"Saya so... Eh, iyem."
"Ya, ya, nggak papa. Nggak perlu minta maaf. Kamu kan nggak punya salah. Duduk aja diatas." Wanita setengah umur yang masih cantik itu menarik tubuh Sofia yang terduduk dilantai untuk berdiri.Sofia nurut. Dia bangkit, masih dengan rasa takut-takut. Bukan karena wanita itu keliatan galak, tapi itu merupakan bagian dari awal petualangannya.
"Pak minta sudah cerita. Benar ini memang dompet saya." Wanita itu duduk di depan Sofia dengan anggun "memang sejak sore tadi saya kebingungan mencarinya. Seperti jatuh ketika keluar dari swalayan. Tapi nggak ada waktu saya untuk kembali mencarinya." Kemudian wanita itu membuka dompetnya dan menelitinya lagi.
"Kamu jujur sekali. Jarang ada orang yang mau mengembalikan dompet temuan. Apalagi isinya uang. Saya berterima kasih sekali padamu. Dompet ini memang berisi surat-surat penting." Wanita itu tersenyum lembut sambil memperhatikan wajah Sofia dengan saksama.
"Uangnya sih nggak begitu banyak. Sisa belanja. Dan uang itu juga masih utuh. Kalau saja kau menggunakannya untuk biaya perjalanan juga nggak papa ko."
"Tidak, Nyonya. Saya menggunakan uang saya sendiri," Jawab Sofia pelan. Dia merasa segan pada tuan rumah yang baik itu.
Beberapa menit kemudian muncul pembantu seusia Sofia membawakan satu gelas minuman. Nyonya rumah itu baik sekali. Setelah minum disuruhnya Sofia makan. Tentu aja dia nggak menolak rezeki. Nggak baik menolak rezeki. Dan yang lebih penting, dia ingin menarik simpati Nyonya rumah itu.
"Disini tinggal dengan siapa?" Tanya nyonya rumah itu membuka percakapan. Saat itu Sofia sudah selesai makan.
"Dengan tan....eh, maksud saya bibi saya," Jawab Sofia hampir kelepasan ngomong.
Nyonya rumah itu mengangguk-angguk.
"Asalmu dari mana?"
Dari mana ya? Sofia mulai memutar otaknya mencari jawab pertanyaan itu. Kalau jujur bilang asal bandung...ah, jangan! Asalnya dari...dari Yogya aja. Toh tidak terlalu bohong. Ya, dulu Sofia sempat ikut eyang di yogya selama beberapa tahun. Dan dia juga bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan logat Jawa. Biasanya orang Jawa hobi merantau ke Jakarta.
"Saya berasal dari Yogya." Sofia sedikit mengubah logat bahasanya. Untung nyonya rumah itu tidak curiga dengan perubahan logat bahasanya yang berubah sedikit menjadi "medok".
" Kerja dijakarta sini?"
"Belum. Saya baru beberapa hari datang ke Jakarta." Hati Sofia bersorak senang mendengar pertanyaan itu. Kegeeran dia."Mmmm... Bagaimana kalau...." Nyonya rumah itu tidak melanjutkan kalimatnya. Dia seprti sedang berpikir-pikir dan menimbangkan sesuatu. Tetapi kemudian putusnya cepat.
"Bagaimana kalau kamu bekerja disini aja?"
"Bekerja disini?! Senang sekali, Nyonya!"Sofia nyaris terpekik keras sangking gembira dan surprisenya.
TBC segitu dulu yaa,, mksh. Selamat membaca:).
~bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iyem Cantik Iyem Manis
Novela JuvenilSeseorang remaja yang masih muda, dan ingin menjadi pembantu Happy Reading❣!