5-Bahagiaku

55 9 0
                                    

olaH syug...ada yang penasaran gimana visual cast Satria dari Pelangi di kala Rain-du?. Baca dulu ceritanya sampai selesai nanti kalian bakalan tahu gimana bentukan wajah si pria penabur garam.

Adakalanya,

Bahagia tak s'lalu identik dengan mewah

Cukup sebatas temu

Dan habiskan waktu bersamamu

Sudah cukup menjadi penawar rindu

|Afissa_HO|

Anggi mengalihkan pandangannya dan mencoba melihat siapa yang sedang memperhatikannya. Tapi tidak ada seorang pun yang Anggi kenal, semua siswa sibuk menyantap makanan mereka masing-masing. Kecuali seorang pria dengan jaket jeans dan headset yang bertengger di telinganya.

Anggi mencoba menghampiri pria itu tapi tangannya langsung ditarik oleh Een.

"Masuk kelas yuk, nanti Pak Wira keburu datang." Ajak Een yang langsung menarik Anggi meninggalkan kantin.

"Selamat siang anak-anak." Sapa Pak Wira

"Siang pak......"

"Sekarang kita ulangan ya, kan materi tentang Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar sudah selesai minggu kemarin."

"Tapi pak, kan minggu kemarin bapak belum bilang kalo mau ulangan sekarang." Ujar Satria.

"Loh kalian kan siswa, tugasnya siswa kan belajar, jadi seharusnya kalian sudah belajar sebelum diperintah." Jawab Pak Wira.

"Tapi kan pak......." Ucap Satria yang kemudian menghentikan argumennya saat Pak Wira tetap membagikan kertas ulangan.

"Sial, kalo ulangannya dadakan gini, gue gak sempet naburin garam dibawah meja guru." Gerutu Satria.

"Soalnya cuma dua jadi waktunya cukup 10 menit ya." Ucap Pak Wira

"Soalnya cuma dua tapi beranak lima sama aja seperti 10 soal." Gumam Een.

Anggi hanya tersenyum tipis melihat teman-teman sekelasnya memanyunkan bibir mereka, ingin dia tertawa terpingkal-pingkal tapi tak cukup waktu karena dia harus berpikir keras untuk menyelesaikan soal beranak lima itu.

Pening di kepalanya kini mulai menggeliat, darah segar akan segera mengalir dari hidung romannya. Anggi mencoba merogoh saku bajunya tapi tak ada satu pun tisu yang tersisa. Ingin Anggi permisi ke kamar mandi tapi itu akan menghabiskan waktu 10 menitnya.

"Bagaimana ini, jangan sampai teman-teman sekelas tahu kalau gue mimisan." Batin Anggi.

Darah segar mulai menuruni hidung roman Anggi yang langsung ia tutup dengan tangannya, Anggi terkejut saat tangannya langsung di tepis oleh sesosok tangan kekar laki-laki yang masuk melalui jendela dan memberikannya tisu.

"Raindy?" ucap Anggi terkejut.

"Udah gak usah kaget gitu, ini tisu buat lo. Cepat hapus darahnya dan selesain ulangannya. Jawab yang bener!." Ucap Raindy yang meninggalkan Anggi setelah mengelus puncak kepalanya.

"Bagaimana dia bisa tahu kalo gue lagi butuh tisu?." Pertanyaan itu berputar-putar di benak kalut Anggi yang di kejar-kejar waktu untuk menyelesaikan soal-soal dari Pak Wira.

Sepuluh menit seperti satu menit jika berhadapan dengan soal-soal yang diberikan Pak Wira. Sulit, sesulit menebak jalan pikir Pak Wira yang kadang-kadang baik dan kadang-kadang killer. Entah dari mana Pak Wira mendapatkan soal semacam ini. Soalnya gampang tapi jawabannya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Cukup untuk mencuci otak siswa XI IPA 7.

Pelangi di kala Rain-duTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang