"Itu sih bukan jiwa fia, om. Fia nggak mengharap imbalan duit. Mulanya sih Nyonya baik itu mau kasih fia duit, tapi fia tolak mentah-mentah. Terus waktu selesai makan dan hampir pulang, nyonya itu menawari fia kerja dirumahnya."
"Sudah kamu pikir-pikir apakah bakal suka dengan pekerjaan itu?" Tante sofi masih menunjukkan muka tak senangnya.
"Sudah. Sudah fia pikir masak-masak sampai gosong."
"Tante kuatir, kamu ini masih suka konyol. Bagaimana kamu bisa kerja seperti itu? Rasanya nggak ada orang yang mau menerima pembantu sesableng kamu. Tante saja kalau kamu bukan keponakan sendiri sudah sejak kemaren tante kirim pulang," Seloroh tante sofi.
"Tante, ih!"
"Abis tante gemes sih waktu mendengar dari bibi bahwa kamu jalan-jalan sore pakai-pakaian gembel. Pakai pakaian yang bagus kek. Orang belum jadi pembantu beneran.""Karena kegembelan itulah fia bisa dapet kerja."
"Siapa sih nama calon majikanmu itu?" Tanya om hengky.
"Namanya nyonya irwan. Om dan tante kenal?"
Kedua suami istri itu saling pandang. Akhirnya tante sofi menggeleng. Dia nggak pernah kenal dengan orang yang bernama irwan.
"Irwan atau irawan?"
"Irwan, tante."
"Nggak. Tante nggak kenal nama itu. Tapi kalau nyonya irawan tante kenal. Barangkali papa kenal dengan nyonya irwan?" Tante sofi mengalihkan pemandangannya pada om hengky.Om hengky mengangkat bahu kemudian menggeleng. "Kenalan papa kan kenalan mama juga. Kalau mama nggak kenal nyonya irwan, berarti papa juga nggak kenal dong."
"Iya, iya! Gitu aja sewot!" Tante sofi tersenyum penuh arti pada suaminya. "Omm takut kalau tante cemburu." Kemudian tante sofi terkikik geli.
Lega Sofia rasanya mendengar om dan tantenya sama-sama tidak mengenal nyonya irwan. Senyumnya mengembang lebar.
"Tapi tante tetep nggak setuju kamu kerja. Apalagi jadi pembantu rumah tangga!"
"Tante kan mulai lagi!" Sofia cemberut. Tapi dia segera menghentikan cemberut nya ketika sebuah tangan mungil menggelitiknya. Diliatnya Rio sudah berdiri disampingnya sambil tersenyum lucu. Sederetan giginya yang kecil-kecil terlihat.
"Lo, jangan ganggu mbak fia!" Bentak tante sofi halus. Tante sofi masih ingin Omong-omong tentang majikan baru Sofia itu sebelum Sofia benar-benar kerja disana nantinya. Tapi Rio seolah tak mendengarkan kata-kata mamanya. Dia terus saja Menggelitik pingang Sofia.
"Lo pingin main cama mbak pia!" Rio berteriak keras-keras ketika untuk kedua kalinya dia diperingatkan. Om, tante, dan Sofia langsung menutup telinga. Budek! Kemudian Rio menarik tangan Sofia ke luar rumah.
"Fia! Tante tetap kurang setuju dengan pekerjaanmu!" Teriak sofi sebelum tubuh kedua anak itu menghilang dibalik pintu.
Sofia cuma menanggapinya dengan lambaian tangan dan kedipan matanya.
TBC. Makasih yang udah mao baca jangan lupa pencet bintang, happy Reading. Muach. Iya tau pendek. Soalnya mau UN. Bhayyh.~bunga💜.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iyem Cantik Iyem Manis
Teen FictionSeseorang remaja yang masih muda, dan ingin menjadi pembantu Happy Reading❣!