8.

180 6 0
                                    

Sofia tau tantenya tidak setuju dengan kerjaan yang sudah diperolehnya. Ia jadi heran, kenapa tante sofi bisa berubah begitu? Padahal dulu-dulu sebelum datang kejakarta tante sofi bersedia membantunya.

Kembali Sofia mengamati baju-baju loakannya yang tergeletak pasrah di tempat tidur. Dia jadi geli sendiri membayangkan dirinya menggunakan baju-baju lecek kaya gitu. Baru dicoba satu kali aja, dia udah lupa dengan wajahnya sendiri. Apalagi nanti kalau dia mesti pakai setiap hari. Bisa-bisa dia terkena penyakit "amnesia" Lupa pada identitasnya sendiri. Atau akibat yang lebih parah lagi, barangkali teman-teman semasa SMA-nya dulu lupa padanya bila kebetulan bertemu dijalan.

"Sudah siap, fia?" Om hengky mengetuk pintu kamar Sofia.

"Sebentar, om!" Teriak Sofia sambil bergegas memasukkan baju-baju lusuhnya ke dalam tas kumal.

"Ya, ampun...keponakan tante kenapa bisa berubah ujud begini?!" Pekik tante sofi histeris melihat penampilan baru Sofia.

Sofia berputar-putar genit di depan tantenya. "Gimana, tante? Pantes nggak?" Sofia minta pendapat.

"Mirip! Begitu sempurna." Tante sofi mengamati penampilan Sofia dari atas ke bawah. Takjub.

Sofia tersenyum bangga. Doo... Bangga!

"Ngak sia-sia kamu beradaptasi."

Sofia cuma nyengir mendengar cemoohan tantenya.

"Pa, nggak pantes dong pembantu kumal macam naik mobil kita. Nanti mobil kita kotor lho?!" Seloroh tante sofi menghampiri suaminya.

"Pembantu kumal yang manis!" Om hengky ikut menimpali. "Iyem! Ayo cepet berangkat!"

Om hengky merangkul Sofia. Sementara tante sofi menggendong Rio keluar rumah, mengantar kepergian Sofia sampai garasi. Dia nggak sampai hati mengantar Sofia sampai di tempat kerjanya

***

Di ujung jalan om hengky menghentikan mobilnya. "Apakah om perlu mengantarmu sampai di depan rumah?" tawar om hengky, membuka pintu mobil.

"Jangan, om! Sampai sini aja. Biar fia kerumah nyonya irwan sendiri."

"Om akan bilang...."
"Jangan, om! Biar fia yang ngomong sendiri aja," cegah Sofia, cepat-cepat menutup pintu mobil.

Akhirnya om hengky nyerah. Dia cuma bisa memandangi langkah Sofia dari jauh sebelum akhirnya membelok masuk ke rumah besar bercat putih. Tempat kerjanya.

Om hengky cuma geleng-geleng kepala melihat kekerasan hati Sofia. Anak itu kalau sudah punya niat tidak bisa dicegah lagi.

Mobil Accord merah itu akhirnya berjalan melewati rumah besar itu akhirnya berjalan lagi melewati rumah itu lama-lama. Tak lupa ia mencatat alamat rumah itu baik-baik.

Dengan memakai bajunya yang sederhana Sofia menunggu kemunculan nyonya irwan. Sementara rambutnya yang sebahu dibiarkannya tergerai. Dari sana muncul bau-bauan aneh yang khas. Kebetulan ada kaca besar di ruangan itu. Dengan ekor matanya Sofia mulai melirik penampilannya yang antik.

Hihihi... Sofia jadi geli sendiri melihatnya. Bukan Sofia si tomboy yang sekarang ini dilihatnya, tapi kini Sofia yang lain. Sofia yang berganti nama iyem. Penampilannya lumayan lecek dan sama sekali nggak sedap dipandang mata.

Tiba-tiba terdengar langkah dari dalam. Sofia merapikan posisi duduknya.

"Sudah lama menunggu?" tanya nyonya irwan berjalan ke arahnya, sambil tersenyum ramah.

Sofia mengangguk hormat..
"Seperti, yang telah saya janjikan, mulai hari ini kamu bisa kerja disini. Jangan takut-takut, keluarga disini nggak jahat-jahat kok. Dan kami juga berasal dari Yogya. Kalau diitung-itung masih tetangga juga."

TBC,, ye up, udh beberapa hari kagak up? Ok, jan lupa klik bintang. Happy Reading.


~bunga💜.

Iyem Cantik Iyem ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang