02. The Most Wanted Boy
***
Pagi ini, seorang murid dengan rambut panjang berkulit putih tengah menuruni anak tangga rumahnya dengan tergesa-gesa.
Ia tidak tau kenapa kakak nya tidak membangunkan nya.
Arloji kecil yang menempel di tangan nya, sudah menunjukkan pukul 06.50. ---tau apa artinya kan??
"Kenapa gue bisa telat bangun siihhhh??"
"Nyesel gue nonton drama korea sampe tengah malem," lanjutnya.
Aria terus saja bergumam kalimat yang sama sepanjang perjalanan menuju sekolah.
Tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya. Ia sampai di sekolah pada pukul 07.10. Itu artinya gerbang sekolah sudah ditutup lima menit yang lalu.
Entah datang dari mana, tiba-tiba seorang cowok berambut pirang dan berpostur tubuh tinggi yang familiar datang menghampiri Aria.
"Bisa telat juga lo?" remeh cowok itu.
"Steven?"
Ya, cowok itu adalah Steven yang tidak sengaja ia tabrak kemarin di koridor.
"Lo mau masuk?" tanyanya
"Pertanyaan lo kok nggak masuk akal banget sih? Ya iyalah gue mau masuk." jelas Aria
"Kalo gitu ikut gue." ucap nya datar.
Tanpa seizin dari Aria, cowok itu langsung saja menarik pergelangan tangannya dan menuntun Aria menuju belakang sekolah.
"Eh, lo mau bawa gue kemana? Lo mau nyulik gue ya?"
"Lepasin nggak? Lepasin!" lanjutnya sambil memberontak.
"Bisa diem nggak sih lo? Lagian kayak nggak ada kerjaan banget gue nyulik lo," tidak membentak tetapi berhasil membuat Aria bungkam.
Entah sihir apa yang cowok itu berikan pada Aria, sehingga ia menurut begitu saja. Dan sampailah mereka di belakang sekolah. Aria pikir dia akan masuk melalui pintu belakang, tetapi pintu itu juga terkunci. Dan disekeliling pintu itu hanya ada tembok yang menjulang tinggi.
"Hmm oke, sekarang kita ngapain disini?" tanya Aria yang kebingungan karena tidak melihat ada jalan masuk ke dalam sekolah kecuali pintu itu.
Bukannya menjawab, cowok itu malah sibuk menyingkirkan daun-daun yang menumpuk tak jauh dari mereka. Tak lama, Steven datang dengan sebuah tangga aluminium lipat.
"Wiihh, hebat juga lo. Lo sering telat yaa, makanya sampe ada tangga yang lo sembunyiin." tebak Aria tepat sasaran.
Steven hanya melihat sekilas ke arah Aria lalu tersenyum.
"Panjat." ujar Steven. Aria tampak berpikir sejenak.
"Ayo panjat. Gue yang megangin tangganya." sambungnya.
"I-iya iya." jawab Aria pasrah.
"Jangan ngintip!" ujar Aria saat sudah menaiki empat anak tangga.
"Enggak ah. Bawel lo."
***
Setelah mereka berhasil masuk ke dalam sekolah tanpa ketahuan guru piket, Aria langsung saja merapikan rambut nya yang tadinya sedikit berantakan karena harus lompat dari tembok yang kira-kira tingginya 3 meter tersebut. Mereka menjatuhkan diri diatas rumput jepang, jadi resiko terluka kecil.
Saat sedang merapikan rambut, tanpa ia sadari Steven diam-diam memperhatikannya. Ia tersenyum melihat tingkah konyol gadis itu.
"Yuk, masuk. Tar keburu bel sia-sia lagi perjuangan gue." ajak Aria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Encounter
Teen FictionSebuah pertemuan yang tidak disengaja antara Steven dan Aria. Dua orang most wanted yang menjadi semakin dekat seiring waktu setelah tidak sengaja bertabrakan dikooridor sekolah. Awal kisah mereka memang terbilang cukup manis. Tetapi, ada saja oran...