"Ada apaan lagi si?" Katanya sambil melepas paksa tangan yang tadi gua tarik.
"Gua minta maaf."
"Minta maaf? Gua gak ngerti maksud lo apa, udah deh ya gua sibuk, gua mau pula--"
"Manda itu sodara tiri gua," Kata gua memotong ucapan Kyla, lalu dibalas Pelototan pertanda kaget.
"Hah? Sodara tiri?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-Nathan POV-"Sodara tiri gimana maksud lu?" Tanya Kyla dengan mata melotot.
"Ya pokoknya sodara tiri, makannya dia sksd sama gua"
"Kalo sodara tiri ya lu berdua udah kenal lah, ngapain sksd, bambang"
Gua cuma bisa nyengir membalas perkataan Kyla.
"Tapi btw, gak ada urusannya lu mo sodara tiri kek, mo apaan kek serah lu, gak ada urusannya sama gua, kenapa lu seolah-olah menyeret gua dalam hal ini?"
Glek
Asli, gua bingung mo bilang apa, jadi gua putusin untuk cari alasan yang tepat ke kyla.
"Karna lu, hemm...." Kata gua sambil mencari alasan yang tepat.
"Hem ham hem mulu, gece (Gerak cepat) ngapa dah sore,"
"Sebenernya.... Gua...."
"Asli, ngomong apa gua tampol lu sekarang!" Katanya kesal membuat gua ngakak sekenceng-kencengnya.
"Sebenernya gua... Mo berak, udah yuk balik mo berak gua,"
"Stoberi mangga apel, Sori gak lepel. Balik sono lu ke akherat," Katanya kesal sambil memerincingkan matanya tanda kesal, membuat gua makin ngakak gak karuan, lalu Kyla pun pergi dari hadapan gua.
"Eh tungguin,"
"Bodo amat," katanya malah lari menuju ke depan.
⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫
Kami akhirnya duduk di angkot yang penuh sesak, yang bikin badan gua berhimpitan sama kyla.
"Awas lu ngambil kesempatan dalam kesempitan, gua gorok leher lu," katanya dengan gaya mengoorok leher dengan telunjuk.
"Galak bener neng,"
Lalu kembali sepi, ditemani klakson mobil dan motor dibelakang yang mengisyaratkan untuk segera jalan, dan akhirnya angkotpun jalan dengan angin yang berhembus di jendela yang terbuka lebar namun tak memberikan efek sejuk, karna penuhnya manusia di dalam angkot.
Sebenernya, daru awal, gua mau kenalan sama Kyla, karna menurut gua, dia itu mirip banget sama anak kecil yang dulu tolongin gua disungai, makin penasaran karna cara bicaranya pun tak berubah.
Tak terasa angkot pun berhenti dan Kyla turun disitu untuk kembali kerumahnya, tanpa salam dia lari menuju komplek perumahan rumahnya dan pergi ninggalin gua yang termenung dengan awang awang ingatan yang pudar karna kejadian yang sudah amat sangat lampau.
⚪⚪⚪⚪⚫⚫⚫⚪⚪⚪⚪
-Kyla POV-
Pagi hari yang cerah menggawali pagi hari dimana akhirnya terbebas dari masa Mos, seneng pake banget banget, rasanya mo koprol tapi gak bisa koprol, yaudahlah ya.
Gua masuk ke dalam dan melambaikan tangan ke papa, lalu papa pergi kembali berangkat kerja. Gua masuk dan mengucapkan salam ke pak Imron.
"Pagi pak,"
"Wes pagi, tumben lu cerah bener gua liat nih hari, abis menang lotre lu ya?"
"Yakali pak, di deket rumah gua adanya lotre sabun pak kaga seru,"
"Bisa ae lu, masuk sono lu, dikit lagi bell,"
"Siap pak, masuk dulu yak pak,"
"Oke mantab,"
Aku pun masuk dan segera berlali menuju mading sekolah, mau memeriksa dikelas berapa aku masuk. Aku masuk di kelas 10-A, lalu bergegas masuk ke ruang kelas 10-A, dengan langkah senang.
Saat masuk, kelas ini sudah penuh dengan orang-orang dan mereka berdampingan, tinggal satu kursi yang tersisa dan disamping Nathan yang sedang tidur, duh mimpi apa si gua semalem.
Gua cuma bisa pasrah dan memutuskan untuk duduk disana. Gua taro tas gua dengan gebrakan, membuat sang empu yang sedang tertidur kaget lalu terbangun dengan sedikit hentakan.
"Eh apaan si ngagetin aja," katanya, sambil memfokuskan matanya, lalu gua cuma bisa ketawa ngeliat mukanya.
"Dih, ngikutin gua lu ya?"
"Geer najis,"
"Ngaku aja dah, dari pagi gua udah duduk disini, masa tiba-tiba lu duduk disini juga?"
"Ngak tuh, semua tempat duduk dah penuh, jadi terpaksa deh gua duduk samping lu," terang ku pada Nathan.
"Alesan,"
Bell masuk pun berdering pertanda hari pertama masuk kelas baru pun tiba, anak-anak kembali duduk rapih ke tempatnya masing-masing, lalu selang beberapa menit guru pun datang dan pelajaran kembali dimulai.
"Kelas baru, dengan teman sebangku yang menyebalkan, malangnya nasibku hari ini," batin ku tersiksa.
Pertama kita disuruh memperkenalkan diri satu persatu sama seperti saat MPLS/MOS kemarin, lalu ibu Wati pun membacakan peraturan dan membuat susunan kepanitiaan kelas. Dan, yang membuatku tak percaya, Nathan jadi ketua kelas, What the helll!!
Aku menjadi bendahara kelas yang mengurus kas (pencatatan dan penerimaan kas), dan Safira menjadi bendahara yang mengurus pembelian, dan hari ini dihitung hari pertama kita semua membayar kas, anak anak pun mrmbayarkan uangnya kepadaku.
Lalu tak terasa bell istirahat pun berdering kencang, membuat anak-anak kegirangan.
Mereka lekas pergi setelah ibu Wati pergi, aku membereskan catatan dahulu dengan Nathan yang masih tidur beralaskan lengan yang dilipat di sambil duduk ditempatnya. Selang beberapa menit, tugasku selesai dan aku membereskannya, lalu menaruhnya didalam tas.
Lalu, Manda dan genknya datang menemui ku.
"Eh, Masa pacaran dalam kelas sih, apalagi kelas sepi gini, bisa jadi berita hot nih," kata Manda memancing amarahku.
Duh sumpah males banget ngadepin manusia macam manda.
"Ngiri? Bilang," balasku.
"Apa lo bilang?!" Katanya kesal.
"Manda enough, jangan bikin gua makin eneg sama lo," kata Nathan terbangun dari tidurnya yang sebenarnya hanya memejamkan matanya sesaat.
"Wah, karna lo Nathan jadi gak suka karna gua," Kata Manda sambil menunjuk-nunjuk muka gua dengan mata yang memancarkan kemarahan.
"Cukup, lo udah keterlaluan," teriak seseorang dari depan pintu, kami pun menengok sumber suara dan asalnya dari Gatha.
"Eh diem lo anak kecil, lo gak tau apa apa," kata Manda sambil menunjuk Gatha.
"Udah ah males ladenin orang gila, yuk makan Ta," Kata ku sambil pergi kekantin, di ikuti Nathan yang ternyata ditunggui oleh William diluar.
"Awas aja, lo bakalan nyesel," kata Manda sambil teriak.
"Bacot," kata Nathan.
"Dasar sinting," kata Gatha.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku, Kamu dan kenangan
[Chapter 6 End]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hulla, saya balik lagi wkwkwk, terima kasih sudah mampir untuk baca, jangan lupa Votenya, Terima kasih^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Kenangan
Teen FictionIni kisah ku dengan dia yang sedingin es batu.