"Maaf banget ya buat yang tadi, plus makasih banget udah nolongin gua," kata Kyla sambil membuat pose meminta maaf."hm," balas Nathan singkat.
"Heh Kalian!"
"Mampus," batin mereka berdua dengan wajah panik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-Chapter 3-Jantung keduanya berpacu bak pompa yang sedang bekerja ekstra, dengan keringat dan wajah yang panik mrlengkapi suasana, bahkan membuat mereka tak berani untuk menoleh sekalipun.
"Kalian ngapain disitu? dicariin sama kaka-kakanya"
Sontak mendengar suara itu mereka berdua langsung menoleh ke sumber suara dan menemukan Gatha dengan wajah bingungnya, kemudian dibalas helaan nafas panjang tanda 'lega' karena yang menemukan mereka bukan kakak kelas berwajah galak tadi.
"Iya, maaf ya tadi perut gua sakit banget jadi agak lama." Kata Kyla bohong.
"Yaudah yuk ke kelas, dari tadi dicariin sama kakak osisnya."
"Yuk,"
Kyla dan Gatha pun berjalan menuju kelas, diikuti Nathan dibelakangnya.
Mereka pun sampai di kelas dan mengetuk pintu kelas kemudian masuk, dan diikuti dengan pandangan mata yang menuju ke mereka ber-3.
"Kalian habis dari mana?" tanya kaka kelas yang bernama Vanisa.
"Dari toilet kak," jawab Kyla berusaha setenanng mungkin.
"Masa ke toilet lama banget si? di toilet atau dimana bisa berduaan gitu?" Celetuk kaka kelas bername tag 'Amanda' kepada mereka.
"Kenalin nih, Raja dan ratu baru kita." Lanjut dia sambil menyeret tangan Kyla dan Nathan yang hanya bisa pasrah, sebab jika melawan itu bisa membuat keadaan semakin buruk.
Murid-murid hanya menatap penuh tanya dan sesekali berbisik dengan teman sebangkunya.
"Udah-udah, cukup. Kalian duduk ditempat kalian," Kata Vanisa ketos baik hati penolong mereka saat itu, keadaan itu membuat semua murid diam.
Kyla dan Nathan duduk dibangkunya masing masing dengan wajah sedikit tegang dan peluh yang ada didahi Kyla bercucuran, Gatha pun menawarkan tisue kepada Kyla, dan dia mengucapkan terima kasih setelah menerima tisue tersebut.
Mereka melanjutkan Mos yang tertunda dengan keadaan mata kaka kelas bername tag Amanda tadi masih melihat Kyla dengan tatapan tak sukanya, entah kenapa tatapan tersebut membuat risih Kyla yang notabennya murid baru yang amat sangat berpotensi menjadi bahan bullyan kaka kelasnya, dan Kyla tak mau itu terjadi.
Tak terasa bel pertanda berakhirnya hari pertama sekolah ini berdering. Teriakan riang dan senyum lebar dari murid baru memenuhi ruang kelas , tak terkecuali Kyla yang menghembuskan nafas panjang, sambil membereskan barang-barangnya yang tergeletak diatas meja.
Mereka memberikan salam dan bergegas pulang menuju rumah mereka dengan riang gembira.
"Ky, lu balik kemana?" Tanya Gatha kepada Kyla .
"Ke rumah lah kocak,"
"Nenek nenek maen karet juga tau, maksud gua ke arah mana lu balik? kali aja searah, jadi bisa bareng," Kata Gatha.
"Di Jl. Bahagia, rumah lu dimana?" Tanya Kyla.
"Di ruma jajaja,"
"Udah pernah disantet gak bisa ngedip belom?" Kata Kyla dijawab ketawa khas Gatha yang menggelegar.
"Lah se arah yak, gua dijalan Raflesia, yaudah yuk balik bareng," Ajak Gatha dibalas anggukan oleh Kyla dan perjalanan mereka ke luar.
Saat mereka menuju ke luar, ada segerombolan kaka kelas dan ada kak Amanda disana yang menatap Kyla dengan tatapan tajam, menusuk dan dingin alanya, dilihat seperti itu membuat Kyla tak nyaman dan bergidik ngeri seperti akan diterkam oleh macan yang belum makan berbulan-bulan lamanya.
Gatha menyeret Kyla dengan berjalan cepat menuju gerbang sekolah, nafas mereka terengah-engah karna kelelahan sehabis berlari kecil.
"Serem banget gak si itu kaka kelas," Kata Kyla masih dengan nafas terengah-engah.
"Iya, kaya macan. Auuummm." kata Gatha dengan pose mencakar ala macan dibalas cekikikan oleh Kyla.
Saat mereka tertawa muncullah Nathan dan William di gerbang sekolah, membuat kedua teman yang sedang tertawa seketika terhenti dengan wajah kikuk.
"Lu diganggu sama Amanda?" Tanya Nathan tiba-tiba.
"N-n-ngak," Jawab Kyla kikuk.
"Gak usah bohong," Kata Nathan dengan nada santai namun tegas."
"D-dia cuma ngeliatin gua doang, Ya gak Gatha?" Terang Kyla sambil menyikut Gatha dibalas anggukan kepala Gatha.
"Yaudah, kalo misalnya dia gangguin atau gimana lapor sama gua," Kata Nathan lalu pergi bersama William.
"Lapor? cita-cita lu mo jadi polisi ya lapor lapor, bukan urusan lu juga kan," Kata Kyla berani karna merasa dikasihani membuat langkah kaki Nathan terhenti dan berkata,
"Cita-cita gua mo ngelindungin lu dari Manda," Lalu melanjutkan langkahnya yang terhenti.
"Apaan si jayus banget,"
"yaampun serem banget itu orang," Kata Gatha.
"Udahlah gak usah mikirin dia, gak jelas emang dia," Kata Kyla, lalu menaiki angkot yang sudah berhenti tepat di depan mereka.
Selama perjalanan Kyla hanya bisa bingung dengan sikap Nathan yang seolah perduli dengan dia, namun dia bingung apa kaitannya Amanda? kenapa Nathan seolah khawatir dengan sikap Amanda kepada Kyla? Entahlah, semuanya membuat Kyla makin bingung saat memikirkannya lebih jauh.
Tak terasa angkot sudah memasuki jalan Bahagia, dimana rumah Kyla berada, Kyla kemudian turun dan berpamitan kepasa Gatha.
"Sampai jumpa besok Kyy," Teriak Gatha dari kaca dibalas lambaian tangan oleh Kyla.
Kyla pun masuk ke rumah dengan pikiran mandi dengan air dingin berharap itu dapat merefresh otaknya dari pikiran-pikiran yang semakin dipikirkan semakin kusut.
Tapi ada satu pertanyaan yang selalu bersarang diotak Kyla,
"Sebenarnya siapa Amanda?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku, Kamu, dan Kenangan
[Chapter 3 End]Maaf banget terlalu lama up, semoga kalian suka🙏 maaf untuj typonya~
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Kenangan
Teen FictionIni kisah ku dengan dia yang sedingin es batu.