Aku tidak pernah berharap bertemu dengan nya lagi, dengan gadis itu. Gadis Taehyung. Yang sialnya juga aku inginkan menjadi gadis ku dan dia juga menginginkan nya. Park Jimin brengsek!
Dia tiba-tiba datang ke toko ku, dengan dress merah muda di atas lutut dengan tas selempang berwarna abu-abu. Rambut hitamnya yang sedikit ikal di bagian bawah melambai-lambai tertiup angin ketika aku berhadapan dengan nya dan kami duduk di kursi depan toko. Bahkan meski aku mencoba menolak kehadiran nya aku tidak bisa mengatakan bahwa aku tidak menginginkan nya.
Lihat kan, Tae. Aku ini tidak seperti yang kau pikirkan.
"Lama tidak bertemu, Jimin." suaranya begitu lembut, nada yang sama seperti yang selalu dia perdengarkan setiap kali bicara dengan Taehyung juga.
"Iya, sudah lama." jawabku singkat.
"Aku masih menginginkanmu seperti dulu." Sola mengambil tanganku, berusaha menggenggam nya namun aku tepis.
"Berani sekali kau bicara seperti itu, Sola." aku tahu aku sudah kasar padanya, tapi aku benar-benar ingin menghentikan ini semua. Aku tidak ingin menyakiti hati adik ku lebih jauh lagi, tapi agaknya gadis ini tak berpikir demikian.
"Aku minta maaf, atas apa yang terjadi padamu dan Taehyung." dia lagi-lagi berusaha menggenggam tanganku. "Seharusnya aku..." Sola menangis, dia menundukan kepala dengan punggung yang gemetar.
"Kau memang seharusnya minta maaf pada Taehyung." jawabku, aku pun harusnya minta maaf pada Taehyung. Apa dia masih akan menganggapku sebagai kakak yang baik? "kembalilah pada nya, dia sangat mencintaimu."
"A-apa maksudmu, Jim?" Sola mengangkat wajah, jejak air matanya masih bisa aku lihat. "Aku tidak mungkin kembali padanya."
"Karena perasaanmu padaku? Ini semua salah Sola!" aku bangun dari kursi, bagaimana bisa aku mencintai gadis egois seperti dia? "Lupakan aku!" kemudian aku meninggalkan nya yang masih menangis di luar toko.
Kepalaku jadi sakit lagi, akhir-akhir ini aku jadi sakit kepala. Apa efek kecelakaan yang aku alami? Padahal aku tidak bisa mengingat bagaimana semua itu terjadi, Yoongi hyung bilang aku sudah tak sadarkan diri selama enam bulan penuh. Rasanya seperti sebuah keajaiban aku bisa kembali sadar dari tidur yang cukup panjang itu.
Tapi masalahnya, setelah itu aku seperti kehilangan sebagian ingatan yang menurutku penting. Dan Yoongi hyung tak mau menceritakan apapun.
***
"Ingat tidak, perjalanan pertama kita berdua ke luar negeri?"
Taehyung berbaring di ranjangku, dan aku hanya duduk di bingkai jendela memandangi malam yang semakin naik.
"Ke Jepang?" aku balik bertanya dan Taehyung hanya mengangguk.
"Waktu kita mau berangkat ibu banyak berpesan padamu untuk menjagaku. Seperti aku ini anak kecil saja." aku melihatnya mengerucutkan bibir, bertingkah merajuk seperti anak kecil.
"Itu karena aku kakakmu, Taehyung. Walau kita hanya berbeda lima menit, tapi aku memiliki tanggung jawab sebagai kakak yang harus menjaga adiknya." aku menatap Taehyung, ingin menangis rasanya ketika mengingat tadi siang pertemuanku dengan Sola. Bagaimana hubungan Taehyung dengan Sola selanjutnya?
"Kau tahu, Jim." Taehyung duduk di tengah ranjang, duduk bersila sambil memangku bantal. "Kau sudah melakukan yang terbaik untuk menjalankan tugas sebagai kakak ku." Taehyung tersenyum, dia selalu tersenyum saat bicara padaku. Rasanya dia tidak pernah marah padaku.
"Taehyung," aku ingin sekali mengatakan yang sebenarnya tentang Sola dan aku. Tentang hal rendah yang kami berdua lakukan di belakang Taehyung. "Aku..."
"Hei, malam ini aku tidur di sini, ya?" Taehyung memotong kata-kataku. Dia kembali berbaring dan memeluk gulingku. "Kasurmu hangat sekali, Jim."
Setelahnya, aku mendengar suara dengkuran halus milik Taehyung yang sudah terlelap.
"Selamat malam, Taehyung."
🌱🌱🌱
Aku rasa ini bakal berakhir dengan cepat xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEDY ✔
Fanfiction[ Short Story ] "Kalau kau diberi kesempatan untuk memutar waktu, apa yang ingin kau lakukan?" "Aku hanya ingin memperbaiki semuanya."