- 03 -

5.6K 1K 39
                                    

"Selamat ulang tahun, Jimin."

Aku terbangun, dan Taehyung yang berdiri di pinggir ranjangku sambil tersenyum adalah hal pertama yang aku lihat. Ah, benar, tanggal 17 oktober ulang tahun kami berdua. Bahkan aku lupa hal itu. Ada apa denganku belakangan ini? Sepertinya aku melupakan banyak hal.

Aku bangun dari tempat tidur, menuju Taehyung dan memeluknya. "Selamat ulang tahun, mate." aku menepuk-nepuk punggungnya. "Terima kasih sudah mengingatkan, aku bahkan lupa kalau hari ini kita ulang tahun." aku menggaruk tengkuk.

"Kau terlalu banyak bekerja, bos. Bagaimana jadinya kau tanpa aku, Jim?" dia bertanya sambil memiringkan kepala, ya bagaimana jadinya aku tanpa Taehyung? "Bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan di taman? Menikmati musim gugur dengan secangkit cokelat hangat di kedai Hoseok hyung. Sepertinya akan jadi perayaan yang sempurna untuk kita berdua." usulnya.

Aku tersenyum menyambut ide nya. "Ide bagus, kau memang selalu punya ide cemerlang, Tae." puji ku.

Dia terkekeh, mememasukan melipat tangan ke dada melihatku dengan penuh gaya sombong. "Aku memang pintar, Jim. Tidak sepertimu." dia memeletkan lidah.

"Sialan!" aku melempar bantal pada nya, tapi dia sepertinya lebih gesit yang aku duga, Taehyung bisa mengelak dengan mudah.

"Sudah, lebih baik kau mandi. Aku tunggu di bawah." dia lalu memutar badan dan melangkah keluar dari kamarku.

Aku melihat ke jendela, tirainya tertiup angin musim gugur. Selamat datang usia dua puluh empat. Oh, astaga! Aku lupa membeli kado untuk Taehyung!

***

"Kau mau kemana, Jim?"

Yoongi hyung menurunkan koran yang dia baca, menaikan kacamata yang sedikit merosot ke pangkal hidungnya.

"Berjalan-jalan di luar." jawabku, aku melirik sekeliling. Taehyung tidak terlihat dimanapun, mungkin dia menunggu di luar. Aku beritahu saja, Taehyung dan Yoongi hyung itu sebenarnya tidak terlalu dekat. Mungkin karena Yoongi hyung tidak suka dengan sifat Taehyung yang terlalu santai dan hidupnya tidak teratur. "Hyung lupa sesuatu, ya?"aku bertanya pada nya.

"Apa?"

"Sekarang tanggal 17 Oktober." aku memberi clue.

Yoongi hyung nampak berpikir."Ah, benar. Ulang tahunmu, bukan?"

Hei, bukan kah ini terlalu kelewatan? Yoongi hyung lupa ulang tahun ku dan Taehyung lalu dia menanyakan nya dengan gaya kelewat santai lengkap dengan ekspresi datarnya. Aku jadi penasaran seperti apa Yoongi hyung saat di pengadilan, mungkin saja para hakim juga jaksa di sana malas atau bahkan takut melihat wajah nya yang dingin itu. "Betul sekali, mana hadiahku?" ulang tahun tidak akan lengkap tanpa hadiah, kan?

"Menyusul." jawabnya membuat bibirku mengerucut sesaat sebelum aku teringat bahwa Taehyung menungguku di depan. "Sudahlah, aku pergi ya, hyung. Taehyung sudah menunggu di depan." Aku meneguk susu di gelas panjang, kemudian berlari ke depan samar aku mendengar Yoongi hyung berteriak memanggil namaku. Ah, mungkin dia hanya ingin bilang jangan pulang terlalu malam. Dasar kakek tua.

Aku mendapati Taehyung berdiri di halaman, mengenakan jaket yang aku belikan untuk ulang tahun nya tahun kemarin. "Lama sekali!" protesnya.

"Bicara sebentar dengan Yoongi hyung." jawab ku. "Dan dia tidak ingat kalau sekarang hari ulang tahun kita. Hei, apa dia sudah mengucapkan selamat padamu?"

Taehyung menggeleng, kemudian tertawa sejenak sebelum menepuk bahuku, "Kau bukan anak kecil lagi, Jim. Jangan merajuk hanya karena seseorang tidak ingat ulang tahunmu. Yoongi hyung itu terlalu banyak bekerja mungkin karena itu dia lupa."

"Ya kau benar, lebih baik sekarang kita segera pergi. Sudah lama aku tidak bertemu Hoseok hyung."

Taehyung tak membalas setelahnya, dia hanya berjalan lebih dulu dengan aku yang melihat punggungnya di depanku. Aku menyamakan langkah dengan nya, Taehyung hanya bersiul-siul sepanjang jalan sambil menendang daun yang berguguran. Aku jadi ingat, waktu kami berdua masih kecil kami sering bermain dengan tumpukan daun yang jatuh dan dikumpulkan di tepian jalan.

Waktu berlalu dengan cepat, tanpa sadar kami sudah tumbuh bersama selama ini.

"Jim." tiba-tiba saja Taehyung berbalik, tersenyum jahil padaku. "Yang sampai ke tempat Hoseok hyung lebih dulu pemenangnya!" dia berteriak, kemudian berlari.

"Ya! Dasar Park Taehyung curang!"

Aku berteriak, berlari mengejarnya.

🌱🌱🌱

REMEDY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang