💝 4 💝

2.2K 148 2
                                    

Keesokan harinya sesuai rencana Rosalie bangun pagi-pagi dan mencoba naik bus dan ternyata sangat mudah untuk sampai ke tempat kerjanya. Rosalie menyapa semua orang dengan ceria dan memulai harinya dengan gembira.

Saat makan siang Jassie mengajaknya pergi ke kantin dan makan di sana. Mereka berbincang-bincang berdua.

"Rosalie."

"Hmmm."

"Kamu lihatlah di pintu masuk."

Rosalie kemudian mengalihkan tatapannya ke pintu. Di sana ada seorang pria yang baru masuk mengenakan jas yang sangat rapi terlihat tidak cocok berada di sini.

Dengan wajahnya yang tampan, rambut berwarna cokelat, wajah yang sama sekali tidak tersenyum serta tatapan mata dingin dan juga tajam yang memandang sekitarnya hingga saat dia masuk semua orang langsung terdiam. Sesaat Rosalie terpaku melihatnya dan dia tidak tahu kenapa.

"Rosalie, sadarlah," panggil Jassie saat melihat temannya terpaku.

Rosalie kemudian mengalihkan tatapannya dan menatap Jassie.

"Apa?"

"Aku hampir melihat kamu tidak bisa menutup mulutmu lagi."

"Jangan sembarangan, Jassie, dan ada apa dengan laki-laki itu?" Tanya Rosalie penasaran.

"Dia bos kita."

"Apa?" Tanya Rosalie ikut berbisik seperti yang dari tadi terus Jassie lakukan sejak laki-laki itu masuk.

"Iya, jadi jika kamu bertemu dengannya sebaiknya menjauhlah sejauh mungkin. Dia sangat menyeramkan sejak kematian istrinya setengah tahun yang lalu."

"Oh...ya tentu saja."

Selesai makan mereka kembali ke kantor dan mulai bekerja kembali. Rosalie bergegas pulang ke rumah dengan tidak sabar lagi.

"Rosalie," panggil Jassie.

"Maaf Jassie aku buru-buru," ucap Rosalie dan segera masuk ke dalam lift.

Saat sudah di dalam dia tersenyum bahagia, dia tidak sabar lagi ingin sampai di rumah dan menemukan balon ke empat. Entah kenapa dia menantikan hal itu. Dari sudut matanya Rosalie merasa ada seseorang di dalam lift itu dan dari sudut matanya dia bisa melihat jika itu adalah bos mereka.

Tubuh Rosalie langsung kaku dan terdiam di tempat, tapi mata Rosalie tidak bisa mengalihkan tatapannya dari bosnya itu seolah-olah magnet menariknya. Saat lift semakin sesak karena orang-orang yang masuk, laki-laki itu semakin terdorong ke arah Rosalie hingga kulit mereka menempel. Rosalie menundukkan wajahnya dan mencoba menjauhkan kulit mereka agar tidak bersentuhan karena dirinya merasakan sesuatu yang aneh setiap kulit mereka bergesekkan. Rosalie bahkan menyadari jika bos mereka itu terus memandanginya dan saat pintu lift terbuka dengan terburu-buru Rosalie pergi dari sana tanpa berpaling ke belakang.

"Fiuh...beruntung aku bisa keluar dengan selamat. Walau pun aku tidak tahu apakah itu yang membuat semua orang takut padanya dan aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kulitku," ucap Rosalie bingung saat mengingat jika tadi dia merasakan perasaan menggelitik pada kulitnya saat bersentuhan dengan bosnya.

"Sudahlah sebaiknya aku pulang saja."

Rosalie dengan gembira pulang ke rumah dan saat sampai di depan rumah dia menatap ke atas dan dia merasa sedih karena belum ada balon di sana.

"Mungkinkah malam hari nanti?" gumam Rosalie.

"Sudahlah sebaiknya aku memasak dan setelah itu aku mandi baru kemudian makan," ucap Rosalie dan segera naik ke kamarnya.

Rosalie, Replacement Wife by Yessy Lie (TERSEDIA VERSI CETAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang