"Nggak mau kesepian mengisi liburan ini tanpa kamu. Biasanya kalo liburan panjang gini sering kita habiskan berdua. Jalan-jalan ke gunung, ke pantai, JJS, makan, disko.... Tapi liburan kali ini aku mesti bengong sendirian," Rajut mengucapkan dengan sunguh-sungguh.
Sofia menghampiri sobatnya. Di tepuk-tepuknya punggung Rajut lembut. "Cup... Cup! Jangan nangis ya, sayang?! Mama nggak akan lama kok perginya. Abad mendatang juga mama udah pulang." Sofia nyengir.
Rajut segera menjitak kepala Sofia gemas. Ini anak nggak bisa di ajak ngomong serius dikit aja.
"Fia, boneka badutnya dibawa nggak?" Tanya Rajut siap memasukkan boneka kesayangan Sofia.
Sofia segera merebut boneka itu dari tangan Rajut dan memasukkannya lagi kedalam lemari. "Gila!!! Mana ada sih pembantu bawa-bawa boneka segala?!"
"O iya, aku lupa. Kamu kan... Hihihi!" Rajut terkikik.
"Udah-udah! Cepetan kerjanya. Ntar kalo udah selesai kita jalan-jalan."
"Asyik!!! Ditraktir donk!!" Teriak Rajut girang.
"Beres!" Sofia mengacungkan jempolnya.
-------------
"
Aku heran padamu, fia. Bagaimana kamu bisa punya rencana gila begitu?" Tanya Rajut sambil menyendok ice crem-nya pelan-pelan.
"Rencana gila? Mengisi liburan ini maksud mu?"
Rajut mengangguk, menghentikan suapanya dan mengambil donat sebuah. Bentuk donatnya aja begitu mengerikan bagi orang-orang yang lagi diet. Tapi nggak bagi Rajut yang rakus kayak tikus, kecebur kakus, baunya bikin mampus! Bayangin aja, donatnya segede kepalan orang gendut. Diatasnya sarat dengan lapisan blue band, teler coklat, di taburin meisyes, serutan keju, dan atribut lainnya yang bikin gendut orang yang lahapnya. Kemudian Rajut melahapnya dengan nikmat tanpa ampun.
"Ini bukan rencana gila, jut. Ini kegiatan positif. Dari pada cuma bengong aja dirumah, nunggu pengumuman SIPENMARU, kan mending kita isi kegiatan yang berguna."
" Iya kegiatan yang berguna. Aku tau. Tapi kan bukan kegiatan yang macam kamu lakukan ini. Masih banyak yang lain. Kursus-kursus misalnya."
"Itu sudah lazim dilakukan orang. Lagian aku udah bosen dengan kursus-kursus begituan. Sekali-kali donk cari pengalaman yang orang-orang kayak kita ini nggak pernah ngerasain." Sofia menarik napas panjang. Meneguk cocacola nya dan kemudian... "Jadi pembantu rumah tangga itu nggak hina. Kita bisa belajar telaten, bersabar, mengetahui sifat masing-masing orang yang sesungguhnya pada pembantunya, dan sebagainya dan sebagainya. Bisa juga ngerasain gimana sih nyari uang dengan keringet sendiri."
"Kamu memang keras kepala. Aku yang bersahabat denganmu sejak lama saja nggak ngerti jalan pikiran kamu." Rajut kembali memasukkan donatnya yang kedua.
"Jangan banyak-banyak makannya. Diet mu yang bulan lalu saja gagal," Sofia mengalihkan pembicaraan.
"Apa sih tujuan kamu yang sebenarnya, fia?" Rajut cuek.
"Kan udah aku terangin tadi, masa nggak jelas-jelas juga?! Dasar telmi! Telat mimik... Eh, telat mikir!" Sofia terbahak-bahak. Nggak jelas kalimat bagian mana yang lucu. Sampe orang-orang pada nengok kebangku mereka. Tapi keduanya cuek. "Eh, masakanku siang tadi enak nggak?" Kembali Sofia mengalihkan pembicaraan.
"Lumayan."
"Lumayan apa?"
"Lumayan nggak enak!"
"Sialan!"Sekarang gantian Rajut yang ngakak. Geli ngeliat tampang Sofia yang di tekuk-tekuk kayak kertas. Baru bisa masak sup ayam saja senengnya minta amplop! Hampir seluruh kampung disuruh nyicipin. Bu Denny yang tinggal di rumah sebelah. Bu Joko yang tinggal di ujung jalan itu, dan masih banyak ibu-ibu lain yang kecipratan masakan Sofia. Dan dengan bangganya Sofia memamerkan hasil masakannya. Itulah hasil didikan Mama selama seminggu melatih Sofia masak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iyem Cantik Iyem Manis
Teen FictionSeseorang remaja yang masih muda, dan ingin menjadi pembantu Happy Reading❣!