~**~
Laksana sajak yang kehilangan penikmatnya
Melodi yang kehilangan nadanya
Dan senja yang merindukan fajar di pangkuannya
©Afissa_ho
Anggi menancap gas segwaynya, fokus pada alasan utamanya berangkat ke sekolah pagi-pagi. Menyusuri lorong sekolah yang masih terlihat sepi.
"Lo gak apa-apa?. Sini biar gue yang ngobatin." Ujar Anggi dengan wajah cemas dan nafas yang masih tak karuan.
"Gue gak apa-apa, ini cuma luka biasa. Lo minum dulu." Titah Raindy dengan kepala dan lengan yang sudah dibalut perban
Anggi langsung mengambil air minum yang dipegang Een tanpa basa-basi
"Loh, itu kan...." Raindy mengisyaratkan Een untuk membiarkan Anggi meminum bekal air Een.
"Huft.." Keluh Anggi.
"Gimana? Udah hilang hausnya? Jangan lupa digantiin itu bekal air punya Een. Jangan sampai Een dehidrasi gara-gara lo." Sindir Raindy halus.
"Lo lah yang ganti, kan gara-gara lo gue jadi begini. Lagian pake ada acara berdarah kayak gini juga." Alibi Anggi membela diri.
"Siapa yang minum, siapa yang gantiin." Ucap Raindy samar memalingkan wajahnya dan menggaruk alisnya yang tidak gatal.
"Heh...bilang apa lo barusan?."
"Aww." pukulan Anggi membuat Raindy merengek kesakitan.
"Eh sorry sorry..."
"Apa sih, gue gak ngomong apa-apa."
"Barusan lo ngomong sesuatu." Tukas Anggi
"Gak."
"Iya."
"Gak."
"Iya."
"Udah-udah kok malah berantem di sini sih." Lerai Een. Keduanya sama-sama diam. Tidak ada yang membuka suara
"Lo kenapa kok bisa berdarah kayak gitu?." Tanya Een yang sedikit gengsi.
"Gak tau."
"Iiiiii.... Kok gak tau sih."
"Aww sa-kit." Ucap Raindy penuh penekanan dan sepasang sorot mata tajam.
"Ya udah, makanya jawab. Lo kenapa kok bisa berdarah kayak gitu?." Sambung Anggi dengan memalingkan wajahnya mencoba membuang sikap takutnya melihat Raindy.
"Dikeroyok."
"Apa? Kok bisa? Sama siapa?." Tanya Anggi bertubi-tubi
"Sama SMA sebelah, anak tim basket yang kalah tanding pekan lalu."
"Udah kalah, masih gak mau ngakuin kesalahan, dasar egois." Omel Anggi samar-samar menggerutu sendirian
"Udahlah, orang udah kejadian juga, gak guna lo ngomel-ngomel gak jelas."
"Biarin, gara-gara mereka gue gak sarapan."
"Ya udah nanti gue beliin."
"Seriusan? Beneran? Sungguh?."
"Iya." Ucap Raindy malas bersamaan dengan lirikan Anggi melihat Een yang juga mengacungkan jari.
"Sama Een juga?."
"Iya-iya, sama Een juga."
"Horeeeeee." Ucap Een yang mengagetkan seisi ruangan, tingkahnya mendadak berhenti setelah disorot sepasang mata Anggi dan tatapan aneh Raindy
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di kala Rain-du
Teen FictionMengikhlaskan, satu kata yang mudah di ucap tapi sulit dilakukan, seperti halnya Surah Al-Ikhlas tak ada kata ikhlas di dalamnya karena ikhlas tak terlihat dan ikhlas tak terucap, ia hanya terasa dalam hati. Mengikhlaskan cinta yang telah terpendam...