknya. Tidak saat dia tidak mengetahui rahasiaku.

🌱🌱🌱

REMEDY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang